Menu

Pasal 1


Yak 1:1

Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan.
Karena itu merupakan ujian bagi iman kita sehingga kita dapat bertumbuh di dalam Tuhan melalui ketaatan pada-Nya.

Yak 1:2

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
Yakobus tidak berbasa-basi dalam menulis suratnya. Kalimat imperatif langsung dimunculkan tepat sesudah salam yang disampaikannya kepada orang-orang percaya tersebar ke mana-mana.
"ANGGAPLAH sebagai suatu kebahagiaan." Maknanya berlaku universal, karena orang-orang di segala zaman juga mengalami pencobaan. Begitu sederhananya kalimat perintah ini, mudah dimengerti dan diucapkan, namun seringkali membutuhkan usaha keras untuk melakukannya.
Catatan: Ada tertulis sebagai bagian dari doa yang diajarkan Tuhan Yesus, demikian: janganlah membawa kami ke dalam pencobaan (Injil Matius 6:13). Dan, yang lebih mirip adalah apa yang tertulis dalam surat 1 Petrus 1:6-7.
Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
• Yakobus tidak memaksudkan "jatuh ke dalam pencobaan" dalam arti terseret dan berbuat dosa. 

Kata PENCOBAAN diterjemahkan dari kata Yunani PEIRASMOIS yang berarti A PUTTING TO PROOF dalam artian suatu ujian untuk membuktikan kualitas iman

• Yakobus mengatakan "ANGGAPLAH sebagai suatu kebahagiaan", maksudnya bukan untuk berpura² bahagia ketika berada dalam situasi sulit, tetapi agar kita memiliki pandangan dan respon yang positif.

- "Ujian terhadap iman menghasilkan ketekunan" 

Yakobus menyatakan bahwa umat Allah bisa saja mengambil manfaat dari ujian iman itu. Mengubah masa sukar menjadi masa belajar, dapat membawa iman kita makin tegar. Karena melalui ujian, iman kita mendapat kesempatan untuk berakar dan memiliki kualitas ketekunan.
Catatan: Sama seperti keadaan jemaat Yahudi diaspora, kepada siapa Yakobus menuliskan suratnya ini, kita juga seringkali menghadapi tentangan dari sekeliling karena apa yang kita yakini.

Sebagai contoh:

- seorang wanita muda yang baru menikah. Penghasilan suami masih di bawah UMR. Mereka tinggal di rumah kontrakan. Motor masih kredit. Dikarenakan situasi ekonomi yang belum mapan, maka dia memutuskan untuk mengelola keuangan rumah tangga secara ketat, hanya membelanjakan uang untuk membeli barang yang benar² diperlukan dan menolak berbagai tawaran (arisan, cicilan barang dll). Tetapi justru mendapat tudingan sebagai 'Orang PELIT', Anti Sosial dll.

- atau, seorang suami yang setiap pulang kerja, selalu menggunakan waktunya untuk keluarga, karena menyadari bahwa kehadirannya penting bagi pertumbuhan jiwa anak²nya. Justru dikatakan sebagai STS (Suami TAKUT Istri)

- atau, seorang anak melihat bapaknya merokok seperti lokomotif, karena khawatir dengan kesehatan bapaknya, maka si anak memutuskan untuk mengingatkan bapaknya setiap hari agar berhenti merokok. Si anak malah dianggap sebagai anak yang kurang ajar, tidak menghormati orang tua dll

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata:
10 "Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga."
11 "Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat."
Matius 5:10-11 (TB)

Orang² sekeliling kita memang kadang berlaku tidak masuk akal. Ketika kita beritahu ada hitam² di wajah seseorang, dianggap itu menghina, padahal hanya memberitahu. Tetapi apapun itu, kita harus tetap memilih untuk berlaku benar, yang sesuai kehendak Allah. Karena sebagaimana yang dikatakan mother Teresa, “pada akhirnya, kita akan tahu bahwa ini bukanlah urusan antara kita dan mereka, tetapi urusan antara kita dan Tuhan."
Sebuah pertanyaan yg dibenak saya: "Bagaimana Yakobus menganjurkan / menyatakan untuk dapat menganggap Kebahagiaan disaat jatuh dalam berbagai bagai Pencobaan?"

Sebagian orang yg saya temui dalam kenyataan hidup: mengatakan / menyarankan
- Kamu jatuh dalam pencobaan, karena kamu berdosa
- Kamu jatuh dalam pencobaan, karena Imanmu lemah
- Kamu harus tetap tabah dalam menghadapi cobaan ini.
Dari saran saran tersebut: saya merenungkan Ucapan balik mereka, Sikap mereka, Pikiran mereka, dan saya hanya dapat melihat dengan Mata Jasmani saya, Namun saya tidak dapat melihat SIKAP Iman mereka.  ==
Catatan: Yesus berkata “Berbahagialan orang yang
dianiaya oleh sebab kebenaran...” (Mat. 5:10) 

Saya memaknai kata aniaya tidak hanya berhubungan dengan penganiayaan fisik, tetapi juga sebagai suatu cobaan/ujian (kita tahu bahwa Tuhan tidak pernah mencobai), Ada sebuah Sikap yang perlu kita jalani yaitu: Ketekunan.

Ketekunan berarti Rajin, dan bersungguh sungguh (KBBI V). Ketekunan adalah salah satu sikap yang penting yang diperlukan orang percaya seumur hidup, untuk menghadapi cobaan maupun ujian. Perlu kita tahu, bahwa di dalam Ketekunan akan muncul pembelajaran Iman dan Pengharapan dan ketika kita gagal atau berhasil semuanya tetap akan bermanfaat, setidaknya kita sudah MENGALAMInya. (Sikap hati dan sikap iman telah menghadapi dan merasakannya)

Karena kita tahu: Roma 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, sehingga Tuhan  bersabda di Matius 5:10 ..Berbahagialah (disini Tuhan sendiri menyatakan dengan Jelas)  ..memiliki hubungan yg nyata dengan Yakobus 1:2.
Salah satu hal yang ditekankan Yakobus dalam pasal 1 adalah Bertahan dalam Pencobaan. Bertahan dalam konteks ini sama dengan ketekunan. Orang yang mampu bertahan menunjukkan suatu kualitas iman yang luar biasa. Mereka tidak hanya menderita tetapi juga bertahan dalam penderitaan. Karena penderitaan adalah sebuah Proses yang kadang waktunya tidak diketahui seorang. Tetapi dalam proses itu mereka kuat dan mampu menjaga mutu iman mereka kepada Allah. Karena itu mereka layak untuk menerima reward.
Catatan: Matius 8:34-37.
34....setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku. 35. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barang siapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena injil, ia akan menyelamatkannya.
Yakobus mengatakan apabila kamu jatuh ke dalam pencobaan. Jadi ia memperkirakan bahwa kita akan menghadapi pencobaan (yang bukan hanya satu macam pencobaan melainkan "berbagai-bagai" artinya lebih dari satu) dan bahwa kita bisa saja mengambil manfaat dari pencobaan itu. Maksudnya bukan untuk berpura-pura bahagia ketika kita menghadapi penderitaan, melainkan agar memiliki pandangan positif ("anggaplah sebagai suatu kebahagiaan") karena apa yang bisa dihasilkan oleh kesukaran itu dalam kehidupan kita. Yakobus menyuruh kita mengubah kesusahan kita menjadi masa belajar. Masa sulit dapat mengajar kita untuk tekun. Untuk nas lain yang berhubungan dengan ketekunan (juga disebut kesabaran dan tahan uji) lihat Roma 2:7; 5:3-5; 8:24-25; II Korintus 6:3-7; II Petrus 1:2-9 (Sumber : Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan).
Catatan: Ayat ini memiliki makna yang sama yaitu dalam Lukas 4:13
Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.
Alasan saya adalah : Tuhan Yesus bisa melewati semua pencobaan yang disodorkan olehk iblis tak kala IA dicobai karena "ketekunan" Yesus dalam Firman Tuhan. Iblis mencoba untuk menjatuhkan Yesus dengan mengutip Firman Tuhan tetap Tuhan Yesus menjawabnya juga dengan Firman Tuhan. Tentunya ada "kebahagiaan" tersendiri saat kita berkemenangan dalam pencobaan karena memegang Firman Tuhan
Sebagai orang percaya kepada TUHAN YESUS harus siap menghadapi segala penderitaan secara jasmani yakni dengan menyangkali diri kita/menguasai diri/karakter kita maupun secara rohani yakni memikul tanggung jawab di dalam mengiring dan mengikut TUHAN YESUS yakni memikul salib Kristus siap menderita dalam memberitakan Injil anugerah keselamatan kepada jiwa2 yang akan binasa serta meninggalkan segala keinginan/kenikmatan duniawi dan berkorban dalam pelayanan.
Catatan: Matius 5:12 Yesus Kristus telah menyampaikan dalam khotbah di bukit kepada murid2-Nya dan orang2 yang hadir pada waktu itu tentang kebahagian dan salah satunya Tuhan Yesus mengatakan bahwa ketika mengikut TUHAN YESUS dan mengalami cobaan/ujian dari luar maka kita harus "Bersukacitalah dan bergembiralah karena upahmu besar di surga, sebab nabi2 dahulu pun sudah mengalami penderitaan sebelum kamu dipanggil.

Yak 1:3

sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
Anggaplah ... menjadi satu kata perintah dan anjuran serta nasehat dari Yakobus dalam menghadapi apapun itu. Anjuran/perintahnya adalah untuk masuk dalam kebahagiaan, atau dapat dikatakan bahwa kebahagiaan akan tetap ada meskipun yang kita hadapi dan alami adalah berbagai-bagai pencobaan. Dan ketika menghadapi berbagai-bagai pencobaan itu akan menumbuhkan ketekunan sebab pencobaan itu adalah ujian terhadap iman.
Biarkanlah ... merupakan nasehat, agar ketekunan oleh karena ujian terhadap iman menghasilkan atau membuahkan buah yang matang, yang sempurna dan utuh, sehingga tak kekurangan suatu apapun.
Catatan: Matius 5 : 7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. & Yohanes 20:29 Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Yak 1:4

Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
Kita sebagai orang percaya kepada TUHAN YESUS setiap hari kita meminta hikmat kepada TUHAN ALLAH melalui doa dan membaca Firman TUHAN yang adalah Hikmat yang sejati untuk menuntun kita dalam melaksanakan tugas dan pelayanan kita setiap hari untuk menjadi berkat bagi sesama manusia.
Catatan: Markus 11:24 "Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Ketika kita minta hikmat dalam doa dengan penuh kepercayaan maka kita pasti menerimanya.

Yak 1:5

Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.
- Merupakan suatu perintah, "next step" setelah mendengar firman, yaitu melakukan.
- Jika mendengar firman Tuhan tetapi tidak melakukan sama saja menipu diri sendiri karena tau apa yang benar tetapi tidak dilakukan.
- Jika dilanjutkan pembacaannya ke ayat 25 maka terdapat kontras "tetapi", jadi yang seharusnya dilakukan adalah meneliti dan bertekun melakukan Firman Tuhan.
- Dalam aplikasi alkipedia pada bagian tujuh ciri utama menandai surat Yakobus dikatakan, "Surat ini lebih menekankan hubungan di antara iman dengan perbuatan dari pada kitab PB lainnya". Dikatakan juga bahwa penulis kitab ini adalah Yakobus, hamba Allah dan saudara kandung Tuhan Yesus (Mat. 13:55). Artinya perintah untuk melakukan Firman dan bukan hanya mendengarkan merupakan sebuah perintah yang sangat penting untuk diperhatikan. ==
Catatan: Matius 7:24-27 dengan judul perikop "dua macam dasar". Dikatakan bahwa orang yang mendengar perkataan-Nya dan melakukannya adalah seperti orang yang bijaksana, tetapi orang yang mendengar perkataan-Nya tetapi tidak melakukannya adalah sama seperti orang bodoh.
Karena sifat manusia spy marah itu sangat bertentangan dengan kebenaran Allah. Karena kemarahan mudah cepat terpancing melakukan hal2 jahat. Jadi lebih baik lakukan banyak mendengar, dan lambat berbicara dan lambat utk marah.
Dalam ayat ini dimaksudkan dimaksudkan pada saat itu org Yahudi itu hidup cenderung duniawi dan sering berkelompok2 dan mempertahankan pendapat nya masing2 . Yakobus yg adalah Hamba Allah dan Hamba Tuhan Yesus memperingati hal ini, yaitu harus cepat mendengar pendapat2 yang orang lainlain dan mencerna lebih hikmat.
Catatan: Jika harus berbicara berbjcara dgn jawaban yang lemah lembut seperti yang Yang Yesus ajarkan dalam Matius 11:29 ..Pikullah Kuk yang kupasang dan belajarlah padaKu karena Aku Lemah Lembut dan Rendah hati dan jiwamu akan mendpt ketenangan.
Yakobus mengingatkan kepada kedua belas suku di perantauan tentang cara meresponi/cara mereka menghadapi pencobaan.
Masing-masing orang pasti berbeda ketika meresponi pencobaan misalnya: ada yang sungut-sungut, tawar hati, marah, protes sama Tuhan, lari kepada dosa bahkan bisa meninggalkan Tuhan.

Yakobus mengingatkan tentang pentingnya Hikmat Allah saat menghadapi pencobaan. Hikmat Allah memampukan kita melihat semua yang terjadi dalam hidup, termasuk pencobaan dari sudut pandang Allah. 

Hikmat Allah ini hanya bisa di dapat saat kita memiliki hubungan yang karib dengan Tuhan karena hanya Dialah Sumber Hikmat. Saat memiliki hubungan karib dengan Tuhan, maka iman bertumbuh dan semakin kuat. Saat dasar itu kuat, maka pencobaan apapun yang dialami, tidak akan mampu menggoyahkan iman kita.
Catatan: Matius 4:4 
Tetapi Yesus menjawab, "Ada tertulis : Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah

Matius 7:24,25
7:24 "Setiap orang yang mendengar perintah-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. 
7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab di dirikan di atas batu
Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit --, maka hal itu akan diberikan kepadanya. 
Yakobus menggunakan pendekatan yang bijaksana dalam mengingat kan jemaat tentang pentingnya hikmat dalam menyelesaikan masalah, di bandingkan dengan mengatakan semua kurang hikmat, ia memilih gunakan kalimat bersyarat ""apabila diantara kamu ada yg kekurangan hikmat, hendak lah ia meminta nya kpd Allah,  utk memberi kesempatan pada pembaca nya mengevaluasi diri hingga akhirnya mengakui bahwa mereka membutuhkan hikmat yg dr Allah. Saat menghadapi pencobaan dan ujian
Kita harus meminta hikmat. Hikmat ( Yunani Sophia, Inggris wisdom  - Wikipedia)berarti bijaksana, pintar, cerdas dan pengertian. Terkadang juga berarti ketrampilan. Hikmat juga berarti rasa takut akan Allah. Alkitab menyaksikan bbrp tokoh yg Tuhan beri hikmat sehingga mampu mengatasi masalah dan jadi berkat. 
 # Daniel, hananya, Mizael dan Azarya yg berhikmat pada masa pemerintahan Nebudkanezar ( Daniel 1:17, 20 )
# Salomo ( 1 Raja. 3:28; 10:4-5 dan 23 )
Catatan: Terdapat suatu elemen yg berlawanan dengan pemikiran Kristen mengenai hikmat sekuler (dunia) dan hikmat Allah. Rasul Paulus menyatakan bhw hikmat dunia mengganggap pemberitaan mengenai Kristus sebagai suatu kebodohan. Namun bagi barang siapa yg berada di jalan keselamatan Kristus melambangkan hikmat Allah. ( 1 Korintus 17:31 ) Saya belajar meminta kepada Hikmat kepada Allah itu sangat penting, betapa sering nya kita mengambil keputusan tanpa hikmat Tuhan menjadi berantakan bahkan di semua aspek kehidupan hikmat itu penting sekali, oleh sebab itu pencarian akan hikmat Allah menjadi salah satu pencarian yg penting setiap orang Kristen, sesuai konteks di dalam surat Yakobus, ketika kita menghadapi berbagai pencobaan, kita perlu petunjuk, bimbingan, pencerahan yg berasal dari Allah, sehingga kita memperoleh jalan keluar (jurnal UPH).

Yak 1:6

Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
Jangan sesat, menjadi peringatan Yakobus kepada jemaat-jemaat  diaspora. Dapat dipahami dari ayat-ayat sebelumnya Rasul membahas persoalan, masalah hidup yang dihadapi. Penderitaan dan kesulitan yang timbul disebabkan oleh permasalahan yaitu pencobaan hidup.
Yakobus mengajarkan pencobaan yang mengakibatkan penderitaan yang dihadapi itu bukan berasal dari Allah, sebab Allah tidak merancang penderitaan untuk orang percaya. Tuhan tidak merancang dosa untuk umatNya. Jangan ada yang mengatakan dosa dan akibatnya itu berasal dari cobaan Allah. Pencobaan itu bisa jadi berasal dari keinginan hati, keegoan umat sendiri, tingkah laku perbuatan sendiri (ayat 13-15;17). Pemberontakan dari Allah, tidak mengikuti perintah Allah. Misalnya Yunus, diperintahkan ke Niniwe, tetapi dia kabur, akibatnya Yunus harus menderita dibuang ke laut (Yun 1:1-3,15). Sesat yang dimaksud adalah pemahaman yang salah tentang asal pencobaan yang dialami. Akibat pemahaman yang salah, jemaat akan tersesat, terseret semakin jauh dari Tuhan. Semakin terseret dalam dosa berakibat kematian (ayat 15).
Catatan: Apa yang diajarkan Yesus Kristus tentang sesat? 
1.  Tuhan mengajarkan tentang penyesat, yaitu sumber dari luar yaitu para nabi palsu, mesias palsu (Mat 24:4,5,11,24; Mrk 13:5,6; Luk 21:8)
2.  Yesus juga menegur ahli taurat, sesat dalam pikiran dan tindakan (Mrk 12:24,27)
3.  Dan juga jangan menjadi penyesat (Mat 5:30,18:7; Mrk 9:42,45,47; Luk 17:1,2)
4.  TUHAN tidak ingin ada satu pun pengikutNya tersesat (Mat 18:12-14).
Yakobus 1:6. Kita harus percaya bukan hanya pada keberadaan Allah, melainkan juga pada pemeliharaanNya yang penuh kasih. Ini termasuk bersandar kepada Allah dan berharap bahwa dia akan mendengar dan mengabulkan ketika kita berdoa. Kita harus menjauhkan sikap kritis ketika kita menghampiri Dia. Allah tidak mengabulkan permintaan yang bodoh dan egoistis. Kita harus yakin bahwa Allah akan menyelaraskan keinginan kita dengan tujuanNya.
Catatan: Matius 21:22.
Dan apa saja yang kamu minta dalam Doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya. "
Seorang yang kesetiaannya terbagi-bagi tidak yakin sepenuhnya bahwa cara Allah adalah yang terbaik. Ia memperlakukan Firman Allah seperti nasihat manusia dan menganggap bahwa ia bisa memilih untuk tidak taat. Ia akan terombang-ambing antara setia  pada perasaan subjektif, ide-ide dari dunia, perintah Allah titik jika Iman Anda masih baru, lemah atau sedang dalam pergumulan, ingatlah bahwa anda bisa berharap kepada Allah . jadi, setialah dengan menyerahkan diri Anda sepenuhnya kepada Allah.
Sumber Life Application Study Bible.
Narasi ayat mengingatkan bahwa untuk selalu mengandalkan iman kepada Tuhan dalam segala hal.
Catatan: Markus 11:23
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.
Mintalah dg iman yg teguh & janganlah bimbang. Diayat seblmnya, jika seseorang kekurangan iman & hikmat Allah, hendaklah ia berdoa memohon kpdNya agar diberikan kekuatan iman & hikmat yg penuh pengertian. Percaya & imanilah bhw hanya Allah didlm Yesus Kristus yg sanggup memberikan iman yg kuat & hikmat dr Allah, bukan dr manusia. Yakobus mengingatkan supaya Jangan bimbang. Jangan ragu2 sedikitpun & tdk kuatir.
Catatan: Matius 6: 34, sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, krn hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
Lukas 11:9
Oleh krn itu Aku berkata kpdmu: Mintalah, maka akan diberikan kpdmu; carilah, maka kamu akan mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Makna yang terkandung dalam ayat ini adalah janji Tuhan. Janji di atas sangat pasti, asalkan dengan syarat tersebut. Hikmat akan diberikan kepada orang-orang yang memintanya dari Allah, asalkan mereka percaya bahwa Allah mampu membuat orang sederhana menjadi bijak, dan bahwa Ia setia menepati janji-Nya kepada orang-orang yang datang kepada-Nya.
Catatan: Matius 7:7 (TB)  "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Yak 1:7

Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.

Yak 1:8

Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.

Yak 1:9

Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi,
Yakobus mengingatkan pada kita bahwa Allah tidak pernah mencobai kita. Dunia inilah yg mencobai kita melalui keinginan kita. Pencobaan ada pada keinginan atau kecenderungan di dalam hati kita sendiri.
Dan jangan pernah mengutuki Allah yg mencobai kita cukup berat, itu salah alamat.
Catatan: Matius 26:41 / Markus 14:38
Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Dari sini nampak, daging lemah terhadap pencobaan. Keinginan daging inilah sumber dosa, yg membuat kita jatuh pd pencobaan.
Melalui ayat ini Yakobus mengingatkan jemaat untuk lebih memperhatikan (dengar2an) akan firman Tuhan dalam menghadapi kondisi penganiayaan saat itu daripada banyak berkata2 yang dapat menimbulkan kerugian bagi mereka karena pada saat itu banyak orang yang percaya pada Kristus dikejar2 untuk dibunuh.
Catatan: Markus 7:20 kata-Nya lagi: apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya
Kata imperatif “Perhatikanlah, Ingatlah” menandakan bahwa perintah ini sungguh penting. Sering kali mulut kita lebih cepat dari telinga.
Mengapa Tuhan memberi kita dua telinga dan satu mulut? Ada yang berkata : supaya kita lebih banyak mendengar daripada berkata-kata.

Memang seringkali mulut berkata tanpa berpikir, sehingga seringkali kita menyakiti orang lain dengan mulut kita. Seperti Amsal 10:19 berkata: “Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.” Dalam terjemahan BIMK : “Makin banyak bicara, makin banyak kemungkinan berdosa; orang yang dapat mengendalikan lidahnya adalah bijaksana.” Jadi mulailah untuk mendengar dulu, berpikir dulu sebelum mengatakan sesuatu.

Disebutkan pula di Yak 1:19 kita harus lambat untuk marah. Mengapa ada perintah tersebut pasti karena kebanyakan manusia adalah pemarah. Sayapun mengalaminya. Seringkali kepada anak saya tidak mau untuk mendengar alasan dan langsung memarahi mereka. Lalu biasanya saya menyesal setelah saya tahu duduk permasalahannya. Harusnya saya lebih sabar mendengarkan daripada cepat marah.
Catatan: Matius 5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah  terhadap saudaranya harus dihukum;  siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama  dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka  yang menyala-nyala. 5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, 5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.

Yesuspun mengajarkan kita untuk tidak menyimpan kemarahan. Sebelum kita datang kepada Tuhan hati kita harus beres. Tidak ada ganjalan dengan saudara. Hukuman terhadap respon kemarahan kita cukup berat menurut Mat 5:22. Benar-benar kita harus memperhatikan perintah ini dan mengingatnya juga belajar melakukannya.
Hendaklah menjadi pelaku Firman; jangan puas hanya sekedar menjadi pendengar. Jika kita hanya bersikap sebagai pendengar saja, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa ( tidak mengalami pertumbuhan).
Catatan: Matius 7:24-27 (TB)  "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Ayat 27: ttg yatim piatu dan janda2 perjamjian baru tidak memberikan terperinci tth pelayananan tsb namun ditekankan gereja bertamggungjawab terhadap yatimpiatu dan janda2 dengan berprinsip sampai sejauh mana keluarga sendiri tdk mampu menolong jamda dan yatimpiatu,maka gereja wajib memenuhi kebutuhan mereka,dgn catatan membimbing juga janda2 yg tidak benar hidupnya.
Catatan: Roma 12:1-2 ttg persembahan yang benar ,pamggilan yg mulia untuk kita mempersembahkan hidup yg benar,seorang yg tdk mempersembahkan hidupnya dengan sungguh kepada Allah tidak akan pernah menemukan seluruh kemampuan yg telah Allah berikan untuk menjadikam hidupnya pelaku firman Allah
Saya yakin ini adalah peringatan keras dari Rasul Yakobus terhadap umat, jika mengalami pencobaan seringkali mengkambing hitamkan Allah.
Catatan: Pelaku pencobaan adalah Iblis. Bukan Allah...dikatakan dalam Lukas 4:13" Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik"
Yakobus dalam suratnya meminta dan mengingatkan kepada orang percaya untuk tetap bermegah (bersukacita, bersyukur) walaupun mereka ada dalam kondisi yang rendah (kondisi cukup atau minim secara materi/harta benda) demi sebuah pekerjaan/pelayanan Tuhan. Karena sesungguhnya mereka memiliki kedudukan yang tinggi (tinggi dalam iman yang murni kepada Tuhan).
Catatan: a. Matius 5:3
Berbahagialah orang-orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan Sorga.
b. Matius 19:20-22
Inti dari pembacaan diatas adalah tentang orang muda yang kaya raya yang tidak siap melakukan perintah Tuhan bahkan sedih/tidak sukacita saat mendengar perintah Tuhan (jual hartanya, hasilnya dibagi kepada orang yang berkekurangan lalu mengikuti Tuhan).
Menarik sekali di sini penulis Kitab Yakobus menarik dua sumber kemegahan. Bagi saudara yang dalam keadaan rendah, maka baiklah dia bermegah dalam kedudukannya yang tinggi. Bagi saudara yang kaya, baiklah dia bermegah dalam kedudukannya yang rendah.  Dua baris ini seketika mengingatkan kita akan perkataan TUHAN Yesus waktu Beliau berkhotbah di bukit. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (Mat. 5:3). Saya menangkap, bahwa Yakobus ingin menekankan bahwa kemegahan kita tidaklah bergantung kepada harta kita. Tidak juga bergantung kepada hikmat kita. Kenapa? Karena baik harta, kondisi kaya miskin, pintar/bodoh, hebat/tidak hebat semuanya tidak ada yang abadi. Semuanya akan lenyap seperti bunga rumput. Tetapi kebenaran dan keselamatan dari Kristus, itulah yang membuat kita bermegah.

Ayat 9-10 ini juga sepeertinya diapit oleh kondisi pencobaan. Ayat 2-8 menuliskan tentang manfaat baik dari pencobaan yang kita alami. Dan apa yang TUHAN siapkan bagi kita dalam setiap pencobaan. Ayat 12-18 menjelaskan sumber-sumber pencobaan. Yaitu keinginan kita sendiri. Yang menyeret dan memikat kita. Diseret dari mana? Dari Kristus. Dari pertumbuhan iman. Dari kedewasaan rohani. Dari mahkota kehidupan. Kekayaan, harta, intelektual, jika semua menyeret dan memikat kita untuk menjauhi Kristus, maka semuanya adalah celaka bagi kita. Mari manfaatkan semua yang kita miliki, baik harta, intelektual, hikmat semuanya untuk kemuliaan Allah dan Pekabaran Injil.
Catatan: Matius 5:3 
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga
Bahwa Yakobus mengingatkan kepada orang Kristen Yahudi (orang Kristen pada masa itu) agar mereka tidak menuduh Tuhan sebagai penyebab penderitaan yang mereka alami, dan penderitaan yang mereka alami sebenarnya akibat dari hasrat dan perbuatan dosa mereka sendiri.
Catatan: Matius 5:30
Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka

Yg artinya: Melalui ayat ini, jiwa-jiwa yang direndahkan dan diperbudak setan harus ditebus untuk memberikan kebebasan mulia bagi anak anak Allah. Maksud Allah bukan hanya untuk melepaskan dari penderitaan akibat dosa yang tak terelakkan, tetapi untuk menyelamatkan dari dosa itu sendiri. Jiwa, yang dirusak dan cacat, harus disucikan, diubah, supaya dapat diberi "pakaian" dengan “keindahan dari Tuhan Allah kita,” sehingga kita menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya.

Yak 1:10

dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput.

Yak 1:11

Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.

Yak 1:12

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
Ayat di atas memiliki makna bahwa setiap orang atau setiap manusia akan diuji di dunia sampai tiba waktunya, saat di mana manusia itu meninggalkan dunia. Setiap orang yang bertahan dan tetap mengasihi Allah, kelak akan memperoleh kehidupan yang kekal di Surga dan menerima mahkota kemuliaan.
Catatan: Matius 26:41 (TB)
Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Yakobus menekankan yang paling berharga dan utama untuk dicari dan dimiliki adalah hikmat.  Hikmat merupakan pengetahuan yang berguna untuk menjalani berbagai macam peristiwa dalam kehidupan termasuk ketika berada dalam kesulitan atau penderitaan.  
Mengapa tidak meminta kekuatan, jalan keluar, harta kekayaan?  Mengapa harus hikmat bahkan di saat dalam kesulitan?

Karena dengan hikmat kita mampu untuk melihat berbagai macam peluang yang ada dalam kesulitan yang diberikan Tuhan.  Kesulitan atau penderitaan diizinkan untuk melatih dan membimbing kita menjadi dewasa dalam Tuhan.  Disinilah pentingnya hikmat!  Ia akan menuntun kita memahami bagaimana menghadapi dan mengelola kesulitan yang ada untuk kebaikan diri kita dan memuliakan Tuhan.

Yakobus memberitahu bukan hanya apa yang harus diminta, tetapi juga bagaimana caranya dan kepada siapa kita meminta hikmat itu.  Ia mendorong bila kita belum memiliki hikmat, berdoa dan memintanya kepada Tuhan Allah kita yang akan memberikannya menurut kerelaan-Nya. ===
Catatan: Matius 7:7-12
7:7 Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
7:8 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
7:9 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,
7:10 atau memberi ular, jika ia meminta ikan?
7:11 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
7:12 Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Kedua ayat ini merupakan bagian yang membahas tentang hikmat manusia yang harus disertakan dengan iman. Ketika meminta atau memohon sesuatu dari Tuhan Allah, haruslah dengab kesungguhan hati. Yakobus dengan jelas menunjukan adanya unsur ilahi yang terkandung dalam suratnya. Diperlukan iman yang teguh dari para pembaca sezamannya.
Catatan: Markus 11 : 24
Sebab itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.
Setiap orang percaya akan diperhadapkan dengan berbagai pencobaan dengan jenis dan kadar yang berbeda. Pencobaan itu bertujuan memurnikan iman, mendewasakan dan membentuk orang percaya untuk menjadi pribadi yang berkualitas. Akhirnya setiap orang percaya yang  bertahan dalam pencobaan akan disebut berbahagia, karena dia akan menerima hadiah yang telah ditetapkan Tuhan baginya.
Catatan: - Matius 5:10
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
- Lukas 6:22-23a
Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga.
Hendaklah..memberi penekanan utk meminta hanya kpd Allah ..yg murah hati.
Kemurahan hati adalah salah satu dari kesekian karakter yg dimiliki oleh Kristus dan yg kerjakan oleh Roh Kudus.
Jg merupakan buah2 dari RohKudus.
Catatan: Matius 5:7 Berbahagialah org yg murah hatinya krn mrk akan beroleh kemurahan.
Dlm hal ini ada hukum tabur tuai yg terjadi.
Lukas 10:25-37 Yesus memberi teladan sbg orang samaria yg murah hati.
Ada nilai2 belas kasihan di didalamnya.

Yak 1:13

Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.
Kemegahan atau kebahagiaan kita bukan disandarkan kepada harta atau kedudukan. Kebahagiaan kita dikarenakan Allah yang sudah memberikan dan mengangkat kita sebagai bagian dari warga Kerajaan Allah. Jadi bila dalam kekurangan ataupun kedudukan rendah kita tetap dapat bersukacita karena anugerah Allah yang mengangkat kita menjadi warga kerajaan Allah. Sebaliknya bila kaya atau mempunyai kedudukan sukacita kita bukan karena itu melainkan karena kita diberi hikmat/menyadari bahwa itu hanyalah sementara sehingga kita tidak bergantung kepada harta atau kedudukan itu.
Catatan: Matius 6:19-21 (TB). "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Makna dari ayat ini ialah, Yakobus mau menegaskan kepada orang-orang Kristen di Yerusalem yang dianiaya bahwa meskipun ada dalam keadaan terpuruk, terancam, ketakutan, untuk jangan takut. Kita harus hidup dekat dan membangun hubungan yang intim dengan Tuhan yaitu dengan membaca Firman, merenungkan dan melakukannya. Tidak cukup hanya menjadi pendengar saja. Sebab jika tidak maka dikatakan bahwa kamu menipu diri sendiri.
Catatan: Lukas 11:28 "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."
ayat ini menyatakan bahwa Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan IA sendiri tidak mencobai siapapun. Pencobaan yang dimaksud dalam ayat ini adalah pencobaan yang datang dari dalam diri seseorang ( keinginan atau gaya hidup dari seseorang) yang membuahkan dosa. Misalnya seseorang yang ingin memiliki baju bagus. Karena keinginan ini dia mencuri sehingga jatuh kedalam dosa. Dalam ayat ini juga keinginan yg jahat di dalam hati, yang belum di laksanakan sudah merupakan dosa.
Catatan: Matius 15: 19 " karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Dari ayat ini kita diajarkan untuk memiliki pikiran2 yang baik(dipenuhi firman Tuhan) sehingga kita melakukan yang baik yang berkenan kepadaNya.
Yakobus menasehati untuk kita membuang semua yang kotor dan jahat dalam diri,dalam pikiran,hati,perkataan dan tindakan kita yang tidak sesuai dengan firman Tuhan dan untuk menerima firman Tuhan dengan rela untuk diselidiki oleh firman Tuhan tanpa pembenaran diri atau menolak.
Jadi saat hati dan pikiran kita baik maka dengan mudah juga firman Tuhan akan dapat kita terima, sehingga hidup kita benar-benar dikuasai oleh firman dan hidup sesuai dengan firman, sehingga selalu ada damai sejahtera dalam hati kita.
Catatan: Matius 5:5 
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.

Yak 1:14

Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
Orang percaya harus menghadapi semuanya ini dengan sukacita (bd. Mat 5:11-12; Rom 5:3; 1Pet 1:6) karena pengujian akan mengembangkan iman yang tabah, tabiat yang mantap dan pengharapan yang dewasa (bd. Rom 5:3-5). Iman kita hanya dapat mencapai kedewasaan penuh apabila diperhadapkan dengan kesulitan dan tantangan (ayat Yak 1:3).

Yakobus menyebutkan aneka pencobaan ini "ujian terhadap imanmu". Pencobaan kadang-kadang menimpa kehidupan orang percaya supaya Allah dapat menguji kesungguhan iman mereka. Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa kesulitan di dalam hidup ini selalu menandakan bahwa Allah tidak senang dengan kita. Kesulitan tersebut dapat menjadi tanda bahwa Allah mengakui komitmen kita kepada Dia (bd. pasal Ayub 1:1-2:13).
Catatan: Matius 5:11 (TB) Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
Setiap manusia pasti pernah dan bisa jatuh dalam pencobaan sebenarnya hal ini bertolak belakang dengan kenyataan tetapi Rasul Yakobus menasehati supaya percobaan itu dianggap suatu kebahagian karena ada ayat2 selanjutnya yg menguatkan
Catatan: Ada banyak kata bahagia yang diucapkan Tuhan Yesus di dalam Injil ( kotbah dibukit )dan disini rasul Yakobus menambahkannya lagi
Kata2 berbahagia itu di Injil Matius 5:4-12. Dan yang paling mendekati dengan pencobaan adalah Matius 5:10
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran karena merekalah yang empunya kerajaan Sorga.
Pencobaan pada hakikatnya bersumber pada keinginan atau kecenderungan di dalam hati kita sendiri. Apabila keinginan jahat ini tidak dilawan dan disingkirkan oleh Roh Kudus, maka itu menuntun kepada dosa dan kemudian kepada kematian rohani.

Mahkota kehidupan dari Allah bukan pujian dan kehormatan di dunia ini, melainkan upah berupa hidup yang kekal - hidup selamanya bersama Allah di kerajaan surga.

Sekalipun Allah mengizinkan iblis untuk mencobai manusia - bukanlah dengan maksud membujuk manusia untuk berbuat dosa, namun untuk memurnikan iman manusia serta menolong manusia untuk bertumbuh semakin bergantung kepada Kristus.
Kata hendaklah menunjukkan adanya sebuah keharusan.
Jadi menjadi pelaku Firman Tuhan merupakan keharusan bagi setiap Orang percaya, bukan pilihan.
Sering mendengar firman Tuhan atau mendengar dengan sungguh tidak akan bermanfaay jika tidak disertai dgn melakukan.
Orang yang hanya mendengar berarti menipu diri sendiri.
Menipu diri sendiri = Paralogizo, yang artinya oramg yang mencari-cari alasan bagi dirinya sendiri. Meyakini diri sendiri bahwa mengisi kepala dengan gagasan-gagasan itu sudah cukup, meskipun hati mereka kosong dari perasaan-perasaan dan tekad yang baik, dan hidup mereka tidak membuahkan perbuatan-perbuatan yang baik.
Catatan: Mat. 7:21 
"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-ku yang di sorga."
Kata kerja imperatif (yang wajib dan harus dilakukan) yang muncul pada ayat ini adalah “memperoleh”. Kata kerja ini bersifat aktif, dan dilakukan oleh orang yang melatih dirinya untuk  bertekun di dalam pencobaan atau ujian iman yang dialaminya. Yang dihasilkan dari ketekunan (Yun: hupomone) ini adalah kesempurnaan atau kedewasaan iman dalam kehidupan orang tersebut.
Kata perintah ini memerintahkan orang percaya yang sedang mengalami ujian iman, supaya membiarkan ketekunan berkeja untuk menghasilkan buah yang matang dalam kehidupan orang percaya. Menurut Leksikon Yunani dari aplikasi Sabda OLB, salah satu makna dari ketekunan ini adalah pengendalian diri untuk tidak membalas kesalahan/hinaan/cercaan orang lain kepada kita karena kita berbuat kebenaran. Melakukan ketekunan hal itu akan melatih diri kita sehingga bertumbuh dan berbuah kesabaran, kebaikan, pengampunan, kesetiaan, kelemahlembutan, pengendalian diri dan buah lainnya.
Catatan: Kata kerja imperatif (yang wajib dan harus dilakukan) yang muncul pada ayat ini adalah “memperoleh”. Kata kerja ini bersifat aktif, dan dilakukan oleh orang yang melatih dirinya untuk  bertekun di dalam pencobaan atau ujian iman yang dialaminya. Yang dihasilkan dari ketekunan (Yun: hupomone) ini adalah kesempurnaan atau kedewasaan iman dalam kehidupan orang tersebut.
Kata perintah ini memerintahkan orang percaya yang sedang mengalami ujian iman, supaya membiarkan ketekunan berkeja untuk menghasilkan buah yang matang dalam kehidupan orang percaya. Menurut Leksikon Yunani dari aplikasi Sabda OLB, salah satu makna dari ketekunan ini adalah pengendalian diri untuk tidak membalas kesalahan/hinaan/cercaan orang lain kepada kita karena kita berbuat kebenaran. Melakukan ketekunan hal itu akan melatih diri kita sehingga bertumbuh dan berbuah kesabaran, kebaikan, pengampunan, kesetiaan, kelemahlembutan, pengendalian diri dan buah lainnya.
Ketekunan kita muncul dari adanya berbagai2 pencobaan (1:2) kata 'pencobaan'-yun. Peirasmos menunjuk kepada penganiayaan dan kesulitan yang datang dari dunia atau iblis. Org percaya harus menghadapi semuanya ini dg sukacita (Mat. 5:10, 11-12: Rom.5:3; 1 Petr.1:6) karena pengujian akan menumbuhkan iman yg tabah (ketekunan), tabiat yang mantap dan pengharapan yang dewasa. Iman kita hanya dapat mencapai kedewasaan penuh apabila diperhadapkan dengan kesulitan2 & tantangan2 (ay. 3)
Yakobus menyebutkan aneka pencobaan ini 'ujian terhadap imanmu'. Pencobaan yg kita alami tidak melebihi kekuatan kita (1 Kor. 10:13). Pencobaan dialami oleh setiap kita akan membuahkan tingkat kedewasaan iman kita supaya menjadi sempurna dan utuh - 'matang' - Yun. Telelos.
Catatan: Sama seperti Yesus sendiri pun mengalami pencobaan di Padang gurun (Mat. 4 : 1:11)
Dimana Dia terbukti mengasihi Allah dan FirmanNya.
Kata berbahagialah adalah kata Imperative, yang mau menyuruh atau memerintahkan kita untuk tetap bahagia. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), "berbahagia" berarti menikmati segala sesuatu yang diterima atau dialami dengan perasaan tenang dan tenteram. Dengan ditambahkan imbuhan atau akhiran -lah sehingga menjadi "berbahagialah" maka berarti kita diperintahkan untuk harus menikmati segala sesuatu yang diterima atau dinikmati dengan perasaan tenang dan tenteram, (saya menambahkannya) _dan dengan tidak bersungut-sungut._ Sehingga ayat ini bermakna berbahagialah jika kita masih bisa bertahan dalam pencobaan, karena segala sesuatu akan indah pada waktunya, dan Tuhan tidak akan membiarkan kita sampai jatuh.
Catatan: Kata "berbahagialah" dalam Kitab Yakobus ini juga memiliki makna yang setara dengan kata "berbahagialah" sebagaimana terdapat dalam Injil *Matius 5:10 dan 11* yang berbunyi
"Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat."

Yak 1:15

Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

Yak 1:16

Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat!
Ayat 16 ini memiliki hubungan dengan ayat 13-15, dimana Yakobus ingin berpesan kepada jemaat bahwa jika mereka ada dalam berbagai pencobaan, jangan menyalahkan Tuhan karen Tuhan sendiri tidak mencobai siapapun. Justru pencobaan itu datang seringkali dari keinginan manusia itu sendiri (keinginan daging, keinginan mata, dan kesombongan). 
Oleh karena jangan kamu sesat! Ini juga berarti *jangan menyimpang* dari Firman Allah dan gambaran-gambaran tentang Dia yang jemaat dapati didalam firman-Nya itu. Jangan menyimpang ke dalam pendapat-pendapat yang salah, dan keluar dari patokan kebenaran, yaitu hal-hal yang telah jemaat terima dari Tuhan Yesus dan oleh pimpinan Roh-Nya.” 
Menurut Tafsiran MHC juga, ada kemungkinan Rasul Yakobus di sini terutama memperingatkan jemaat terhadap ajaran-ajaran yang bebas dari Simon dan para pengikut Nikolaus (yang dari mereka kemudian muncul kaum Gnostik, sekelompok orang yang paling cemar dan bobrok).
Catatan: Matius 22:29 (TB)  
Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!
Ayat 16-17: mengakui bahwa segala sesuatu yang baik datangnya dari Allah.
Catatan: Matius 7:7-11
7:7 "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
7:8 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
7:9 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,
7:10 atau memberi ular, jika ia meminta ikan?
7:11 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
Kita diciptakan Allah dgn rencana dan tujuan yg agung. Bukan dgn tujuan menemui kebinasaan. Oleh karena itu kita mesti tahu kita berada dijalan yg benar. Kalau kita keluar jalur artinya kita tersesat. Dan akibat kita tersesat kita tidak sampai tujuan. Alangkah sedihnya.
Catatan: Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing. Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia dan bukan dengan pelbagai makanan yang tidak memberi faedah kepada mereka yang menuruti aturan-aturan makanan macam itu.
Yakobus mengatakan saudara yang kekasih, menunjukkan kpd orang yang percaya kpd Tuhan saat itu, konteks "jangan sesat" memiliki pengertian yang jauh lebih dalam dari sekedar " sesat" dalam konteks " ajaran" ataupun " moralitas".
Di ayat 17 nya, setiap pemberian yang baik dan setiap Anugerah yang sempurna artinya pemberian yang baik itu sejajar atau sama dengan Anugerah yang sempurna.
Krn pemberian yang baik itu tidak punya cacat, pemberian yang baik itu sempurna, karena Dia sempurna.
Catatan: Matius 7: 11
Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

#Matius 5:48 (TB) Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.
Tujuan Allah menguji kita, untuk memurnikan iman kita. Allah bukan sumber pencobaan yang membuat kita berdosa. Berbuat dosa adalah berasal dari diri sendiri (keinginan sendiri) dan jika keinginan itu matang dan berbuah maka akan menghasilkan maut. Di ayat 16 diperintahkan Janganlah sesat. Artinya kita harus bisa membedakan apa yang sedang kita alami saat ini. Apakah ini bertujuan untuk memurnikan iman kita atau sebaliknya kita sedang jatuh dalam pencobaan oleh karena kebodohan (kesalahan) sendiri.
Catatan: Matius 5:16. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.

Yak 1:17

Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.

Yak 1:18

Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.

Yak 1:19

Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
Orang Kristen mengawali kehidupan baru mereka dengan dilahirkan kembali oleh Firman kebenaran.Kehidupan Baru maksudnya adanya pembaharuan didalam roh. Pembaharuan disini maksudnya adalah: tindakan Allah dalam memberikan kehidupan rohaniah kepada orang berdosa yang bertobat ketika ia menerima Tuhan Yesus Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamat nya.
Hidup baru di dalam Kristus menuntut bahwa kita membuang semua kotoran moral yang melukai hati Roh Kudus dan bahwa kita bertekun dalam menerima Firman hidup yaitu firman Allah di dalam hati kita. Istilah "tertanam" ( dalam bahasa Yunaninya emphutos) menyatakan bahwa Firman itu harus menjadi bagian dari tabiat atau karakter kita. Firman yang tertanam membawa kita kepada keselamatan yang terakhir.
Catatan: Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
( Yohanes 6: 45)
Kita menerima hidup rohani Dengan percaya kepada Kristus dan mengambil bagian dalam manfaat penebusan dari kematian Yesus di kayu salib. Kita tetap memiliki hidup rohani selama kita tetap bersekutu dengan Kristus dan sabdaNya.
a. Yesus adalah Firman hidup. Alkitab merupakan Firman yang tertulis. Disini Yesus menyebut dirinya roti hidup sedangkan pada bagian lain Dia menghubungkan roti ini dengan firman Allah, manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah ( Yohanes 1:1-5 ; Matius 4:4)
b. Kita diselamatkan oleh kasih karunia Allah dan kuasa pembaharuan Roh Kudus ketika kita mendengar dan menerima firman Allah (Yohanes 1:12).
Keselamatan jiwa didapat melalui : pertobatan (meninggalkan) dan iman (menerima).

Keselamatan melibatkan "berbalik dari" negatif (pertobatan) dan "berbalik ke" positif (iman).
 
Kata yang ditanamkan ini adalah metafora yang kuat dari hubungan baru orang percaya dengan Allah.

Istilah "jiwa" berbicara tentang manusia seutuhnya.
 
Istilah "menyelamatkan" memiliki arti PL dari "pembebasan fisik" ( yasha ) dan arti PB dari "keselamatan abadi" ( s?z ).

Kombinasi iman dan perbuatan ini adalah pesan utama Yakobus, iman dan perbuatan!
Orang yang dikuasai amarah akan sangat sulit mendengarkan Firman Tuhan, karena itu di ayat ini Yakobus mengingatkan kita untuk membersihkan hati dari amarah. 
Cepat untuk mendengar artinya mencerna dahulu, tidak mudah reaktif atau tidak mudah meresponi, tetapi dipikirkan dengan baik apa motivasi kita dalam memberikan reaksi, apakah hati kita benar-benar dipenuhi kasih pada saat ingin meresponi atau memberikan reaksi.
Catatan: Matius 5:9 (TB) Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Hidup baru dalam Kristus menuntut bahwa kita membuang segala kotoran yang melukai hati Roh Kudus, dan Firman harus menjadi bagian tabiat kita.
Firman yang tertanam akan membawa keselamatan.
Catatan: Matius 5 : 5
Berbahagialah orang yang lemah lembut karena mereka yang memiliki bumi.
Sebagai orang percaya kepada Kristus kita harus menerima dengan baik dan melakukan firman Tuhan yang tertanam di dalam hati kita yang berkuasa menyelamatkan jiwa kita.

Firman Tuhan, baik yang dikhotbahkan maupun yang tertulis, tidak dapat menguasai hidup kita dengan efektif kalau kita belum terpisah dari kekotoran dan kejahatan moral.

Hidup baru di dalam Kristus menuntut bahwa kita harus membuang semua kotoran moral yang melukai hati Roh Kudus dan kita harus bertekun dalam menerima Firman Allah di dalam hati kita.

Sebagai orang percaya, kita harus bersungguh-sungguh dalam kebenaran dan kekudusan. Rumah (hati) kita hendaknya dibersihkan dari kecemaran dan dipenuhi dengan Firman Allah dan kekudusan Kristus.
Catatan: Mat 12:43-45 :
12:43 "Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya.
12:44 Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapih teratur.
12:45 Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini."
Catatan Barnes tentang Alkitab
Janganlah seorang pun berkata ketika dia dicobai, aku dicobai oleh Tuhan - Lihat komentar pada ayat sebelumnya. Rasul di sini tampaknya memperhatikan apa pun yang ada dalam pencobaan dalam bentuk apa pun yang mendorong kita untuk berbuat dosa - apakah dengan mengeluh, dengan menggerutu, dengan kemurtadan, atau dengan menyerah pada dosa. Sejauh menyangkut hal itu, dia mengatakan bahwa tidak ada yang harus membebankan itu pada Tuhan. Dia tidak melakukan apapun dengan maksud untuk membujuk manusia melakukan kejahatan. Itu hanya hal yang kebetulan dalam persidangan, dan bukan bagian dari tujuan atau rancangan ilahi. Rasul merasa jelas bahwa ada bahaya besar, dari cara umum di mana kata "pencobaan" digunakan, dan dari kecenderungan hati yang sesat, bahwa akan dibebankan pada Tuhan sehingga dia mengatur cobaan ini, dan begitu mempengaruhi pikiran, untuk menyajikan bujukan untuk berbuat dosa. Terhadap ini, pantaslah bahwa seorang rasul yang diilhami harus memberikan kesaksiannya yang khusyuk; jadi untuk menjaga seluruh subjek untuk menunjukkan apa pun yang ada dalam bentuk cobaan apa pun yang dapat dianggap sebagai bujukan atau godaan untuk berbuat dosa, bukanlah hal yang dia renungkan dalam pengaturan, dan tidak berasal darinya. Ini berasal dari penyebab lain; dan jika tidak ada apa pun dalam pikiran manusia yang rusak itu sendiri yang mengarah pada dosa, tidak akan ada apa pun dalam pengaturan ilahi yang akan menghasilkannya.
Karena Tuhan tidak dapat dicobai dengan kejahatan - Margin, "jahat." Rasa adalah sama. Tujuannya tampaknya untuk menunjukkan bahwa, sehubungan dengan seluruh masalah pencobaan, itu tidak berkaitan dengan Tuhan. Tidak ada yang dapat disajikan ke dalam pikirannya sebagai bujukan untuk berbuat salah, dan sesedikit apa pun yang dapat ia berikan kepada pikiran manusia untuk membujuknya berbuat dosa. Godaan adalah subjek yang tidak berhubungan dengannya. Dia berdiri jauh dari itu sama sekali. Sehubungan dengan pernyataan khusus di sini, bahwa "Tuhan tidak dapat dicobai dengan kejahatan," atau untuk melakukan kejahatan, tidak ada keraguan akan kebenarannya, dan itu memberikan keamanan tertinggi untuk kesejahteraan alam semesta. Tidak ada dalam dirinya yang memiliki kecenderungan untuk salah; tidak ada yang bisa dihadirkan dari luar untuk membujuknya melakukan kesalahan:

(1) Tidak ada nafsu jahat yang harus dipuaskan, seperti yang ada pada manusia;

(2) Tidak ada kekurangan kekuasaan, sehingga daya pikat dapat diberikan untuk mencari apa yang tidak dimilikinya;

(3) Tidak ada kekurangan kekayaan, karena ia memiliki sumber daya yang tak terbatas, dan semua yang ada atau yang dapat ia miliki hanyalah Mazmur 50:10-11 ;

(4) Tidak ada kekurangan kebahagiaan, bahwa ia harus mencari kebahagiaan di sumber-sumber yang sekarang tidak dimilikinya. Oleh karena itu, tidak ada yang dapat disajikan kepada pikiran ilahi sebagai bujukan untuk melakukan kejahatan.

Dia tidak menggoda siapa pun - Artinya, dia tidak menempatkan apa pun di hadapan manusia mana pun dengan maksud untuk membujuknya melakukan kesalahan. Ini adalah salah satu pernyataan yang paling positif dan tidak ambigu dari semua pernyataan dalam Alkitab, dan salah satu yang paling penting. Dapat ditambahkan, bahwa itu adalah perasaan yang bertentangan dengan perasaan hati manusia sebanyak mungkin perasaan lainnya. Kita terus-menerus berpikir - hati terus-menerus menyarankannya - bahwa Allah menempatkan di hadapan kita bujukan untuk kejahatan, dengan maksud untuk membawa kita kepada dosa. Ini dilakukan dengan banyak cara:

(a) Orang-orang memandang ketetapan-ketetapan-Nya seolah-olah doktrin itu menyiratkan bahwa yang dia maksudkan adalah bahwa kita harus berbuat dosa, dan bahwa tidak mungkin selain itu kita harus berbuat dosa.
23:36

(b) Dirasakan bahwa segala sesuatu berada di bawah kendalinya, dan bahwa ia telah membuat pengaturannya dengan suatu rancangan yang harus dilakukan manusia sebagaimana yang sebenarnya mereka lakukan.

(c) Dikatakan bahwa dia telah menciptakan kita hanya dengan watak seperti yang sebenarnya kita miliki, dan mengetahui bahwa kita akan berdosa.

(d) Dikatakan bahwa, dengan pengaturan Penyelenggaraan-Nya, Dia sebenarnya menempatkan bujukan di hadapan kita untuk berbuat dosa, mengetahui bahwa efeknya adalah bahwa kita akan jatuh ke dalam dosa, ketika kita mungkin dengan mudah mencegahnya.

(e) Dikatakan bahwa dia menderita beberapa untuk menggoda orang lain, ketika dia dapat dengan mudah mencegahnya jika dia mau, dan ini sama dengan menggoda mereka sendiri.

Sekarang, sehubungan dengan hal-hal ini, mungkin ada banyak yang tidak dapat kita jelaskan, dan banyak yang sering mengganggu hati bahkan yang baik; namun perikop di depan kita secara eksplisit pada satu titik, dan semua hal ini harus dipegang dalam konsistensi dengan itu - bahwa Tuhan tidak menempatkan bujukan di hadapan kita dengan pandangan bahwa kita harus berbuat dosa, atau untuk membawa kita ke dalam dosa. Tak satu pun dari keputusannya, atau pengaturannya, atau keinginannya, didasarkan pada itu, tetapi semuanya memiliki tujuan dan tujuan lain. Kekuatan pencobaan yang sebenarnya harus ditelusuri ke sumber lain - ke diri kita sendiri, dan bukan ke Tuhan. Lihat ayat berikutnya.


Source: https://dailyverse.knowing-jesus.com/james-1-13
Catatan: Luke 4:12 (KJV) And Jesus answering said unto him, It is said, Thou shalt not tempt the Lord thy God.
Dalam ayat ini dipertentangkan kondisi meminta (berdoa untuk) hikmat kepada Tuhan yaitu dengan iman dan dengan bimbang. Seseorang yang meminta bimbang disebut juga sebagai orang yang mendua hati (ayat 8). Dalam bahasa Inggris nya mendua hati berarti double minded man (NKJV) . Hasil nya adalah kita tidak akan menerima sesuatu dari permintaan atau doa kita (ayat 7) dan hidup kita tidak akan tenang (ayat 8).
Catatan: Ayat Yakobus 1:6 mirip kisah dalam Injil sewaktu Petrus berjalan di atas air (Mat 14:29-31). Petrus mau melangkah dengan iman. Pikiran nya awalnya tertuju kepada Yesus dan percaya itu adalah sangat guru. Namun seketika pikiran nya langsung terbagi kepada keadaan sekitar nya sewaktu ia merasakan tiuapan angin, sehingga ia takut dan bimbang. Yesus pun menghampirinya dengan bertanya dengan menyebut Petrus sebagai orang kurang percaya, mengapa ia bimbang.
Kebanyakan kita memiliki kecenderungan untuk cepat berbicara dan marah bila berhadapan  dengan situasi dan orang - orang yang sulit. Tetapi dalam hal mendengar. Iaitu, melalui surat Yakobus ini mengingatkan kita supaya tetap tenang dan membiarkan firman Tuhan yang menjadi kekuatan kita.
Catatan: Matius 5:5
Berbahagialah orang yang lemah lembut karena mereka akan memiliki bumi.
Apa maksud Yakobus mengajarkan kita bahwa kita hrs cpt mendengar drpd berkata2
Catatan: Krn pada saat Yesus menyembuhkan org tuli dan bisu. Yg pertama2 Yesus lakukan memegang dgn jariNya ke telinga org yg tuli & meludahiNya dan kemudian meraba lidah org tersebut. (Markus 7:31-37) dan akhirnya org itu bisa mendengar & berbicara.
Kemarahan seringkali membuat seseorang tidak berfikir panjang. Kemarahan bahkan dapat membuat sebagian orang melakukan suatu tindakan kekerasan yang sebenarnya ia pun tidak menginginkan hal itu. Dampak dari kemarahan sangatlah tidak baik bagi diri sendiri dan orang lain, bahkan dapat membuat orang tersebut melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan sehingga apa yang ia lakukan tidak menyenangkan hati Tuhan.
Catatan: Matius 5:21-22 (TB)
Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.

Yak 1:20

sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.

Yak 1:21

Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
Dari pembacaan perikop ini, yang saya tangkap adalah Yakobus menghimbau jemaat waktu itu untuk hidup benar menurut taurat yang di rangkum Yesus menjadi 2 bagian besar: mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Yakobus menghimbau dan mengingatkan bahwa hanya Yesus yang layak untuk diikuti dan disembah sepenuh hati, bukan yang lainnya atau yang mengaku-aku sebagai nabi dengan ajaran-ajaran palsunya.
Ayat ini menjelaskan tentang pengujian dan pencobaan
Diharapkan kepada kita agar jangan sesat, pemikiran kita dan tingkah laku kita 
D setiap pencobaan dan pengujian yang diberikan kepada kita.
Catatan: Matius 26:41
Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
 Yang artinya ayat ini, ada nya penguasaan diri dalam diri kita dalam menanggapi segala sesuatu yang terjadi pada kita.
Yakobus sangat tegas saat berbicara mengenai kehidupan keberimanan jemaat Tuhan. Hal ini sangat berkaitan dengan hikmat dari Tuhan dan semangat menjadi pelaku Firman. (ay.22). Mengatakan bahwa seseorang beriman kepada Kristus, tetapi kelakuannya tidak sesuai, bisa menyesatkan orang lain yang menyaksikan kehidupannya. Sesat, karena tidak sesuai kitab suci. Seperti contoh di ayat 26, disebut sebagai orang yang menipu diri sendiri.
Catatan: Tuhan Yesus sendiri pernah mengingatkan orang Farisi dan ahli Taurat yang munafik.  

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran (Matius 23:27).

Tuhan Yesus mengkritik kehidupan orang2 ahli agama yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkannya kepada orang lain, sebagai kehidupan yang munafik.
Yakobus ingin menyadarkan jemaatnya untuk menghilangkan pikiran yang salah/ keliru. Bahwa pencobaan bukan berasal dari Tuhan.
Seringkali org percaya berdoa bertanya pada Tuhan, kenapa pencobaan datang dalam hidupnya.
Ini pikiran yang salah.
Ia ingin jemaat tau bahwa kebaikan Allah itu sempuran, tidak mungkin Allah mendatangkan yang jahat bagi anaknya. Yang jahat datang dari yang jahat. Yang baik dan sempurna datang dari Allah.
Catatan: Matius 22:29 Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!
Saya yakin tidak ada di antara kita membiarkan sampah terserak di lantai rumah kita. Semua sampah pasti dibersihkan, semua kotoran pasti disingkirkan. Tidak ada seorang pun mau memelihara kotoran binatang di rumahnya. Seorang pun tidak. Kotoran pasti dibuang. Ini menyadarkan kita bahwa kotoran dan kejahatan yang ada di dalam diri kita pun harus dibuang dan disingkirkan. Jangan pelihara noda kejahatan di dalam diri kita. Semakin dibiarkan, maka akan semakin bau dan mencemari hidup kita. Untuk menghadapi kotoran dan kejahatan, kita harus tanggap darurat, ga boleh santai-santai dan menganggap remeh. 

Saudaraku, kalau ada kotoran menempel di lantai rumah kita, maka kita perlu air, sabun dan sikat untuk membersihkannya. Air, sabun dan sikat itu bagaikan firman Tuhan, darah Yesus dan Roh Kudus yang kita terima di dalam hati kita untuk membersihkan segala kotoran dan kejahatan yang ada. Saya yakin, tidak ada seorang pun mau membersihkan kotoran bau yang ada di lantai dengan tangan kosong, dengan mengandalkan kekuatan sendiri tanpa bantuan alat dan bahan lainnya. Mustahil.. Kita perlu air, sabun dan sikat. Itu artinya, kita pun tidak bisa bersihkan kotoran dan kejahatan dalam diri kita sendirian. Kita perlu firman Tuhan, darah Yesus dan Roh Kudus untuk menolong kita. Kita perlu terima Dia dengan lemah lembut, dengan hati yang mau dibentuk dan diajar. Ketika kita membiarkan Dia membersihkan hidup kita dari kotoran dan kejahatan, maka Ia pun akan menyelamatkan kita. 

Haleluya, Allah tidak hanya membersihkan kita tapi juga menyelamatkan kita. ==
Catatan: - Buanglah segala yang jahat -> Matius 7:19 (TB) Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
- Terimalah dengan lemah lembut -> Matius 5:5 (TB) Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. ==
Janganlah, merupakan suatu larangan, tidak boleh sedangkan sesat adalah jika sesuatu itu bertentangan dengan firman Tuhan. Dalam hal ini Yakobus menekankan agar orang-orang Kristen diYerusalem berada ajaran yang benar yaitu firman Tuhan. Sebab firman Allah adalah karakter Allah itu sendiri. Allah bukanlah sumber pencobaan, Allah tidak mencobai siapapun dan Ia tidak dapat dicobai yang jahat. Jadi sesuatu yang bertentangan dengan firman Allah pastinya bukan datang dari Allah, tetapi dari manusia itu sendiri, ia terseret dan terpikat dan akhirnya melahirkan dosa. Sehingga perlu senantiasa perlu dekat dengan firmanNya, sebab roh menurut, tetapi daging lemah.
Catatan: Mat 22:29 Yesus menjawab mereka:"Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!

Mat 26:41 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.

Yak 1:22

Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
Yakobus mengatakan agar umat percaya menjadi pelaku: orang yang melakukan firman yang telah didengarnya.
Menjadi pelaku firman berarti orang itu tidak hanya mendengarkan saja tetapi juga mengerti, memahami, meneliti firman itu dan menghidupinya/ tekun melakukan dalam kehidupannya, ( seperti yang tertulis dalam Yakobus 1: 25) sehingga menjadi bahagia hidupnya. Tetapi jika umat percaya hanya mendengar firman saja tanpa melakukannya dalam kehidupan sehari- hari maka firman itu akan segera hilang/dilupakan. Karena hanya mendengar saja sambil lalu, tidak dimengerti/dipahami, apalagi tidak dimasukkan dalam hati, maka firman itu tidak akan nyangkut di memori dan hilang begitu saja. Istilah zaman sekarang menerima pesan tapi tidak di- save/ disimpan maka pesan itu otomatis akan hilang. Tidak ada yang didapat dari mendengar firman itu, sia-sia belaka. Hal ini sesuai dengan perumpamaan yang dibuat Yesus dalam injil.
Catatan: Study this story of the farmer planting seed. When anyone hears news of the kingdom and doesn’t take it in, it just remains on the surface, and so the Evil One comes along and plucks it right out of that person’s heart. This is the seed the farmer scatters on the road. 
Matthew 13:18 - 19 MSG 
https://bible.com/bible/97/mat.13.18-19.MSG
Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka. 
Markus 4:15 TB 
https://bible.com/bible/306/mrk.4.15.TB
Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. 
Matius 7:26 TB 
https://bible.com/bible/306/mat.7.26.TB
Ketika kita membaca atau belajar Firman Allah melalui Alkitab, bukan hanya sebagai pengetahuan saja tetapi harus ditaati/dilakukan. Orang yang hanya membaca atau mempelajari Firman saja tanpa melakukannya, dia seperti menipu dirinya sendiri yang mengganggap bahwa dia hanya perlu pengetahuan saja, tanpa aplikasi. Menganggap bahwa cukup hanya mengetahui saja. Padahal sebenarnya kalau kita hanya tahu saja maka itu ada gunanya. Seharusnya membaca, mempelajari,  merenungkan dan menerapkan/melakukan apa yang dibaca/dipelajarinya. Membaca Alkitab berbeda dengan membaca buku biasa yang tidak perlu aplikasi.
Catatan: Matius 7:24, 26 (TB)  "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.

Yohanes 14:15 (TB)  "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Ayat ini tidak dapat dilepaskan dari ayat 21 tentang “…firman yang tertaman di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwa”.  Setelah menerima “firman yang tertanam”, selanjutnya adalaj “menjadi pelaku firman” (ay 22). Karena dengan menerima dan menjadi pelaku firman kita sedang tidak menjadi “penipu” secara spiritual.
Catatan: Menjadi pelaku “Firman yang tertanam “ bagi orang percaya pada dasarnya merupakan hasil atas relasi yang baik kepada Firman yang adalah kebenaran (Yohanes 17:17). Firman itu diibaratkan sebagai “benih” yang ditabur oleh Penabur dan dapat menghasilkan buah pada saat ditabur di tanah yang subur (Mat. 19:1-9, 18-23).
Menjadi pelaku firman adalah perintah yg dituliskan dalam surat Yakobus bukan hanya sebatas pendengar. Banyak pandangan yang salah bahwa menjadi pelaku firman itu hanya tugas para pelayan sehingga banyak jemaat hanya sebagai pendengar. Untuk itu tuntutan sebagai pelaku firman perlu menjadi bagian kita sebagai orang percaya.
Catatan: Matius 7 : 21
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Artinya melalui ayat Injil ini kita lebih ditekankan untuk melakukan Firman Tuhan karena jika kita tidak melakukannya maka kita tidak akan masuk dalam Kerajaan Allah. Sebagai pelaku firman kita perlu memahami firman terlebih dahulu supaya kita tidak salah dalam menjalankan tugas kita sebagai pelaku firman.
Sebagai orang percaya yang sudah di tebus oleh Tuhan hendaknya bertumbuh dewasa di dalam Tuhan yaitu dengan menjadi pelaku Firman. Tidak hanya menjadi pendengar tetapi pelaku Firman. Hidup dalam ketaatan dalam perintah Tuhan.
Catatan: Matius 7:21-23

“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!””
Kita harus menyadari bahwa tidak cukup sebagai 'pendengar' saja, tetapi kita harus sebagai 'pelaku firman' agar semakin banyak orang yang mengenal Tuhan melalui kita.
Catatan: Matius 7:24-27 Orang bijaksana bukan sekedar mendengar perkataan, namun juga melakukannya.
Yakobus mengingatkan jemaatnya yang tersebar di perantauan agar mengingat satu pesan, yakni: cepat mendengar (telinga) tetapi lambat berkata-kata dan juga lambat untuk marah (mulut). Alasannya di ayat selanjutnya, "sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah"
Catatan: Matius 5:5
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi
Allah memberikan manusia 2 telinga tetapi hanya 1 mulut, supaya kita lebih banyak dan lebih cepat untuk mendengar daripada berbicara. Dengan lebih banyak mendengar (dan merenungkannya) kita juga pasti akan lambat untuk marah

Yak 1:23

Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.

Yak 1:24

Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.

Yak 1:25

Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.

Yak 1:26

Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.

Yak 1:27

Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.

Pasal 2


Yak 2:1

Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.
Yakubus mengambarkan 2 orang yg datang kegereja atau dlm suatu kumpulan Yak. 2:2.
a = yg seorang datang dgn memakai pakaian yg indah juga memakai perhias yg mahal.....seperti orang kaya mungkin bos.
b = org yg kedua orang yg miskin dgn pakaian buruk kata miskin disini tdk punya apa2 sama  sekali  contoh : Lazurus  Luk 16 : 20.
Catatan: Matius 18 : 10. Ingatlah,jangan menganggap rendah seorang dari anak2 kecil ini. Karena aku berkata kepd mu: ada malaikat mereka di surga yg selalu memandang wajah Bapa-Ku yg di surga.
Roma 12 : 2. Janganlah km serupa dgn dunia ini, ttp berubahlah oleh pembaharuan budimu,sehingga km dpt menbedakan manakan kehendah Allah : apa yang baik ,yg berkenab kepada Allah dan yg sempurna.
Dalam ayat ini dijelaskan sebagai orang yang percaya kepada Tuhan kita tidak boleh memandang muka,artinya tidak boleh pilih kasih berdasarkan Jabatan,kekayaan,tampanag  atau status seseorang baru kita layani dengan baik.
Catatan: Matius 22:39 (TB). Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Kalimat imperatif di sini adalah: Janganlah. Yang secara sederhana arti kata jangan adalah tidak boleh. Iman tidak boleh diamalkan dengan memandang muka atau pilih kasih. Memandang muka atau pilih kasih artinya kita memberikan perhatian khusus terhadap orang yang kaya, punya kedudukan atau terhadap orang yang menguntungkan kita secara pribadi. Ini dilarang oleh Tuhan sebab tidak menyenangkan hati Tuhan. Tidak berkenan di hadapan Tuhan. Kita harus mengasihi dan menghormati semua orang sama.
Catatan: Matius 22:39. Dan hukum yang kedua yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.  
Tuhan Yesus mengajarkan supaya kita mengasihi semua orang seperti mengasihi diri sendiri. Pilih kasih atau memandang muka bukanlah sikap mengasihi, namun jahat di mata Tuhan. Yesus hadir di antara kaum lemah, papa dan tak berdaya.
Dalam Kitab Yakobus 2:1 ini, Rasul Yakobus mau menegur kecenderungan "memandang muka" di dalam kehidupan bergereja, dimana mereka saling menilai berdasarkan kekayaan, yang merupakan penyangkalan terhadap prinsip iman Kristen.
Catatan: Dalam Kitab Yohanes 20:31, yang berbunyi: "Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh *imanmu* memperoleh hidup dalam namaNya"; menjelaskan tujuan dari "iman" yang harus dimiliki oleh jemaat Kristen.
Kecendrungan kita dalam berelasi dengan orang lain adalah memikirkan untung dan ruginya. Bila kita pikir akan mendapatkan manfaat maka kita menghargai dan memprioritaskan orang tersebut, namun bila kita pikir akan menyusahkan dan merepotkan kita maka kita menjauhinya dan tidak mempedulikannya.
Hal hal seperti itu sangatlah wajar dilakukan oleh setiap manusia. Namun menarik ayat ini mengingatkan seorang yang percaya kepada Kristus tidak boleh berlaku demikian.
Sebab jika berlaku demikian apakah bedanya dengan orang orang yang belum percaya kepada Kristus. Belum lagi dengan orang orang yang memusuhi/membenci kita karena kita percaya kepada Kristus. Kita tidak boleh menjadi membencinya. Justru melalui kondisi dipertemukannya kita dengan orang orang yang membenci kita hal itu sebagai ujian apakah kita tetap beriman dengan menuruti teladan Yesus.
Catatan: Matius 5:43-48 (TB)  Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?
Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Pada bagian ini Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana kita sebagai anak anak Bapa hidup dengan menuruti teladan Bapa bukan mengikuti kebiasaan dunia. 
Bapa di Surga menerbitkan matahari dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan tidak benar. Bahkan kita diajarkan bukan hanya tidak membalas kepada yang jahat kepada kita, tetapi juga mendoakannya.
Yakobus melakukan penekanan pada ayat ini dengan maksud, percuma saja orang menjadi Kristen, percaya Yesus Kristus namun hidupnya masih memihak. Masih memilih-milih.
Semua orang harus secara merata merasakan kemuliaan Allah. Secara tidak langsung, Yakobus menekankan sikap hrus saling menghormati dan mengasihi sesama manusia tanpa membeda-bedakan status sosial. Kemudian contoh yang Yakobus jelaskan ada pada ayat 2 dan 3.
Catatan: Lukas 14:13-14 (TB). Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."
Janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka = kita tidak boleh pilih kasih berdasarkan kedudukan orang = janganlah kalian membeda-bedakan orang berdasarkan hal-hal lahir.

Yakobus mengingatkan bahwa kalau seseorang berkata bahwa ia beriman kepada Tuhan Yesus, dia tidak boleh mempraktikkan imannya itu dengan membeda-bedakan orang. Allah mengasihi dunia ini dengan tanpa membeda-bedakan. Tuhan menurunkan hujan atau memberikan sinar matahari untuk orang benar dan orang jahat. Sehingga kalau seseorang mengatakan beriman pada Pribadi yang tidak membeda-bedakan, maka praktik imannya juga harus sama seperti Pribadi yang dia imani itu, yaitu tidak membeda-bedakan orang, tidak memandang muka, tidak pilih kasih.
Catatan: Lukas 14:12 (TB)
Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.
Memandang muka artinya  menaruh perhatian khusus terhadap orang tertentu karena misalnya kekayaannya, jabatan pekerjaannya, status sosialnya, 
penampilan fisiknya. 
Melakukan hal ini bagi orang percaya tidak benar karena:
- keadaan semacam ini tidak didasarkan oleh  kasih yg tulus untuk semua orang (Yak 2: 8)
-menjadikan kita" hakim dengan pikiran yang jahat ( ayat 4) drpd menghormati Tuhan kita yang mulia.
-orang
 kristen di era Yakobus pun melakukan hal yg sama. Mereka memperlakukan 
orang kaya secara istimewa, sebaliknya mereka memandang hina jemaat yg 
miskin.
Jika kita memandang muka, berarti kita tidak hidup dalam kasih, padahal dasar hidup kita adalah KASIH.
Catatan: Yakobus 2:1 selaras dengan hukum Kasih yang Tuhan Yesus ajarkan pada pengikutNya : kasihilah sesama manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22:39) dan Tuhan Yesus membuktikan ajarannya dengan memposisikan diriNya bersama-sama dengan orang lemah dan terhina, seperti yang dikatakanNya dalam Matius 25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu,sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku"
Ayat ini menegur kita sebagai umat Kristen yg sudah percaya kepada Tuhan Yesus, agar tidak memandang sesama kita hanya dari “casing” atau kulit luarnya saja seperti yang sering terjadi baik kita sadari maupun tanpa kita sadari. Kita memiliki kecenderungan untuk  memandang muka berdasarkan uang/kekayaan, penampilan, paras wajah, dll. Ayat 1-4 menunjukkan hal tersebut juga terjadi di dalam gereja saat itu dengan menceritakan dua orang yang datang ke sinagoge/gereja dengan keadaan yang sangat kontras. Yang seorang datang dengan memakai pakaian yang indah dan cincin emas, sedangkan orang yang kedua adalah orang miskin yang berpakaian buruk. Penyambutan  terhadap 2 orang ini sangatlah berbeda, yang kaya diberi tempat yang baik sedangkan yang miskin disuruh berdiri/duduk dilantai (ayat 3). Sikap seperti ini sangat tidak menyenangkan Tuhan, karena Tuhan lebih melihat motivasi dan hati kita pada saat kita datang beribadah dan bukan penampilan kita. Dengan sikap seperti ini kita menjadikan diri kita hakim dengan pikiran yang jahat (ayat 4)  daripada menghormati Tuhan dengan bersikap memihak orang kaya/berkedudukan dengan melihat penampilannya daripada menerima orang berdasarkan iman dan kerinduannya datang kepada Kristus. ==
Catatan: Matius 22:39 (TB) 
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Kasih disini berbeda dengan nilai moral secara umum. Jika pada umumnya kita hanya bisa berbuat baik/mengasihi org yg mengasihi/berbuat baik kepada kita. Tetapi kasih terhadap sesama manusia yangg dimaksud pada ayat ini kita tetap mengasihi dan berbuat baik walaupun diperlakukan sebaliknya. 

Selain ayat di atas ada beberapa ayat pendukung lain dengan perintah yang sama di 
Markus 12:31, 
Matius 19:19, 
Lukas 10:27, 
Roma 13:9, 
Galatia 5:14 
Yakobus 2:8
Bahwa Yakobus menyampaikan agar orang orang Kristen pada masa itu tidak pilih kasih. Tidak membuat perbedaan didalam hal memberi, didalam berbuat sesuatu dan bertindak yang baik tidak tembang pilih, tidak melihat apakah dia kaya atau miskin, apakah dia jahat atau baik, apakah dia najis/kotor atau orang bersih, apakah dia kawan atau musuh. Berbuat baiklah pada semua orang tanpa melihat siapa orang itu dan bagaimana latar belakangnya.
Catatan: Matius 5 : 46-48.

Di Injil ini di katakan:
Ayat 46:
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 
Matius 5:46

Ayat 47:
Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? 
Matius 5:47

Ayat 48:
Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." 
Matius 5:48

Jelas di ayat ini di sampaikan bahwa kita harus mengasihi sesama manusia tanpa terkecuali, tanpa memandang siapa orang tersebut, bahkan musuh kita sekalipun kita harus KASIHI. Sehingga kita bisa menjadi sempurna seperti Bapa di Sorga yang adalah sempurna.
Intinya tidaklah konsisten  kalau orang berpegang kepada iman Kristen 
dan pada saat yang sama kita menunjukkan sikap memihak, memandang muka. 
Sebagai orang beriman kepada Yesus Kristus, kita juga harus meneladani, 
apa yang Tuhan Yesus lakukan. Kita sebagai orang percaya hendaknya 
melayani semua orang tanpa melihat suku, agama, warna kulit, kekayaan, 
kecantikan dan lainnya. Melayani tanpa melihat kelebihan dan kekurangan 
orang lain. Kita dituntut memperlakukan semua orang sama, tanpa 
memberikan perhatian khusus terhadap orang tertentu karena memiliki 
kelebihan tertentu.
Catatan: Yakobus 2:1 dengan Matius 7: 1-2) jangan kamu menghakimi, supaya kamu 
tidak dihakimi, karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk 
menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur
 akan di ukurkan kepadamu.
Matius 22:  39  kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Sebagai orang yang sudah percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, kita __tidak boleh__ mempraktekkan iman yang kita miliki dengan pilih-pilih orang dengan melihat latar belakang sesama kita, apakah ia orang kaya maupun orang muskin, orang benar ataupun orang berdosa. kita harus menyatakan iman percaya kita kepada siapapun tanpa melihat latar belakang dari orang tersebut, sebagaimana Tuhan Yesus sendiri tidak memandang latar belakang kita ketika Ia menyelamatkan kita saat kita masih dalam keadaan manusia berdosa.
Catatan: Matius 5:43-47 (TB)
Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?
Di sini, Yakobus mulai membongkar implikasi dari ide-ide tersebut. Yakobus memulai dengan masalah memberikan perlakuan yang lebih baik kepada orang kaya daripada orang miskin. Rupanya, kecenderungan manusia ini menjadi masalah bahkan di gereja mula-mula. Orang-orang Kristen berada di bawah penganiayaan berat. "Jika kita memperlakukan orang kaya dan berkuasa dengan baik," mereka mungkin berpikir, "mereka akan memperlakukan kita dengan baik." Yakobus akan bersikeras bahwa itu menunjukkan kurangnya iman kepada Tuhan yang menyediakan bagi kita.

Dia memulai dalam ayat ini dengan perintah kepada orang Kristen untuk melakukan yang sebaliknya: tidak menunjukkan keberpihakan atau pilih kasih. Periode. Orang percaya sejati percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Dia adalah Tuhan Kemuliaan (atau Tuhan yang mulia).

Implikasinya di sini adalah bahwa Tuhan Kemuliaan sepenuhnya mampu menyediakan semua yang kita butuhkan setiap saat dan selamanya. Kemuliaan-Nya akan menjadi milik kita selama-lamanya. Jika Anda memercayai Tuhan untuk memenuhi semua kebutuhan Anda, mengapa menunjukkan pilih kasih kepada siapa pun dengan harapan mereka akan memenuhi kebutuhan Anda (atau menghindari merugikan Anda)?

https://www.bibleref.com/James/2/James-2-1.html
Catatan: Matthew 7:12 Therefore all things whatsoever ye would that men should do to you, do ye even so to them: for this is the law and the prophets.
Yakobus dengan tegas mengatakan bahwa tidak baik seorang Kristen memandang muka atau pilih kasih terhadap sesama, sebab dalam iman kita hukum terutama adalah hukum kasih, kasih dari semua dan untuk semua, tanpa terkecuali, Yesus pun juga mengatakan bahkan kita mesti mengasihi musuh... Perbuatan yang tidak senonoh bila seorang Kristen memandang muka dalam imannya, sebab setiap orang itu harus saling mengasihi, bukan karena ada maunya, bukan karena ingin terlihat "wah" di depan orang, khususnya dalam status sosial. 
Orang-orang yang pilih kasih selalu merendahkan orang yang rendah derajat sosialnya, hal ini justru tidak baik, bukan meneladani Kristus yang rela turun menjadi manusia untuk menyatakan Kasih Agape.
Catatan: - Yohanes 13:34
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.

- Lukas 4:18-19
Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.
Berbicara memandang muka berarti melakukan tindakan diskriminasi dimana pelaku membeda-bedakan perlakuan antara yang satu dengan yang lainnya (bdk. Ayat 4 yang menegaskan praktik pembedaan perlakuan itu yang disertai dengan pikiran yang jahat). Berdasarkan apa?  Kekayaan, posisi jabatan, status sosial atau lainnya. Mengapa bisa bersikap seperti itu?  sikap ini dilakukan karena ada keuntungan atau manfaat yang didapat oleh si pelaku.  
Ada beragam bentuk keuntungan yang bisa didapatkan: jadi dikenal banyak orang (terkenal), mendapatkan posisi/jabatan, ada kelancaran/kemudahan yang diberikan, dan lainnya.
Nah perbuatan seperti ini rupanya merembes dan dipraktikkan pula dalam persekutuan orang percaya di dalam kegiatan gerejawi. Siapa yang menjadi pelakunya?  Orang yang telah percaya alias orang yang beriman kepada Tuhan Yesus!  Jadi bukan orang luar tetapi orang sendiri yang ada di dalam lingkungan keluarga Allah.  Di lingkungan jemaat yang Yakobus gembalakan, sikap membedakan itu tampak dari perlakuan yang diberikan kepada orang yang kaya dengan orang yang miskin.  
Yakobus menegur dengan mengingatkan melalui perkataan "orang yang beriman kepada Yesus Kristus" akan status kita sebagai milik kepunyaan dari Allah yang mulia.  Hal ini menjelaskan bahwa keberadaan kita sebagai orang yang telah ditebus itu bukan lagi milik kepunyaan sendiri namun milik Tuhan.  Selain itu, kita juga menjadi representasi dari Kristus dalam kehidupan nyata.  Maka apapun yang dilakukan oleh kita, akan berkaitan dengan Tuhan.  Kok bisa?  Karena perbuatan kita merupakan cerminan dari iman yang kita miliki.  Iman yang tidak terlihat itu, bisa disaksikan dengan perbuatan yang menjadi wujud nyata iman yang bisa dilihat oleh sesama dan orang lain.
Jadi, ketika kita memperlakukan sesama dengan perlakuan yang berbeda bukankah kita sedang mencoreng atau melemparkan kotoran kepada Tuhan? Kita mempermalukan atau memperburuk pribadi Tuhan.  Orang akan berpikir Tuhannya orang kristen adalah Tuhan yang jahat karena kelakuan umat-Nya yang jahat.
Catatan: Lukas 14:7-14
- 14:7 Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
- 14:8 "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu,
- 14:9 supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah.
- 14:10 Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain.
- 14:11 Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
- 14:12 Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.
- 14:13 Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta.
- 14:14 Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.
Saya mencoba merenungkan, apakah kondisi  pada saat itu gereja lebih bisa menghargai orang kaya ketimbang orang biasa.
Orang kaya biasanya mau dipuji, dihormati. Kondisi lain Orang kaya, lebih sering tidak  memohon kepada Tuhan karena ia mengandalkan kekayaannya. Ia cenderung gampang menghakimi dan tidak bisa mengasihi orang lain dengan kasih yang dari Yesus. Kondisi jemaat seperti ini memprihatinkan dan ini adalah praktik iman yg salah , yang di tegur oleh Yakobus (seharusnya tidak boleh terjadi di dalam gereja).
Keadaan yang sebaliknya orang miskin yang meminta-minta  bantuan orang lain juga susah percaya kepada Tuhan karena hidupnya digantungkan pada bantuan manusia, tidak kepada Tuhan. 

(Bila melihat fakta hingga sekarang , sulit sekali mencari gereja yang orang-orang di dalamnya tidak memandang muka).
Catatan: Sikap Tuhan Yesus yang tidak memandang muka dapat kita lihat : 
a) Ia berani menegur ahli Taurat dan Farisi yang pada saat itu adalah orang terhormat di tengah masyarakat. (Matius 3:7-10)
b) Ia menghargai Zakheus yang kaya, (Lukas 19) 
c) ia juga menghargai janda sangat miskin yang hanya mampu memberi dua keeping uang. Ia menghargai semua orang. (Markus 12:42-44)
Merupakan SIkapa Pandang Tuhan kepada semua, sama berharga di mata-Nya.

Sebuah keharusan menghormati dan menghargai orang lain karena: 
- Kita adalah orang yang harus mencerminkan Yesus dengan cara menghargai dan menghormati orang lain sama.
- Kaya atau miskin, berkedudukan atau tidak, berkuasa atau tidak, tetap kita hormati.
Sebagai orang yang sudah beriman kepada Yesus Kristus Tuhan kita, maka penulis menasehati kita agar janganlah kita sebagai orang percaya membeda-bedakan orang lain berdasarkan lahir yakni dengan melihat seseorang dari segi status sosial maupun ekonomi dan jabatan. karena TUHAN YESUS datang mengasihi semua orang dengan kasih agape tanpa memandang bulu dengan cara Dia dan mengajarkan kita untuk saling mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri.
Catatan: Matius 22:39 "Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." TUHAN YESUS mengajarkan kita bahwa kita sebagai orang percaya harus saling mengasihi orang lain bukan karena status jabatan, sosial maupun ekonomi tetapi karena dia adalah sesama kita yang harus kita saling menjadi berkat karena hidup/masa depan seseorang itu di tentukan oleh TUHAN. Kita tidak diberikan hak untuk saling menilai seseorang menurut penilaian kita namun menurut penilaian TUHAN.

Yak 2:2

Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk,

Yak 2:3

dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: "Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: "Berdirilah di sana!" atau: "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!",

Yak 2:4

bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat?

Yak 2:5

Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?
Diminta untuk memperhatikan dan mengingat akan pesan di ayat sebelumnya dimana kita tidak boleh memandang muka. 
Karena apa yang manusia pandang rendah (dalam ayat ini dijelaskan  _orang miskin_) adalah orang orang yang mendapatkan perhatian khusus / lebih dari Allah. 
Luk 4:18 ; 6:20 ; 7:22
Kita harus memiliki / mengenal Tuhan lebih dekat sehingga kita dapat melihat seperti yang Tuhan lihat.

Ada satu hal yang saya tidak mengerti kenapa ayat ini diakhiri dengan " *tanda tanya* " ??
Catatan: Lukas 4:18 (TB)  "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk *menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin;* dan Ia telah mengutus Aku

Lukas 6:20 (TB)  Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: " *Berbahagialah, hai kamu yang miskin* , karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.

Lukas 7:22 (TB)  Dan Yesus menjawab mereka: "Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan *kepada orang miskin diberitakan kabar baik* .
Yakobus mengingatkan kepada pembacanya supaya mereka tidak hanya sekedar mendengar apa yang telah diajarkan terkait dengan “Jangan memandang muka” melainkan supaya sungguh-sungguh mengerti dan melakukannya dalam hidup keseharian mereka. Karena Allah sebagai pencipta justru memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan-Nya. Kata “miskin” dalam bahasa Yunani yang dipakai dalam bagian ini yaitu “ptochos” yang berarti miskin, melarat, rendah, tergantung bantuan orang lain. Mengapa Allah memilih orang-orang yang demikian? Karena dalam kepapaan manusia cenderung lebih sungguh-sungguh mau mempercayakan hidupnya kepada Tuhan dan menikmati segala anugarah-Nya.
Catatan: Matius 5:3. "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Lukas 6:20. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
Berbahagialah bila oleh dunia kita ini dianggap miskin, ingat karena kita istimewa dan berharga dimata Allah dan justru yang miskin didunia ini kaya dalam iman dan karunia-karunia rohani  dan dalam kebutuhan berseru lebih sungguh-sungguh dan mengasihi Allah.
Catatan: (Lukas 4 : 18). Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku.
(Lukas 6 : 20)  Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
(Lukas 7 : 22)  Dan Yesus menjawab mereka : "Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibankitkan dan kepada orang miskin diberitakan  kabar baik.
Yakobus mengingatkan kepada pembacanya supaya mereka tidak hanya sekedar mendengar apa yang telah diajarkan terkait dengan “Jangan memandang muka” melainkan supaya sungguh-sungguh mengerti dan melakukannya dalam hidup keseharian mereka. Karena Allah sebagai pencipta justru memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan-Nya. Kata “miskin” dalam bahasa Yunani yang dipakai dalam bagian ini yaitu “ptochos” yang berarti miskin, melarat, rendah, tergantung bantuan orang lain. Mengapa Allah memilih orang-orang yang demikian? Karena dalam kepapaan manusia cenderung lebih sungguh-sungguh mau mempercayakan hidupnya kepada Tuhan dan menikmati segala anugarah-Nya.
Catatan: - Matius 5:3
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
- Lukas 6:20
Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
Allah memilih orang-orang yang menjadi ahli waris Sorga bukan berdasatkan apa yang dilihat dunia (uang yang banyak, baju yang bagus, perhiasan yang indah, dsb) tetapi Tuhan melihat dari iman yang hidup dalam perbuatan orang tsb setiap harinya.
Catatan: Matius 5 : 46-48.

Di Injil ini di katakan:
Ayat 46:
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 
Matius 5:46

Ayat 47:
Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? 
Matius 5:47

Ayat 48:
Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." 
Matius 5:48

Jelas di ayat ini di sampaikan bahwa kita harus mengasihi sesama manusia tanpa terkecuali, tanpa memandang siapa orang tersebut, bahkan musuh kita sekalipun kita harus KASIHI. Sehingga kita bisa menjadi sempurna seperti Bapa di Sorga yang adalah sempurna.
Allah memilih setiap individu untuk maksud tujuan rencana Allah tidak melihat kecakapan/pengetahuan.sebelum dunia dijadikan Allah telah memilih kita tanpa melihat latar belakang kita yg semuanya itu untuk bertujuan melakukan pelayanan dan perbuatan baik seperti didalam Yohanes 15:16 berbunyi : "bukan kamu yang memilih aku,tetapi akulah yang memilih kamu."
Catatan: Yohanes 15:16 : "bukan kamu yang memilih aku,tetapi akulah yang memilih kamu."
Orang miskin adalah istimewa dan berharga bagi Allah (bd. Yes 61:1; Luk 4:18; 6:20; 7:22). Sering kali justru mereka yang miskin di dunia inilah yang paling kaya di dalam iman dan karunia-karunia rohani dan yang, dalam kebutuhannya, berseru dengan lebih sungguh-sungguh kepada Allah dengan kerinduan yang sangat akan kehadiran, kemurahan, dan pertolongan-Nya (Luk 6:20-21). Mereka yang tertindas secara ekonomi di dunia ini belajar bahwa mereka tidak dapat mempercayai harta kekayaan materiel. Oleh karena itu, mereka lebih siap menanggapi undangan Yesus untuk "datang kepada-Ku kamu yang letih lesu dan berbeban berat" (Mat 11:28) ;
Catatan: Lukas 4:18 (TB) "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku
Saya sangat diberkati dengan sikap Yakobus yang memerintahkan para pembacanya untuk mendengar dan menyebut pembacanya sebagai saudara-saudara yg terkasih. Nasihat dan teguran dalam Yakobus 2 sangat padat, jelas, lugas dan cukup keras, namun Yakobus menyatakan itu semua bukan dengan semangat menghakimi, menjatuhkan, merendahkan atau mengecilkan hati pembacanya. Dari sapaan yg digunakan oleh Yakobus, jelas bahwa ia ingin menyampaikan semua pesan dan hikmat ini untuk membangun, mendorong dan menguatkan para pembacanya untuk berpadanan dengan perintah dan kehendak Allah. 

Seringkali saat kita menasihati dan menegur orang lain, kita punya rasa kesal, marah dan muak. Nasihat dan tegurannya mungkin benar, tapi bagaimana dengan sikap dan motivasi hati kita? Kadang kala kita bercela di area ini. Salah satu tanda dari tulusnya kita menasihati dan menegur orang lain ialah dengan sapaan yg manis, lembut dan akrab sebagaimana tulisan dari Yakobus. 

Dengarkanlah dalam ayat ini bahasa Yunaninya adalah "akouo" artinya untuk diberkati dengan kemampuan mendengar. Waw, ketika kita mau menggunakan telinga kita dengan benar, dengan mengerahkan seluruh kemampuan mendengar, maka kita akan diberkati. Itu sebabnya kita perlu lebih banyak mendengar dan bicara seperlunya. Banyak mendengar membuat kita diberkati. Gunakan telinga kita juga untuk mendengar sambil belajar. Ada banyak hikmat yg setelah didengar harus dicerna oleh otak kita. Sungguh, banyak mendengar firman Tuhan pasti akan diberkati.
Catatan: - Yesus seringkali mengucapkan kalimat ini. Saya menghitung ada 8 kalimat dalam kitab Injil yg mengucapkan kalimat ini. Dahsyat sekali. Ini menandakan bahwa mendengar itu sangat amat penting.
Matius 11:15 (TB)  Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
- Orang yg mendengar akan berbahagia 
Matius 13:16 (TB)  Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar.

Yak 2:6

Tetapi kamu telah menghinakan orang-orang miskin. Bukankah justru orang-orang kaya yang menindas kamu dan yang menyeret kamu ke pengadilan?

Yak 2:7

Bukankah mereka yang menghujat Nama yang mulia, yang oleh-Nya kamu menjadi milik Allah?

Yak 2:8

Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik.
Perbuatan baik kita dapat diwujudkan melalu tindakan nyata mengasihi sesama kita manusia. Jadi sesungguhnya surat ini ditulis dengan tujuan agar Kristen kembali kepada hukum kasih, sehingga memiliki sikap yang benar terhadap semua orang. Karena hukum kasih tercermin dalam setiap hukum yang diberikan Tuhan kepada umat- Nya. Tidak ada ukuran apa pun yang dapat menggeser hukum kasih.
Catatan: Markus 12:31. "Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
Yakobus, saudara Tuhan Yesus, nampaknya adalah seorang yang mentaati hukum Taurat. Ia mengutip bagian dari apa yang tertulis dalam Imamat 19:18 
"Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN." Sesungguhnya, kasih adalah esensi dari hukum Taurat.
Catatan: Menurut Yesus Kristus, dalam menjawab pertanyaan tentang perintah mana yang paling penting dari semua perintah dalam hukum Taurat, esensinya adalah mengasihi Tuhan dan sesama. Salahsatu bagian Injil yang menulis tentang mengasihi sesama manusia adalah Markus 12:31, "Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
Kalimat ini sudah terbiasa kita dengar, sehingga kita kadang tidak 
benar-benar meresapinya. Mengasihi sesama yang mengasihi kita itu mudah 
sekali. Tetapi mengasihi orang yang tidak mengasihi kita itu tantangan 
kebenaran yang harus kita lakukan. Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu."
 Kata “mengasihi musuh” menjadi terdengar klise karena mungkin selama 
hidup kita tidak pernah punya musuh. Tapi ketika ada seseorang yang 
dekat dengan kita (misal suami istri / anak / ortu / mertua / sahabat) 
yang menyakiti kita, sekalipun kita tidak menganggap mereka musuh, namun
 mengampuni orang yang menyakiti kita itu tidak semudah yang kita 
perkatakan.

Bila kita diperlakukan secara tidak adil, kita 
jangan membenci, tetapi harus menunjukkan reaksi yang memperlihatkan 
bahwa kita memiliki pendirian yang berpusat pada Kristus dan 
kerajaan-Nya. Tindakan kita terhadap mereka yang bersikap tidak baik 
kepada kita haruslah sedemikian sehingga akan menyebabkan mereka 
menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka. (YLSA)
Catatan: Matius 5:43-45 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Pengalaman saya, ada kerabat dekat yang seringkali berperilaku sangat menjengkelkan. Meskipun saya tidak menganggap dia musuh, namun sulit sekali untuk mengampuni dia, karena kesalahan yang dilakukan berulang-ulang. Di mulut saya berkata saya mengampuni dia, namun ketika mengingat-ingat kesalahannya hati saya masih merasa jengkel. Namun ada suara di hati yang mengingatkan saya bahwa saya belum tulus mengampuni dan mengasihi dia ketika masih merasa jengkel dengan apa yang dia lakukan di masa lalu. Saya yakin itu suara ROH KUDUS yang mengingatkan saya. Sayapun bertobat ketika mengingat betapa Yesus sampai rela mati supaya bisa mengampuni dosa saya. Sampai skr selalu cek hati saya jika masih ada rasa jengkel yang tersisa, artinya saya belum benar-benar mengampuni. Saya selalu ingat Yesus mengampuni saya maka saya harus mengampuni semua orang yang menyakiti saya. Saya yakin itu yang Yesus maksud dalam Matius 5:44 kita harus mengasihi musuh dan mendoakannya. Bukan hanya mengampuni, tapi juga secara aktif bertindak menunjukkan kasih.

Yak 2:9

Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran.

Yak 2:10

Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.

Yak 2:11

Sebab Ia yang mengatakan: "Jangan berzinah", Ia mengatakan juga: "Jangan membunuh". Jadi jika kamu tidak berzinah tetapi membunuh, maka kamu menjadi pelanggar hukum juga.
Kitab Yakobus ditulis oleh Yakobus, saudara tiri Tuhan Yesus anak dari Yusuf tukang kayu dari pernikahan sebelumnya(sebelum dengan Maria, ibu Yesus), karena Yusuf seorang duda. Dan Yakobus menjadi Uskup atau pemimpin Gereja Yerusalem yang sampai hari ini menjadi Gereja Ortodoks yuridiksi kepatriakhan Yerusalem. Yakobus adalah salah seorang Rabbi Yahudi, oleh karena itu banyak tulisannya yang bernuansa Yudaisme. Perikop diatas menunjukkan bahwa manusia tidak dapat melakukan segala perintah hukum TORAH(Taurat) yang sudah dituliskan oleh YHVH sendiri dengan tangan-Nya kepada Mosheh, sehingga ketika menaati hukum, tetapi melanggar 1 hukum yang lain maka tetap melanggar keseluruhan hukum. 
Jadi, bukan hukumnya yang salah tetapi manusia yang diciptakan menurut fitrah-Nya itu tidak dapat lagi merefleksikan kasih Allah itu, karena manusia telah jatuh dalam dosa sehingga Gambar Allah yang ada di dalam diri manusia sejak awal itu menjadi samar oleh karena dosa tadi.
MITSVAH(hukum) yang diberikan oleh Allah itu dilandaskan atas kasih Allah, semuanya adalah didasarkan atas kasih Allah, sehingga tidak ada pembeda antara hukum Taurat dan hukum kasih.
Catatan: Lukas 4:18 (TB)  "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk *menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin;* dan Ia telah mengutus Aku

Lukas 6:20 (TB)  Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: " *Berbahagialah, hai kamu yang miskin* , karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.

Lukas 7:22 (TB)  Dan Yesus menjawab mereka: "Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan *kepada orang miskin diberitakan kabar baik* .

Yak 2:12

Berkatalah dan berlakulah seperti orang-orang yang akan dihakimi oleh hukum yang memerdekakan orang.
Melalui Firman Tuhan ini kita diingatkan pentingnya belas kasihan kepada sesama, terutama orang yang membutuhkan. Serta janganlah kita menghakimi sesama karena itu yang Tuhan kehendaki. Sebab Allah akan menghakimi orang sesuai dengan perbuatannya.
Catatan: “Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
Lukas 6:37-38 TB
Kita diajak Yakobus utk berkata dan berlaku seperti orang yg akan dihakimi. Dihakimi dgn hukum yg memerdekakan.
Kemerdekaan itu sesuatu yg sangat berharga pd zamannya. Krn menjadi budak sangatlah tidak enak dan tidak berharga.
Hukum ini adalah hukum utama orang Kristen, yaitu Kasih.
Dalam perkataan dan perbuatan kita selalu dilingkupi oleh kasih.
Kasih dgn kebenaran yg dari Allah
Catatan: Yohanes 8:32 (TB)  dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Berkatalah dan berlakulah dlm Yun: ??????? (laleite) dan  ??????? (poieite).  
Di pasal 2 ini secara keseluruhan, Yakobus mau mengajak jemaat bahwa sebagai orang Kristen, harus dapat menghidupi Firman Tuhan yang mereka percayai. Mereka yang beriman kpd  Kristus harus mematuhi perintah Tuhan yaitu mengasihi sesamanya seperti diri sendiri. Ini termasuk tidak menunjukkan pilih kasih kepada orang kaya atas orang miskin. sebaliknya sbg Orang Kristen harus mempercayai Tuhan untuk sanggup menyediakan kebutuhan mereka dan melindungi mereka, alih-alih mencari bantuan dari kelompok orang yang menindas mereka sejak awal (kondisi masa itu dlm jemaat).  
Dalam Injil, kita semua adalah pelanggar hukum. Orang Kristen, sebagai orang yang percaya Kristus akan diadili oleh hukum yang memberikan Kemerdekaan, yaitu Hukum Kristus dimana harus memperlakukan semua orang secara setara. 
 
Sedangkan secara khusus dari ayat 12-13 ini, saya memaknainya  begini : 
Yakobus sedang menegaskan bahwa siapa pun yang tersandung dalam mematuhi perintah apa pun dalam hukum, menurut definisi, dia adalah seorang pelanggar hukum. sehingga Dia sama bersalahnya seolah-olah dia telah melanggar setiap perintah dalam hukum. (ini hubungan dg ayat2 sebelumnya di atas)  
Jadi Yakobus disini bermaksud bukanlah kita semua ditakdirkan untuk mengalami murka abadi Allah di neraka. Krn itu Yakobus setuju dengan Paulus (Roma 3:23-24) bahwa, hanya melalui iman di dalam Kristus, kita menemukan pengampunan dari semua dosa kita. Jadi tidak ada dalam surat ini yang bertentangan dengan kebenaran itu. 
 
Sebaliknya, Yakobus mendesak org kristen untuk memiliki kesadaran bahwa kita semua adalah pelanggar hukum dan kita harus mengakui fakta bahwa kita semua adalah orang berdosa. Jadi janganlah menjadi org Kristen merasa diri nya lebih unggul dari orang Kristen lainnya. Mungkin itu sebabnya dlm jemaat masa itu, ada kecenderungan menunjukkan pilih kasih kepada orang kaya. Mereka mungkin percaya diri mereka lebih spiritual, atau lebih dekat dengan Tuhan, karena kepatuhan mereka yang relatif "lebih baik" terhadap hukum. 
 
Nah Yakobus mengatakan bahwa sikap spt itu salah. Semua orang Kristen sama-sama bersalah atas dosa : tidak ada yang sempurna. Kita semua sepenuhnya bergantung pada belas kasihan Tuhan untuk menyelamatkan kita. Perbuatan baik kita bukanlah yang membuat kita benar di mata Tuhan. Kita harus memperlakukan satu sama lain seolah-olah itu benar. sehingga Kita harus berbicara dan bertindak sebagai orang2 yang pada kenyataannya akan mengalami penghakiman Tuhan nanti 
 
Tapi, Allah tidak akan menghakimi mereka yang percaya kepada Kristus di bawah standar mutlak Hukum Perjanjian Lama. Sebaliknya, Allah akan menghakimi kita di bawah standar hukum kemerdekaan, atau hukum yang memberikan kebebasan (hukum Kristus). Di dalam Kristuslah, kita telah diampuni dari dosa2 kita dan kita bebas dan tulus untuk menaati Allah yang mengasihi kita dan menunjukkan belas kasihan kepada kita.  
Kita harus berbicara dan bertindak terhadap satu sama lain sebagai orang yang juga membutuhkan belas kasihan yang besar dari Allah sbg sesama orang berdosa yang diampuni oleh darah Kristus. Dalam kerendahan hati inilah, kita sangat tidak mungkin untuk menunjukkan pilih kasih berdasarkan standar dunia.
Catatan: - Matius 7:12_“Karena itu, segala sesuatu yang kamu ingin orang lakukan kepadamu, demikian juga kamu lakukan kepada mereka karena inilah isi Hukum Taurat dan kitab para nabi.” 
- Matius 23:3_Oleh karena itu, segala hal yang mereka katakan kepadamu, 
lakukanlah
Kita harus berbicara dan bertindak dari sudut pandangan orang yang akan dihakimi oleh Allah dan hukum yang memerdekakan, yaitu hukum dan kasih Allah yang dicurahkan kedalam hati kita oleh Roh Allah. Allah akan menghukum semua orang yang pilih kasih karena sikap itu melanggar hukum kasih.
Catatan: Lukas 1:77-78 (BIMK) 
1:77 untuk mewartakan kepada umat-Nya bahwa mereka akan diselamatkan, kalau Allah sudah mengampuni dosa-dosa mereka.
1:78 Tuhan kita murah hati lagi penyayang; guna menyelamatkan kita Ia datang. Seperti matahari terbit di pagi hari, 

Bahkan sejak sbelum kelahiran Yesus, sudah di nubuatkan bahwa Ia adalah Tuhan yang murah hati dan penyayang yang akan menyelamatkan kita.
Pada ayat ini Yakobus berbicara tentang hukum yang memerdekakan. Ia mengingatkan bahwa orang2 pengikut Mesias itu telah dimerdekakan dari dosa, dan terlepas dari penghakiman karena belas kasih Allah saja. 
Karena itu hendaknya umat Allah harus hidup sebagai orang yang telah menerima belas kasih Allah dengan bersikap baik dan berbelas kasih juga kpd sesama. ==
Catatan: Lukas 6:37 (TB)  "Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.
Allah adalah hakim yang agung Yoh 5:22-24, akan ada saatnya manusia mengahadapi penghakiman, maka Yakobus berpesan agar perkataan dan perbuatan setiap orang percaya harus mempertimbangkan apakah yang dikatakan dan dilakukan ini sesuai atau tidak dengan firman Allah. Karna semua yang tidak sesuai dengan firman Allah Akan di hakimi. Seperti gandum dan lalang yang akan dicabut pada hari panen, dipisahkan gandum masuk lumbung dan lalang akan dibakar (mat 13:30)
Catatan: Matius 16:27 TB
Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Kita harus berbicara dan bertindak dari sudut pandang orang yang akan dihakimi oleh Allah dan "hukum yang memerdekakan", yaitu hukum dan kasih Allah yang dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Allah. Allah akan menghukum semua orang yang pilih kasih karena sikap itu melanggar hukum kasih.

Ayat 12 ini terkait dengan ayat 1 bahwa orang-orang yang akan dihakimi adalah orang-orang yang memandang muka.

memandang muka berarti memberikan perhatian khusus terhadap orang tertentu karena status sosial, pendidikan, kekayaaan dst.

Sikap memandang muka tidak berkenan dihadapan Allah karena :
1) Hal ini tidak menyenangkan Allah yang tidak pernah memandang penampilan lahiriah tetapi hati orang (1Sam 16:7).
2) Sikap semacam ini tidak didorong oleh kasih yang murni untuk semua orang (ayat Yak 2:8). Mengagumi kedudukan sosial adalah dosa terhadap hukum kasih.
3) Sikap ini menjadikan kita "hakim dengan pikiran yang jahat" (ayat Yak 2:4); daripada menghormati "Tuhan kita yang mulia" dan menerima orang berdasarkan iman mereka kepada Kristus, kita dengan tidak adil menunjukkan sikap memihak orang kaya atau orang berkedudukan dengan motivasi yang jahat untuk memperoleh keuntungan.
Catatan: Matius 16:27 :
"Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.”
Yakobus meminta para orang Yahudi untuk berbicara dan bertindak dari sudut pandangan orang yang akan dihakimi oleh Allah dan "hukum yang memerdekakan", yaitu hukum dan kasih Allah yang dicurahkan ke dalam hati manusia oleh Roh Allah. 
Bagi orang Kristen tetap ada penghakiman, dan penghakiman itu akan didasarkan pada hubungan orang Kristen tersebut dengan standar etika Kristen, yaitu hukum yang diterima oleh orang merdeka tanpa ada pihak yang memaksa.
Perintah/nasehat dalam hal berkata dan berlaku. Sinkronisasi antara hati, mulut dan tubuh untuk satu perintah dari otak/akal budi/nalar. Ketika pikiran menerima perintah/nasehat terkait dengan hukum yang memerdekakan orang, sebagai orang yang beriman dan orang yang percaya serta orang yang melakukan akan merespon dan menanggapi “YA” baik untuk hal berkata-kata maupun berperilaku yang benar.

Dari hal ini dikatakan hukum yang memerdekakan orang sama halnya dengan hukum yang sempurna (ps.1:25). Dan lebih mengacu kepada perintah “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (ps.2:8). Hal ini juga mengacu pada kehendak Allah yang diwahyukan dalam PL dan dalam hidup serta ajaran-ajaran Yesus Kristus. (Alkitab Edisi Studi - LAI).
Catatan: Markus 12 : 30-31 ? 12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. 12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
Yakobus mengingatkan jemaatnya untuk melakukan/menjalankan hukum yang ada pada saat itu, supaya tidak dihakimi dan pada akhirnya memberikan dampak tidak baik pada orang yg tidak percaya. Ajakan untuk memenangkan jiwa tapi dengan tetap taat pada hukum yg ada.
Catatan: Matius 5:16 demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yg baik dan memuliakan Bapamu yg di sorga.
Ayat diatas merupakan suatu perintah yang disampaikan oleh penulis kepada orang-orang percaya Yahudi agar supaya mereka tidak hanya pintar dalam berkata-kata (Firman). Namun disini penulis menekankan agar supaya setiap yang diperkarakan itu harus selaras dengan tindakan.  Penulis mengingatkan untuk tidak sekedar cakap dalam berkata-kata tetapi juga harus cakap dalam melakukan apa yang diperkatakan.
Catatan: Lukas 6:46 (TB). "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?
Yakobus meminta para orang Yahudi untuk berbicara dan bertindak dari sudut pandangan orang yang akan dihakimi oleh Allah dan "hukum yang memerdekakan", yaitu hukum dan kasih Allah yang dicurahkan ke dalam hati manusia oleh Roh Allah. 
Bagi orang Kristen tetap ada penghakiman, dan penghakiman itu akan didasarkan pada hubungan orang Kristen tersebut dengan standar etika Kristen, yaitu hukum yang diterima oleh orang merdeka tanpa ada pihak yang memaksa.
Catatan: - Matius 7:12
Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
- Matius 12:37
Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.
- Matius 22:39
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Yakobus mengingatkan orang2 percaya saat itu, meskipun keselamatan memang diperoleh melalui anugerah Allah secara cuma-cuma, bukan berarti perbuatan boleh semaunya. Dan agar menjaga kelakuan diri sendiri, Yakobus mengingatkan agar mereka hati-hati dalam berkata-kata dan bertindak, seolah2 perbuatan mereka itu yang akan menentukan apakah mereka akan selamat atau tidak. 

Kata "dihakimi" saat erat dengan perkataan atau perbuatan orang. Karena di bawah peraturan hukum, maka perkataan dan perbuatan adalah bukti untuk sebuah penuntutan dan dijatuhkannya sebuah hukuman. Disini Yakobus sangat serius mengingatkan orang-orang percaya, agar menjaga Perkataan dan Perbuatanmya.
Catatan: Matius 5:20  
Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Tuhan Yesus mengingatkan pengikut-Nya agar menjaga kelakuannya. Tuhan Yesus membandingkan dengan kelakuan ahli Taurat dan orang2 Farisi.

Karena ahli Taurat dan orang2 Farisi adalah kelompok yang sangat mengutamakan perbuatan atau kelakuan keagamaan mereka, supaya mereka dianggap suci (padahal mereka penuh dengan kemunafikan). Mereka yang tidak dipilih Allah untuk menjadi pengikut-Nya saja bisa bertindak "hati-hati", apalagi untuk pengikut Kristus yang sudah mendapat anugerah iman, seharusnya bisa lebih serius menjaga perkataan dan perbuatannya. Kalau perkataan dan kelakuan tidak bagus, kemungkinan belum mengenal Kristus, jadi tidak akan masuk sorga.

Yakobus menulis perintah di ayat 12 ini karena mengingat perlunya taat kepada Kristus dan perintah-Nya. Kalau sudah percaya kepada Kristus, maka perkataan dan perbuatan sudah harus bagus dan benar.

Yak 2:13

Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman.

Yak 2:14

Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?

Yak 2:15

Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,

Yak 2:16

dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?
Kenakanlah..suatu penegasan utk memakai,bkn sekedar basa basi dlm ucapan ttp dibutuhkan tindakan yg nyata..yg berdampak,yg dpt dirasakan oleh sesama.
Pada kalimat kenakanlah kain panas dan makanlah adalah berbicara ttg kebutuhan pokok sehari-hari manusia,kebutuhan hidup scr jasmani yg mns butuhkan..ada satu tuntutan yg yakobus ajarkan utk kita lakukan sbg tindakan iman kita kpd Kristus.
Hal2 yg sederhana dari keseharian,kepedulian kita berdampak di kekekalan pd akhirnya,menjadi nilai tambah bagi iman kita.
Catatan: Matius 25: 31-46
Ayat 35 sebab ketika Aku lapar,kamu memberi Aku makan......
Ayat 36 ketika Aku telanjang kamu memberi Aku pakaian....
Ayat 45 maka Ia akan menjawab mereka : Aku berkata kepadamu ,sesungguhnya segala sesuatu yg tidak kamu lakukan utk salah seorang dari yg paling hina ini kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
Mohon maaf tdk saya tampilkan semua ayatnya hanya point2 yg memiliki korelasi dgn ayat dlm yakobus 2:16.
Dari sini apa yg kita buat jika fokusnya kpd kasih kita kpd Tuhan dan tanpa memandang bulu,tepat sasaran, Allah memperhitungkan pd saat penghakiman terakhir nanti.
Yakobus menegur org yg memposisikan dirinya sebagai org yg mampu berbuat baik namun tdk melakukannya.
Catatan: Matius 25:31-46
Khusus ayat 37.Matius 25:37 (TB)  Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
Ketika seseorang mengetahui apa yang harus dilakukan untuk suatu kebaikan namun tidak melakukannya, tau dan mampu namun tidak mau, sungguh kejam karena tidak memperlakukan sesamamnya tidak sesuai dengan yg Yesus perintahkan untuk saling memgasihi. Apalagi hanya memberi info dan nasihat baik namun tidak memprekatekkannya dalam kehidupan sehari hari.
Catatan: Matius 25:45
Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.

Yak 2:17

Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Yakobus mengatakan ini untuk memberikan pemahaman yang benar tentang iman kepada orang-orang Kristen dijerusalem, pokok dari pengajaran iman Kristen, bahwa iman yang benar akan disertai dengan perbuatan yang benar, semua itu karena ketaatan itu akan firman Allah, dengan mengaku saja tidak cukup. Yakobus mengatakan bahwa itu adalah iman yang mati, tidak ada keselamatan didalamnya.
Catatan: Mat 7: 17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
Mat 7: 21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Iman datang dari pendengaran Firman Tuhan serta membaca Firman Tuhan, namun harus menjadi nyata melalui perbuatan kita yaitu kasih pada Tuhan dan kasih pada sesama kita.

Yak 2:18

Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
Kata iman selalu menjadi penekanan dari Yakobus sebagai penulis, ini yang sangat menarik untuk digali. Iman menurut Ibrani 11 : 1
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sering kali orang salah mengartikan iman sama dengan agama atau kepercayaan. Sementara iman tidak bisa berdiri sendiri tanpa perbuatan demikian juga perbuatan tidak dapat berdiri sendiri tanpa iman. Dalam ayat imperatif yang saya pilih kita diminta untuk menunjukkan iman kita dari perbuatan kita. Disini kita belajar bahwa konkret dari iman adalah perbuatan.
Catatan: Bicara tentang iman dan perbuatan Tuhan Yesus menegaskan dalam Injil
Matius 17 : 20
Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. 

Dari sini kita bisa melihat bahwa bukan hanya sekedar percaya dengan iman tetapi juga diikuti perbuatan yang membuat iman itu menjadi sempurna. Dalam Alkitab banyak tokoh Alkitab yang telah mempraktekkan keduanya sejalan sehingga iman menjadi sempurna.
Ayat ini terlihat adanya dialog kemungkinan 2 kelompok jemaat yg mempertahankan pendapatnya. Ada yg mengatakan bhw mereka hanya memiliki iman ( tanpa perbuatan), sedangkan yg lain memiliki perbuatan saja , dan mereka mengatakan bhw iman dan perbuatan adalah anugrah terpisah satu sama lainnya.( Badingkan 1 Kor 12: 4-10).....
TETAPI YAKOBUS MEMBANTAH PENDAPAT TSB DENGAN KATA :
TUNJUKKANLAH , yang berart juga buktikanlah kepada ku atau Perlihatkan lah pada ku.
Yakobus menjawab KPD org tsb: Engkau harus membuktikan KPD ku bahwa seseorg dpt percaya KPD Kristus tanpa melakukan perbuatan2 yg baik. Aku akan menunjukkan KPD mu bahwa aku percaya KPD Kristus melalui perbuatan2 ku yg baik.
Catatan: Hukum yg utama Matius 22: 37-38. Kasih PD Tuhan melalui Iman dan kasih KPD sesama manusia melalui perbuatan Kita SBG org percaya.
Kata tetapi mungkin ada, Yakobus menandakan adanya persoalan yang terjadi mengenai hubungan antara iman dan perbuatan. Yakobus mengatakan padamu ada iman, yang mengarahkan kepada orang-orang yg disinggung di dalam ayat 14 atau yg mewakilinya. Mereka berpendapat bahwa iman adalah masalah batin dan mereka mengatakan bahwa mereka adalah orang beriman, dan Yakobus menantang mereka dengan berkata tunjukkanlah imanmu. Dan kata padaku mengarahkan kepada Yakobus. Yang meyakini bahwa tidak mungkin orang yang beriman tidak menunjukkan imannya tanpa perbuatan. Makanya Yakobus mengatakan, aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku. Hal ini dimungkinkan, sebab perbuatan adalah buah iman.
Catatan: Matius 7:20 
 "Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka."
Ayat ini merupakan bagian dari kontroversi tentang keselamatan. Apakah manusia bisa diselamatkan hanya oleh iman (Sola Fide)? Atau perlukah perbuatan? Banyak orang menafsir bahwa perbuatan manusia perlu dalam beroleh kebenaran. Ditambah pada ayat 21 dikatakan bahwa: "Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?" Jadi, iman saja tidak menyelamatkan? Kita perlu berbuat baik?

Di sini, kita perlu melihat, kepada siapa Yakobus menulis surat ini. Pada Yak.2:1, sangat jelas bahwa Yakobus menulis surat ini kepada orang-orang Yahudi yang ada di perantauan yang merupakan jemaat Kristus. Dia tidak menulis surat ini untuk semua orang. Target pembacanya jelas. Target pembaca surat ini adalah jemaat Kristus, yaitu orang-orang yang sudah percaya kepada Kristus. Target pembacanya adalah orang-orang yang sudah mengaku beriman. Jadi, pembaca surat Yakobus ini dianggap sudah tahu iman dan pentingnya iman bagi keselamatan mereka.

Walaupun begitu, masih ada permasalahan di dalam jemaat Kristus di perantauan. Yaitu, hidup mereka tidak sesuai dengan iman yang mereka deklarasikan. Mereka mengatakan dirinya beriman, namun sulit menunjukkan kasih dalam perbuatan mereka. Bahkan kepada saudara seiman mereka. Dalam konteks inilah Yakobus mengatakan bahwa imanmu perlu ditunjukkan dalam perbuatan. Perbuatan tidak akan menyelamatkan, namun perbuatan adalah bukti dari iman.

Jadi, memang manusia diselamatkan oleh iman kepada Kristus. Bukan karena perbuatannya. Akan tetapi, orang beriman akan menunjukkan imannya dalam perbuatannya. Iman bukanlah pernyataan kosong. Iman yang benar pastilah mengubah hidup dan nampak dalam perbuatan kita. Hiduplah dalam iman, dan lakukan semuanya dalam iman. Supaya terangmu bercahaya. Kembali hal ini mengingatkan akan perkataan Yesus dalam Khotbah di Bukit.
Catatan: Matius 5:13-16
5:13 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Yak 2:19

Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.

Yak 2:20

Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?

Yak 2:21

Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?

Yak 2:22

Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

Yak 2:23

Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah."

Yak 2:24

Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.
Saya menekankan bahwa kita disuruh menjadi pelaku pelaku iman, secara aktif kita mempraktekkan iman kita. Itu yang dikehendaki Tuhan, sebagai tanda juga kita berbuah, dan buah kita dilihat orang lain. Sehingga oleh perbuatan iman  kita, orang lain melihat ada yang berbeda dalam diri kita (dan kemudian memuliakan Allah)
Contoh dalam alkitab, ketika Sadrakh, Mesak, Abednego menunjukkan imannya hanya kepada AllahNya dan dengan perbuatannya yg tdk mau menyembah patung emas, akhirnya  keluar ucapan pujian : Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka. Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa manapun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu."
Penjelasan Sabda: Iman yang menyelamatkan senantiasa merupakan iman hidup yang tidak berhenti dengan sekadar mengaku Kristus sebagai Juruselamat, tetapi juga mendorong ketaatan kepada Dia sebagai Tuhan. Demikianlah, ketaatan adalah aspek yang penting dari iman. Hanya mereka yang taat dapat percaya dan hanya mereka yang percaya dapat taat.
Catatan: Mat. 5:16. “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

Yak 2:25

Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?

Yak 2:26

Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Ayat di atas memiliki makna bahwa tubuh dan roh tidak dapat dipisahkan dan sama seperti iman yang tak dapat dipisahkan dari perbuatan-perbuatan kita. Dari perbuatanlah kita tahu iman seseorang itu. Tidak hanya dikatakan, namun dilengkapi  dengan perbuatan kita sehari-hari atau di mana dan kapan pun kita berada.=
Catatan: Lukas 6:44
Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.

Pasal 3


Yak 3:1

Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.
Artinya disini bahwa sebagai anak Tuhan kita jangan lah menjadi guru dalam mengajar Firman Tuhan tetapi hendaklah juga kita lakukan apa yang kita ajarkan,karena ada orang tahu untuk membagikan Firman Tuhan namun dalam kehidupan sehari hari tidak menjadi pelaku Firman Tuhan,karena kita tahu bahwa seorang guru itu adalah ditiru dan digugu,artinya jadi teladan bukan hanya dlam peekataan,tapi apa yang dipikirkan dan diucapkan harus sama dengan apa yang dilakukan.
Catatan: Matius 7:21 (TB)  Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
https://alkitab.app/v/9859ccfb9656
Artinya jangan kita hanya pandai berkata kata namun dalam prakteknya tidak kita laksanakan.
Ayat di atas bukan berarti melarang, namun sebagai peringatan bahwa menjadi seorang guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang tidak mudah, dan tidak semua orang sanggup melakukannya. Maka dengan itu, guru tidak perlu banyak, karena seorang guru akan dihakimi dengan ukuran yang berat. Jika tidak sanggup untuk menjadi teladan bagi muridnya, jika tidak sanggup untuk mengajar dengan baik, atau bertanggung jawab dengan baik, maka tidak perlu menjadi guru.
Catatan: Matius 18:6 (TB)  "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.
Di sini Rasul Yakobus memperingati kita agar jangan ingin menjadi guru, agar kita tidak mendatangkan penghasilan yg lebih keras atas diri kita. Kata di sini adalah penghakiman. Hal ini berarti bhw Allah akan memakai standar yg lebih tinggi untuk menghakimi mereka yg menjadi guru. Guru guru di sini menunjuk kpd siapa ? Sesuai dgn kata asli dlm BHS Yunani, kt benda guru adalah kata untuk Rabi dlm Perjanjian baru. Sudah pasti Yakobus bukan mengatakan mengenai guru guru di sekolah. Ia berbicara dgn konteks mengenai kehidupan gereja. Guru guru di sini adalah gembala, pemimpin gereja, misionaris, pengkotbah atau siapa saja yg memberikan pengarahan kepada jemaat. Seorang guru harus mengerti bahwa tidak ada orang yang mempunyai tanggung jawab lebih besar drpd mereka yg mengajarkan Firman Allah. Di dalam penghakiman yg akan datang para guru Kristen akan di hakimi dengan lebih ketat drpd orang percaya yg lain (SABDA).
Catatan: Roma 2:17-22, kata guru di ayat 20 adalah kata Yunani yg sama utk kata guru di Yakobus 3:1 dan Paulus menggunakan kata bentuk kerja mengajar sebanyak 2x di ayat 21. Kata mengajar adalah bentuk kata kerja untuk guru. Dr bbrp ayat ini kita dapat melihat bhw Paulus berbicara mengenai kualitas yg hrs di miliki oleh para guru. Ayat 18 mengatakan bahwa para guru hrslah dpt melihat dan mengerti kehendak Allah. Ayat 19-20 mengatakan bhw Tugas guru guru adalah mengajar dan mendisiplinkan orang yang blm dewasa dan orang yg kurang pengetahuan. Mengapa Rasul Yakobus mendorong kita utk tidak berantusias menjd guru rohani. 1. Para pendidik akan mendatangkan penghakiman yg berat. 2. Kita semua tdk sempurna dan kita banyak kali gagal dlm banyak hal dan perkataan kita sehingga kita tidak memenuhi syarat untuk menjadi guru untuk sesama.
Pengertian guru di sini adalah  gembala, pemimpin gereja, misionaris, pengkhotbah atau siapa saja yang memberikan pengarahan kepada jemaat. Seorang guru harus mengerti bahwa tidak ada orang yang mempunyai tanggung jawab lebih besar daripada mereka yang mengajarkan firman Allah. Sebagai seorang Guru harus mempunyai pengetahuan yang luas dan pemahaman yang dalam akan apa yg diajarkanya. Apalagi ini mengajar Firman Allah, kalau kita salah menafsirkannya, maka hasil akhir juga salah. Maka kita jadi menyesatkan jiwa-jiwa.
Catatan: Mrk. 9:42. "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil   yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya   lalu ia dibuang ke dalam laut. Menjadi guru/mengajarkan sesuatu yg menyesatkan diibaratkan lebih baik guru yg salah dihukum mati.
Menjadi Guru tidaklah mudah karena Guru artinya digugu dan ditiru. Banyak hal dituntut dari seorang Guru. Guru menjadi pusat perhatian bagi siswa karena Guru diharapkan menjadi pusat sumber belajar. Sehingga ketika Guru tidak menjalankan fungsinya, maka yang terjadi siswa yang diajar akan menjadi tersesat. Guru juga berfungsi bukan hanya mengajar tetapi mendidik. Mengajar artinya memberikan ilmu pengetahuan sedangkan mendidik lebih kepada pembentukan karakter. Hal inilah yg membuat Yakobus menuliskan bahwa jangan banyak orang menjadi Guru karena sebagai Guru akan dihakimi menurut ukuran yang berat.
Catatan: Markus 9 : 42
"Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.
Dari ayat Injil Markus ini menegaskan bahwa ada sanksi ketika kita sebagai Guru memberikan pengajaran yang sesat kepada anak-anak. Sanksi yang kita baca dalam Injil Matius menegaskan bahwa ketika kita sebagai Guru memberikan pengajaran yang salah maka kita dikatakan mengajarkan yang sesat maka sanksi diikatkan batu kilangan pada leher dan dibuang ke laut. Ini menunjukkan bahwa pekerjaan sebagai Guru benar-benar harus merupakan panggilan hati. Tuhan Yesus sendiri adalah Guru bagi 12 muridNya. Dia selalu mengajarkan hal-hal yang benar kepada muridNya sehingga dalam suatu percakapan ketika Yesus membasuh kaki para murid dalam Yohanes 13:13-15
Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru 
Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; 
sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Guru menjadi teladan bagi murid inilah yang Tuhan inginkan.
Dari ayat imperatif "janganlah banyak orang   diantara kamu menjadi guru", kita tidak dilarang untuk melakukan apa yang kita bisa untuk membimbing , mengajar dan menegur orang lain.Dan yang dimaksud guru disini adalah: kita yg mengemban profesi mis: gembala, pengajar dll. Akan tetapi dalam menjalankan tugasnya itu harus diperhatikan :
1. Janganlah kita bersikap menggurui,. seperti pihak yang berkuasa dan hakim, tetapi kita harus berbicara dengan rendah hati.
2. Janganlah kita mencela satu sama lain, seolah-olah orang lain harus mengikuti apa yg menjadi patokan kita.
3. Dalam mengemban profesi sebagai hakim, gembala, pengajar dll, tidak hanya bertanggung jawab isi pengajarannya tetapi bertanggung jawab untuk memperlihatkan sikap yg sesuai dengan pengajarannya dan menjadi teladan dan kita belajar untuk tidak menghakimi. Apabila kita menghakimi, kita juga akan dihakimi.
Catatan: Matius 7 : 1-2  Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
Penerima Surat Yakobus adalah orang Kristen Yahudi yang tersebar di seluruh pelosok Kekaisaran. 
Dalam
 psl 3:1, Yakobus mengarahkan fokusnya kpd para Guru/pengajar Firman 
Tuhan di Jemaat Yahudi. Pada masa itu, pengajar/ guru mempunyai peranan 
penting dalam kehidupan gereja mula-mula selain Rasul dan nabi.  
Mengajar adalah salah satu karunia Roh Kudus (Rom 12: 6-7). Para 
Pengajar Gereja Jemaat perdana/mula- mula dipercayai tugas penting  
menyampaikan ajaran kekristenan (2Tim2:24). Mereka sbg  pengajar/Guru 
sangat dihormati dlm jemaat perdana tsb. Yakobus menekankan tanggung 
jawab yang sangat besar yang diemban para guru, karena apa saja yg 
mereka perkatakan dapat mempengaruhi hidup orang banyak.
Memang seorang pengajar Firman akan dihakimi lebih berat, disebabkan karena ia lebih banyak mengerti Firman.
Hendaknya seorang guru dalam melakukan tugasnya, melakukannya dg Motivasi yg benar. Motivasi yg benar adalah KASIH. 
- Guru/ pengajar ada juga yg berarti lain yaitu orang yg menghakimi/ mengkritik. 
.
 Ada orang yg menegur pada waktu yg salah/tidak tepat. Misalnya menegur 
pada saat orang lagi sakit, sedih atau pada saat dimana orang tsb 
sebetulnya membutuhkan penghiburan, dukungan, kekuatan dll.
. Ada 
orang yg memberikan teguran/ nasehat dng motivasi yg benar, cara yg 
benar, pada saat yg benar. Inilah merupakan sesuatu yg baik.
Sebaiknya,
 ketika mengajar/ memberitakan Injil, atau menegur, sebagai seorang 
pengajar melakukannya dengan  Motivasi yang benar yaitu kasih.
Catatan: Luk 12: 48b
Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya 
akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari 
padanya akan lebih banyak lagi dituntut.
saya sangat penasaran mengapa tidak boleh menjadi guru pada ayat 
ini,setelah lihat terjemahan lainnya ternyata yg dimaksud guru di sini 
adalah menjadi *guru Firman Tuhan* atau guru agama. Sebagai guru firman 
Tuhan harus menjaga lidah yg mengajarkan banyak hal kepada 
pengikutnya,karena jika salah dan menyesatkan maka hukumannya lebih 
berat.
Catatan: Markus 12: 38-40

Tuhan Yesus pernah berkata dan memperingati 
guru-guru yg sombong dan gila hormat dalam Markus 12:38-40 Dalam 
pengajaran-Nya Yesus berkata: "Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat 
yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima 
penghormatan di pasar,
yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan,
yang
 menelan rumah janda-janda, sedang mereka mengelabui mata orang dengan 
doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang 
lebih berat."*

Catatan ini membuat saya membayangkan Yesus dan 
Yakobus kalau di rumah sering membicarakan guru-guru firman Tuhan yg 
perkataannya (lidahnya) tidak selaras dgn tingkah lakunya yg jahat.
Bahwa Yakobus menyampaikan agar orang orang Kristen pada masa itu tidak gampang untuk menghakimi orang, menganggap dirinya lebih benar dari orang lain, sehingga lebih gampang untuk menyalakan orang lain yang menjadikan hubungan satu dengan yang lainnya pecah, cekcok dan bermusuhan.
Catatan: Lukas 18:11
Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini.

Cerita ini mungkin sudah sering kita dengar orang farisi vs pemungut cukai. Pada ayat ini kita temukan bahwa orang farisi tersebut tidak merampok, tidak menindas, tidak mencuri, tidak berzinah. Dan sejenak, mungkin kita berfikir bahwa orang farisi ini hidupnya sangatlah baik dan benar, bukan??. Tetapi jika kita teliti lebih dalam, ada perkataan yang salah dari orang farisi ini, yg mengatakan "aku mengucap syukur karena aku tidak sama dengan orang lain". Dari sini terlihat, bahwa orang farisi sombong, dia merasa bahwa dia lebih baik dan benar dari orang lain, sedangkan orang lain dianggapnya berdosa. 

Apakah kita pernah menganggap diri kita lebih benar dari orang lain?? Mungkin kita rajin membaca Alkitab, rajin ke Gereja, rajin pelayanan, aktif dalam organisasi keagamaan dan ini membuat kita lebih baik dibandingkan dengan orang-orang yang hidupnya mabok mabokan, tidak gereja atau penuh hawa nafsu. Secara tidak sadar, kita tidak lagi menganggap hidup kita sebagai berkat dari Tuhan, melainkan menganggap hidup kita sebagai berkat untuk Tuhan.

Kita tidak boleh menganggap orang lain lebih berdosa dari kita, karena sesungguhnya setiap dari kita adalah orang orang berdosa dan setiap dari kita membutuhkan kasih karunia dari Tuhan.

Didalam Lukas 18:14, Tuhan Yesus membenarkan tindakan pemungut cukai tersebut dan saya simpulkan
Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia tidak mencari seseorang yang sombong dan merasa dirinya lebih baik dari orang lain, melainkan Dia mencari seseorang yang mau merendahkan diri dan mengakui bahwa ia membutuhkan belas kasihan dari Tuhan.
Ayat ini menasihatkan kepada orang banyak yang hendak ingin menjadi 
guru atau pengajar bahwa ia akan dihakimi menurut ukuran yang lebih. 
Mengajarkan kita bahwa menjadi guru adalah tanggung jawab yang besar 
kepada Tuhan. Seorang guru tidak hanya mengajar tetapi melakukanlah 
terlebih dahulu apa yang di ajarkan kepada anak2. Seorang guru haruslah 
memiliki sifat- sifat yang dimiliki oleh guru Agung itu, yaitu Tuhan 
Yesus sendiri, gaya mengajar yang Dia terapkan.
Catatan: “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang 
Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah
 Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku
 telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat 
sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”
Yohanes 13:13-15 TB
Melanjutkan pasal 2 dimana Yakobus memberi peringatan agar orang percaya hati2 dalam Perkataan dan Perbuatan, maka di pasal 3 ini Yakobus secara khusus menyoroti orang (konteks saat itu) yang banyak ingin menjadi guru. Dimana Guru banyak menggunakan Perkataannya (Lidah). 

Yakobus menyoroti tanggungjawab guru yang sangat besar. Guru menggunakan lidah/mulutnya untuk mengajar. Oleh sebab itu lidah sangat powerful, sekaligus sangat berbahaya, karena dapat  "mengutuk" manusia lain (3:9)

Ada 2 hal penting agar kita dapat mengendalikan lidah yaitu Bijak (Wisdom) dan Budi baik (Understanding) - Yak.3:13

Perlu belajar dewasa berperilaku dan melatih hati/pengertian melalui pembentukan karakter yang dipimpin Firman Tuhan.
Catatan: Matius 18:6
"Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.

Tuhan Yesus mengingatkan orang2 dewasa agar berhati2 dengan anak kecil. Karena anak kecil akan percaya penuh kepada perkataan orang dewasa (orangtuanya). Oleh sebab itu perlu menjaga lidahnya saat mengajar anak2. Tanggungjawab serta hukuman Tuhan menanti orang yang menyesatkan anak2.
Guru merupakan suatu pekerjaan atau jabatan penting dan sangat di hormati, sehingga tidak heran jika orang banyak yang mau menjadi guru atau pengajar bukan untuk suatu tujuan mendidik namun berubah tujuan yaitu mencari gelar, dan hormat. Karena latar belakang itulah Yakobus  menegur dan menasehati melalui surat yang ditulisnya, jika seseorang ingin menjadi guru , ia terlebih dahulu belajar untuk mengekang lidah karena sebagai guru harus memiliki karakter dan budi pekerti yang baik. Tuhan mengingatkan melalui Yakobus bahwa guru akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat ( Yak 3:1) jika tidak dapat menguasai lidahnya.
Orang Kristen yang ingin menjadi pengajar hendaklah ia tau menempatkan dirinya dlm profesi yang ia cita-citakan seperti seorang guru atau hamba Tuhan.
Orang Kristen yang sudah mengerti Firman Tuhan hendaklah ia menjadi pengajar yang membangun, yang menjadi berkat, teladan, nasehat lewat Firman Tuhan, menggunakan kata- kata yang tidak merusak dan kata- kata yang menyenangkan hati Tuhan.
Catatan: Matius 7:2 (TB)  Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
Guru' yg termasuk disini adalah gembala, pemimpin gereja, misionaris, pengkhotbah atau siapa saja yang memberikan pengarahan kpd sesamanya - merubah karakter dan kepribadian. Oleh karena penting sekali bagi mereka untuk memiliki sifat dan karakter yg dapat dipercaya dan sebagai contoh/teladan/panutan (di gugu lan di tiru) Dan guru merupakan suatu talenta/karunia = 'mengajar' - mendidik (Roma 12:6-7; 1 Kor. 27-31) ->dengan hasil akhirnya orang lain tersebut memiliki perubahan paradigma atau perubahan sifat dan karakternya. Apalagi 'guru' yang mengajarkan firman Allah.
Maka Yakobus mengingatkan bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yg lebih ketat. Untuk itulah berhati-hati dalam 'bertindak' karena setiap tindakan akan dipertanggung jawabkan.
Catatan: Ada 3 kitab Injil yg menjelaskan bahwa jika mereka menyesatkan maka lebih baik batu kilangan diikatkan dilehernya dan kemudian ditenggelamkan ke dalam laut (Matius 18:6; Markus 9:42; Lukas 17:2)
Dalam Gereja mula-mula, jabatan sebagai pengajar adalah sebuah jabatan yang dihormati. Sehingga oleh karena nya banyak orang yang ingin memiliki jabatan tersebut. Terutama banyak yang menginginkan jabatan tersebut karena alasan yang salah, yaitu karena mereka ingin dihormati, dipandang tinggi dan dapat menyalahgunakan otoritas untuk mengajar. Sehingga Yakobus menghimbau agar orang-orang tidak mengambil jabatan ini kecuali memang Ia dipanggil Tuhan untuk melakukannya.

Sumber: www.easyenglish.info
Catatan: Yoh 12:49 ITB Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.
Penulis Yakobus menasehati orang percaya kepada Tuhan bahwa Perkataan ini tidak melarang kita untuk melakukan apa yang kita bisa untuk membimbing dan mengajar orang lain dalam kewajiban mereka, atau untuk menegur mereka atas apa yang salah dengan cara-cara kristiani. Tetapi kita tidak boleh bicara dan bertindak seperti orang yang senantiasa berkuasa. Kita tidak boleh mengatur-atur seorang terhadap yang lain, sehingga menjadikan perasaan kita sendiri sebagai patokan untuk menguji semua orang lain. Sebab Allah memberikan berbagai macam karunia kepada manusia, dan mengharapkan dari tiap-tiap orang sesuai dengan ukuran terang yang Ia berikan. “Oleh sebab itu, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi tuan” (atau guru, seperti sebagian orang membacanya). “Janganlah bersikap menggurui, seperti pihak yang berkuasa, dan hakim, tetapi berbicaralah dengan rendah hati dan dengan semangat untuk belajar. Janganlah mencela satu sama lain, seolah-olah semua orang harus mengikuti patokanmu.” Hal ini dipertegas dengan dua alasan. (Tafsiran Matthew Henry Commntary)
Catatan: Matius 7:1 "Janganlah menghakimi orang lain, supaya kalian sendiri juga jangan dihakimi oleh Allah.
7:2 Sebab sebagaimana kalian menghakimi orang lain, begitu juga Allah akan menghakimi kalian. Orang yang ingin mencari-cari kesalahan orang lain, dan angkuh dalam mencela mereka, hendaklah sadar bahwa Allah akan berlaku sama kerasnya dalam memperhitungkan kesalahan yang mereka katakan dan lakukan.
Guru yang dimaksud Yakobus disini adalah para gembala, pemimpin gereja, yang mempunyai tugas untuk menuntun jemaat. Yakobus mengingatkan agar mereka jangan terlalu bersemangat untuk menjadi seorang guru karena tanggung jawab yang dipikulnya lebih berat, sebab dgn penghakiman yg dipakai untuk menghakimi, akan dihakimi.
Catatan: Matius 12:36-37
Tetapi aku berkata kepadamu: Setiap kata sisa-sia yang diucapkan orang harus dipetanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula  engkau akan dihukum.
Yakobus 3:1 . Jangan banyak guru -- Jangan mempengaruhi seorang guru , karena banyak yang ingin menjadi guru yang lebih perlu belajar. Ada banyak guru atau rabi di antara orang-orang Yahudi, masing-masing mempengaruhi untuk memiliki kebenaran, dan untuk menarik murid setelah dia. Kami menemukan peringatan terhadap orang-orang seperti itu.
Kehati-hatian ini tetap diperlukan; ada banyak orang, yang tidak pernah dipanggil Tuhan, dan tidak pernah dapat dipanggil, karena dia tidak pernah memenuhi syarat untuk pekerjaan itu, yang dengan sungguh-sungguh ingin masuk ke dalam jabatan imam. Dan dari jenis ini, bertentangan dengan Yakobus, kita memiliki banyak guru - orang- orang yang berusaha menunjukkan kepada kita jalan keselamatan, yang tidak tahu apa-apa tentang jalan itu dan mereka sendiri belum diselamatkan. Ini ditemukan di antara semua deskripsi orang Kristen, dan telah menjadi sarana untuk menghina jabatan guru. Kasus mereka mengerikan; mereka akan menerima hukuman yang lebih besar daripada orang berdosa biasa; mereka tidak hanya berdosa dengan memaksakan diri mereka ke dalam jabatan yang tidak pernah Tuhan panggil mereka, tetapi melalui mereka tidak mencukupi , kawanan domba yang telah mereka kuasai akan binasa karena kurangnya pengetahuan, dan darah mereka akan Allah tuntut di tangan penjaga. Seseorang mungkin memiliki penguasaan ini menurut hukum negara, namun tidak memilikinya menurut Injil ; lain dapat mempengaruhi untuk memilikinya menurut Injil , karena ia berbeda pendapat dari agama negara , dan tidak memilikinya menurut Kristus. Orang bodoh adalah hal biasa, dan penipu dan orang munafik dapat ditemukan di mana-mana.

https://www.studylight.org/commentary/james/3-1.html
Catatan: Mark 9:42 (NET)
“If anyone causes one of these little ones who believe in me to sin, it would be better for him to have a huge millstone tied around his neck and to be thrown into the sea.
Nasehat Yakobus ini adalah bukti bahwa tidak semua memiliki karunia sebagai guru, sebab guru yang memiliki karakter agung, mempunyai teladan dalam perkataan dan perbuatannya, seimbang satu dengan lainnya. Guru juga punya pengaruh yang begitu besar, karena ia mampu membawa perubahan yang begitu besar bagi orang-orang yang diajarnya, ntah perubahan itu berdampak positif ataupun negatif. Oleh sebab itu Yakobus mengatakan guru akan dihakimi lebih besar karena tugasnya itu... Ia harus jujur dalam mengajarkan jalan benar tanpa sombong mencari muka. ==
Catatan: Matius 23:3
Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
- Yang termasuk di sini adalah gembala, pemimpin gereja, misionaris, pengkhotbah atau siapa saja yang memberikan pengarahan kepada jemaat. Seorang guru harus mengerti bahwa tidak ada orang yang mempunyai tanggung jawab lebih besar daripada mereka yang mengajarkan Firman Allah. Di dalam penghakiman yang akan datang, para guru Kristen akan dihakimi dengan lebih ketat daripada orang percaya yang lain. (Tafsiran Sabda)

- "janganlah banyak orang diantara kamu ingin menjadi guru" mengarah kepada pertimbangan tentang tanggung jawab seorang guru.

- "dihakimi menurut ukuran yang lebih berat" Di dalam penghakiman yang akan datang, para guru Kristen akan dihakimi dengan lebih ketat daripada orang percaya yang lain.

- Jika bacaan dilanjutkan ke ayat selanjutnya maka tanggung jawab yang dimaksudkan adalah mengenai perkataan. Sementara seorang guru adalah orang yang mengajar dan tentu menggunakan banyak kata-kata.
Catatan: Matius 18:6
"Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.

- Dalam Injil Matius Yesus memperingatkan tentang pengajaran, apabila ada kesesatan dalam pengajaran maka lebih baik sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.
Ayat di atas bukan berarti melarang, namun sebagai peringatan bahwa menjadi seorang guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang tidak mudah, dan tidak semua orang sanggup melakukannya. Maka dengan itu, guru tidak perlu banyak, karena seorang guru akan dihakimi dengan ukuran yang berat. Jika tidak sanggup untuk menjadi teladan bagi muridnya, jika tidak sanggup untuk mengajar dengan baik, atau bertanggung jawab dengan baik, maka tidak perlu menjadi guru.
Catatan: Matius 18:6 (TB)
"Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.
Ketika membaca bagian ini, langsung terpikir menjadi guru merupakan hal yang perlu dihindari karena Yakobus seakan memberi larangan. Namun sebenarnya, bila diamati lebih serius, Yakobus sedang melindungi dan mengingatkan pekerjaan guru (juga pekerjaan yang lainnya karena di ayat 2 dinyatakan bahwa tidak ada yang benar dan sempurna dalam kehidupan).
Agar kita memahami mengapa Yakobus melakukan hal itu, kita perlu memahami bahwa istilah guru ini merujuk bukan sekedar seperti sosok guru yang seperti masa kini semata namun juga mengarah kepada kedudukan dan status pemimpin rohani di dalam suatu komunitas jemaat.  Mereka akan mengajar kebenaran firman Tuhan dan tokoh yang dihormati dan menjadi panutan umat.
Nah, Yakobus mengingatkan bahwa jangan mengejar status, penghormatan, pujian saja namun juga ada konsekuensi dan tanggung jawab dari profesi yang dimiliki.
Sebagai guru, harus berbicara kebenaran bukan opini pribadi.  Apa yang diajarkan oleh guru, akan berdampak luas kepada banyak pribadi yang mendengar dan belajar pelajaran darinya.  Seorang guru juga diharapkan bukan sekedar pandai menyampaikan ajaran (berteori) melainkan juga menghidupi ajarannya.
Yakobus mengingatkan ada godaan yang bisa muncul dari jabatan dan profesi guru.  Godaan untuk jatuh dalam kesalahan dan berbuat dosa juga ada dalam profesi jabatan yang lain juga.  Oknum bisa terjebak dalam dan melakukan kesalahan tanpa disadari.  Ada pepatah seorang siswa/pelajar bisa salah dan bisa dikoreksi, namun seorang guru akan selalu benar dan tidak pernah salah.  Ketika seorang guru dikatakan bersalah, ia tidak mudah untuk mengakui dan memperbaiki. 
Jadi Yakobus disini bukan menghakimi dan melarang untuk berprofesi dan menjadi guru melainkan mengingatkan potensi bahaya yang ada.  Peringatan akan bahaya dosa ini selanjutnya dibahas Yakobus menyangkut ucapan/pembicaraan yang dilambangkan dengan lidah yang kecil namun bisa berbahaya.  ==
Catatan: - Matius 5:37
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
- Matius 7:16 
Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
- Matius 7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
Kita tahu bahwa Gembala, Guru rohani, Pendeta, Evengelis dll, memang memiliki talenta untuk mengajar, namun kalimat: Janganlah mau menjadi Guru. Memiliki makna rohani.

Yakob 3:1 Dalam terjemahan versi NET: Jangan banyak dari kamu menjadi guru, saudara-saudaraku, karena kamu tahu, bahwa kita akan dihakimi dengan lebih keras.

"Bila seseorang bukan seorang Guru janganlah menggurui seseorang". (ini yang saya tangkap maknanya).

Karena seseorang yang dipilih Tuhan dan dilengkapi dengan karunia Ilahi..baru dapat menjadi Guru..itupun harus memakai lidahnya..hanya mengatakan KEBENARAN. (kalau dilihat ayat-ayat berikutnya bicara tentang LIDAH)

Banyak orang di zaman ini, sudah merasa memiliki KEMAMPUAN, KAPASITAS utk menjadi seorang Guru..mereka tidak berpikir AKIBAT dari apa yang mereka ajarkan

Lebih Parah lagi, di Medsos banyak kita lihat, akhir-akhir ini orang sdh menghakimi satu sama lain dengan kata kata yg keluar dari lidah bibirnya, seolah olah mereka sudah paham KEBENARAN.
Catatan: Yohanes 14:26 (TB)
Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Guru dianggap sebagai orang yang mengetaui sesuatu lebih dari orang lain (anak didiknya). Maka guru dianggap sebagai sosok yang pengetahuannya lebih. Orang yang dianggap sebagai guru dalam kekristenan, tentu saja mereka adalah orang-orang yang mengerti tentang Firman Allah lebih dari orang lain. Namun guru dalam artian lain bisa sebagai orang yang suka menggurui seringkali memberikan kritik, saran dan teguran kadang-kadang mereka melakukannya pada saat yang tidak tepat dan ditempat yang tidak tepat. Yakobus ingin agar Maria jangan jadi  orang yang sok menggurui, dalam artian suka mengkritik.
Kedua ayat ini menegur Maria bagaimana agar Maria bisa lebih bijak dan berhikmat dalam berkata kata. Dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk, ini seperti kiasan yang sering kita dengar; menancapkan paku kemudian mencabutnya kembali, pasti akan tetap meninggalkan bekas. Orangtua adalah guru bagi anak anaknya, kita adalah role modek mereka, dan apa yang keluar dari mulut Maria pasti akan tertanam dalam benak anak anak Maria. Untuk itu Maria harus berhati hati dan menyaring setiap ucapan yang keluar dari mulut Maria.
Catatan: Lukas 6:45
Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.

Orang yang memiliki hati yang bersih akan selalu mengeluarkan perkataan yang penuh bijak dengan kelemahlembutan. Sehingga selalu membawa aura postitif kemanapun melangkah, juga akan selalu membawa kedamaian.
Di sini, Yakobus menjelaskan bagian tentang mengendalikan kata-kata kita. Yakobus menghubungkan ini dengan gagasan utama pada bab 2 sebelumnya. Di tema pasal 3 ini adalah bahwa iman yang menyelamatkan kepada Tuhan selalu membawa orang percaya untuk berpartisipasi dalam pekerjaan baik. Seperti yang dicatat Yakobus dalam pasal ini, ini tidak berarti kesempurnaan (Yakobus 3:2), tetapi itu berarti perbuatan dan perkataan kita harus mencerminkan iman kita kepada Tuhan. 
 
Yakobus memulai dengan peringatan tentang mengambil gelar "guru." Tidak banyak orang Kristen yang ingin dicap sebagai guru, tulis Yakobus. Mereka yang mengaku sebagai guru akan menghadapi penilaian yang lebih ketat atau "akan diadili/dihakimi dengan lebih berat". Seperti ungkapan dari Yohanes 9:41_Semakin banyak yang mengaku tahu, semakin bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan dengan pengetahuan itu. 
 
Para ahli Alkitab berspekulasi bahwa peringatan Yakobus adalah sebagai tanggapan atas masalah dengan terlalu banyak guru yang memiliki gelar sendiri di gereja Kristen awal. Bisa jadi ada yang benar-benar berpikir bijak, padahal mereka masih belum dewasa dalam iman. Mungkin juga beberapa orang menginginkan rasa hormat yang diberikan kepada guru, tetapi tidak memiliki karunia rohani mengajar atau gaya hidup yang mencerminkan kebenaran Kekristenan. 
 
Disini, Yakobus tidak menyarankan bahwa tidak seorang pun harus menjadi guru. justru Ini adalah peran yang sangat dibutuhkan dalam gereja, dan Allah memberi kuasa kepada individu-individu tertentu untuk mengisinya (1 Korintus 12:28; Roma 12:7; Efesus 4:11).  
Di gereja, guru dimaksudkan untuk membantu membuat Firman Tuhan jelas bagi orang Kristen lainnya. contoh ; guru sekolah minggu, dll. 
Tugas seorang guru, khususnya, bukanlah untuk bernubuat atau mengungkapkan kebenaran baru dari Tuhan. Sebaliknya, mereka melakukan pekerjaan mengambil apa yang telah diungkapkan dan membuatnya lebih mudah untuk dipahami dan diikuti. 
 
Seperti yang dijelaskan Yakobus , "guru" bukanlah peran yang bisa dianggap enteng. Guru akan menghadapi penilaian yang lebih ketat. Mereka akan dimintai pertanggungjawaban untuk hidup sesuai dengan kebenaran yang mereka ajarkan, serta bertanggung jawab untuk tidak menyesatkan orang dari Firman Tuhan dengan perkataan mereka sendiri. Semakin seseorang mengaku tahu, semakin mereka bertanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan itu. Dan, semakin seseorang mengklaim wewenang untuk mengajar, semakin bertanggung jawab mereka akan bagaimana mereka memimpin--atau sebaliknya menyesatkan orang lain.
Catatan: Lukas 12:48
Namun, hamba yang tidak tahu apa yang diinginkan tuannya dan melakukan hal-hal yang pantas mendapatkan pukulan, ia akan mendapatkan pukulan yang lebih sedikit. Setiap orang yang diberi banyak, dituntut banyak. Dan, mereka yang dipercayakan lebih banyak akan dituntut lebih banyak lagi
Profesi guru memang sangat dihormati dalam jemaat Kristen, Karena profesi guru sangat menarik. Namun profesi guru juga dapat menimbulkan bahaya atas gereja. Ada beberapa orang yang tidak memenuhi syarat menjadi guru, dan juga ada yang mencari kepentingan pribadi. Dan ada yang memanfaatkan mengajar untuk menyesatkan orang yang berdampak kepada kehancuran. Tidak dapat disangkal bahwa para pengajar harus berkata-kata, tetapi tidak semuanya berkata-kata dengan hikmat. Yakobus memperingatkan konsekuensi guru yang tidak baik. Yaitu mendapatkan hukuman
Catatan: Matius 7:15-23, 
mengenai hal pengajaran sesat
Ada dua makna dan pengertian dari kata guru pada ayat ini. Yang pertama sebagai pengajar Firman Tuhan/ pengajar rohani, yang kedua orang yang suka menghakimi atau mengkritik. Pada ayat ini Yakobus mengarahkan fokusnya kepada pengajar rohani di jemaat Yahudi untuk berhati-hati dan bertanggung jawab dalam pengajarannya karena jika seorang pengajar gagal dalam memberikan pengajaran yang tepat maka akan menerima hukuman yang lebih berat. Karena seorang pengajar/guru jika mengajarkan ajaran/doktrin yg keliru maka akan mempengaruhi para pengikut/murid2nya untuk percaya kepada hal yg keliru juga. 
Selain itu sebagai seorang pengajar/guru  juga harus dapat memberikan keteladanan dalam realitas hidup melalui tindakan dan perilaku hidupnya. Karena seorang pengajar harus dapat benar-benar mengaplikasikan dan menghidupi akan apa yang diajarkannya, bukan sebatas pengetahuan (teori) saja. 
Seorang pengajar juga harus mempunyai  keseriusan dan motivasi yang  murni dalam menjalankan panggilannya (misalkan : bukan demi kesombongan pribadi, mendapatkan penghormatan lebih,  dsb).  
Demikian pula dalam  memberikan teguran tentunya harus dilakukan dengan motivasi yang benar dan dengan cara yang bijaksana demi kebaikan orang yg ditegur. 
Karena ajaran, tindakan dan perbuatan dari seorang guru / pengajar itulah yang akan mempengaruhi para murid atau pengikutnya.
Catatan: Lukas 12 : 48
Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, daripadanya akan lebih banyak lagi dituntut.

Di ayat tersebut kita bisa belajar bahwa sebagai anak-anak Tuhan kita memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda. Ada yang dipercayakan memiliki banyak harta, ada yang dipercayakan memiliki banyak pengetahuan, cakap mengajar (guru)  dan ada yang dipercayakan memiliki kemampuan-kemampuan yang lain. Kalau kepada kita sudah dipercayakan suatu kemampuan, artinya kita sama seperti hamba yang dipercaya tuannya untuk mengelola dengan setia dan bertanggung jawab agar membawa manfaat dan menjadi berkat bagi orang lain.

Yak 3:2

Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

Yak 3:3

Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

Yak 3:4

Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.
Yakobus dengan tegas berbicara mengenai iman yang benar yang harus nampak dalam hidup setiap hari. Salah satu ciri orang yang memiliki iman yang benar ialah orang yang mampu mengontrol atau mengatur Lidahnya. Orang-orang pada zaman itu selalu melakukan dosa dengan lidah mereka. Lidah mereka pakai untuk memuji Tuhan tetapi mereka pakai juga untuk mengutuk sesamanya yang menimbulkan dosa. Lalu dalam ayat tadi Yakobus mengumpamakan lidah seperti kapal yang digerakkan oleh angin yang keras tetapi dikendalikan oleh kemudi yang sangat kecil, begitu juga dengan lidah meskipun lidah merupakan bagian yang kecil dari tubuh namun ia memiliki dampak atau dapat memegahkan perkara-perkara yang besar.
Catatan: Matius 15:11
"Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang."

Yak 3:5

Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.
Yakobus menekankan kecenderungan kita untuk berdosa dalam perkataan. Dosa-dosa tersebut termasuk: kata-kata keras dan tidak ramah, berdusta, pernyataan berlebihan, ajaran palsu, fitnah, bergunjing, membual. Itu sebabnya Yakobus mengajar agar kita cepat untuk mendengar, lambat untuk berkata-kata dan lambat untuk marah. Lidah yang kecil dapat memegahkan perkara yang besar. Seperti api yang kecil namun dapat membakar hutan yang luas. Kapal dapat dikendalikan oleh kemudi kecil, kuda dapat dikendalikan dengan memberi kekang pada mulutnya, tubuh juga dapat dikendalikan oleh lidah yang kecil. Oleh sebab itu kita butuh pimpinan Roh Kudus untuk mengendalikan (menguasai) seluruh perkataan kita. Agar terhindar dari perkataan sia-sia (tidak jadi berkat).
Catatan: Matius 12:36-37. “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman  . Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan , dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.”  
    Pada akhirnya nanti, semua orang harus mempertaggungjawabkan semua perbuatannya di hadapan Allah. Baik ataupun jahat selama hidupnya. Termasuk di sana mempertanggungjawabkan semua perkataannya.
Ayat ini mau memberikan penekanan tentang kuasa lidah yang dapat menghancurkan. Dikatakan sekalipun memang merupakan anggota kecil dari tubuh, tetapi lidah dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Dapat dianalogikan dengan percikan api yang kecil akhirnya dapat membakar habis hutan yang besar. Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia, tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. Dalam menjalani kehidupan, kita tidak bisa hidup sendiri. Kita butuh orang lain, hubungan ini didasarkan dengan komunikasi yang baik dengan sesama.Dan tentunya atas dasar kasih Tuhan. Tetapi pekataan yang kasar dan menyakitkan akan menghancurkan suatu hubungan dan akan membawa kemarahan dan kepahitan. Apabila sedang dalam kemarahan, lebih baik diam datanglah pada Tuhan, berdoa memohon agar Roh Kudus, memimpin dan memampukan kita untuk memperkatakan hal yang baik.
Catatan: Matius 12:36-37. “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.”
Lihatlah..adalah satu hal utk direnungkan dalam2 utk lebih bijaksana dan penuh hikmat sebelum mengucapkan perkataan hendaknya dipikirkan dulu dampak dan akibatnya.
Dgn ucapan dari anggota tubuh yg kecil ini dpt berakibat fatal yg ujungnya membawa penolakan hidup yg akhirnya kita tidak dikenal oleh Allah.
Dengan ucapan yg tdk dipikirkan lebih dahulu,terkadang menurut kita lelucon terkadang tdk sadar dpt menyakiti dan melukai,tidak jarang dpt terjadi perpecahan dan mundurnya jemaat dari gereja.
Catatan: Matius 7:21-23 Bukan setiap org yg berseru kepadaku Tuhan Tuhan akan masuk kerajaan surga,melainkan dia yg melakukan kehendak BapaKu yg di sorga.
Mengingatkan dgn keras org2 yg dgn ucapan sll menyebut nama Tuhan ttp pd akhirnya Tuhan tdk mengenalinya.
Matius 5:9
Berbahagialah org yg membawa damai krn mrk akan disebut anak2 Allah.
Utk menjadi pembawa damai,dari diri sendiri hrs memiliki damai,merasakan dalam pribadi baru kita bawa damai itu ke org lain utk menghibur,menguatkan,sehingga membawa keteduhan bg yg mendengarkan.
Yakobus mengajak jemaatnya untuk melihat dampak besar dari memperhatikan
 hal terkecil (dalam teks api) bagaimana dengan memperhatikan setiap hal
 terkecil yaitu perkataan dapat menjaga/meluputkan diri dari masalah 
yang besar, dimana saat itu kekristenan mengalami tekanan sehingga salah
 berbicara sedikit sajapun dapat berdampak besar.
Catatan: Matius 15:18 (TB)  Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.
Kitab Yakobus menegur dan menasihati kita untuk bisa. Mengendalikan lidah seperti kapal yg besar bisa mengarungi lautan yg luas tergantung dengan sekoci yg kecil walaupun memiliki nahkoda yg cakap,tanpa sekoci kapal tidak bisa berjalan. Dari lidah (mulut) keluar perkataan yg membangun/memberkati dan kutuk.
Catatan: Makna kitab injil Markus 9:33 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?".
Dengan memberi contoh nyata Yakobus ingin mempertegas bahwa lidah sebagai bagian yg kecil mampu menimbulkan dampak yang besar. Sering kali kita tanpa sadar mengeluarkan kata2 tanpa pertimbangan terlebih dahulu, Yakobus menaruh perhatian besar tentang hal ini.

Dengan lidah manusia memuji Tuhan, dengan lidah manusia mengutuk, lidah bisa dipergunakan dengan baik tetapi bahkan bisa jadi hal yg menyakiti orang lain.

Ucapan yang sinis, kasar, merendahkan, dapat merusak hubungan dengan orang lain
Catatan: Mat 15:11
"Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang ."
Dalam ayat ini Yakobus menyatakan lidah merupakan bagian kecil dari tubuh namun dapat membuat perkara kecil menjadi sangat besar, lidah kita diibaratkan seperti aoi yang fapat membakar, sekligus menggambarkan yang tertulis dalam Amsal 10:19 "Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi." Jika seseorang mampu mengendalikan ucapan dan tuturkata, kemampuan itu setara dengan kemampuan untuk mengendalikan seluruh tubu, karena memang perkataan adalah cerminan dari diri seseorang.
Catatan: Matius 12:
36 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.
37 Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan , dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.
Yakobus berbicara tentang kuasa lidah untuk menghancurkan. Lidah yang liar adalah salah satu kejahatan terbesar dan paling merusak. Lidah yang liar dibandingkan dengan sepercik api di antara banyak bahan yang mudah terbakar, yang akan segera menyulut api dan menghanguskan semua yang ada. Lidah memang merupakan bagian kecil dari tubuh kita, tetapi lidah mempunyai pengaruh yg sangat besar yg dapat menodai seluruh tubuh.
Ada kecemaran dan noda yang besar dalam dosa-dosa lidah. Nafsu-nafsu yang mencemarkan disulutkan, dilampiaskan, dan dimanjakan oleh anggota tubuh yang liar ini. Dan oleh lidah, seluruh tubuh sering kali diseret ke dalam dosa dan kebersalahan. Oleh sebab itu Salomo berkata, janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa (Pkh. 5:5). Perangkap yang kadang-kadang menjerat manusia karena lidah itu tidak tertahankan bagi diri mereka sendiri dan merusak bagi orang lain. Lidah menyalakan roda kehidupan kita. Perkara-perkara manusia dan masyarakat menjadi kacau-balau, dan semuanya terbakar, oleh lidah manusia.  Tidak ada zaman di dunia ini, atau keadaan hidup, entah pribadi atau umum, yang di dalamnya tidak ditemukan contoh ini. Sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka. Neraka mempunyai andil yang besar dalam membesarkan api lidah lebih daripada yang disadari orang pada umumnya. Karena rancangan-rancangan setanlah maka lidah manusia disulut. Iblis secara tegas disebut sebagai pendusta, pembunuh, pendakwa saudara-saudara kita. Dan, setiap kali lidah manusia dipakai untuk berdusta, membunuh, atau mendakwa, lidah mereka dinyalakan oleh api neraka. 
Tuhan Yesus berkata bahwa bukan yang masuk ke dalam mulut yang membuat orang najis, tetapi apa yang keluar dari seseorang, yakni segala kejahatan yang keluar dari hati. Dengan demikian, memelihara lidah dari dosa dan kejahatan harus dimulai dengan memelihara hati.
Catatan: Markus 7:15 (TB)  
Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."
Kita diingatkan kembali untuk menjaga setiap perkataan kita yang diucapkan lidah kita, 
Kita pikirkan kembali apa yang akan kita ucapkan 
Apakah memberikan berkat atau petaka
Catatan: Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, 
Dan
Lukas 1:64
Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. 

Dengan lidah kita memuji Tuhan dan dengan lidah juga kita berkata yang tidak baik

Yak 3:6

Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.

Yak 3:7

Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,

Yak 3:8

tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.

Yak 3:9

Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
FT mengingatkan kita, Bahwa dosa itu juga bisa dihasilkan dari lidah bibir kita. Tuhan menciptakan kita agar kita bisa menjadi terang dan garam. Demikin juga dengan lidah dan bibir kita. Tuhan menciptakannya untuk mengucapkan kata2 berkat bukan kutuk. Untuk menaikan pujian syukur dan penyembahan kepada NYA. Dan juga untuk memberitakan kabar INJIL kepada siapa saja. Janganlah kiranya kita memakai lidah bibir kita untuk mengutuk atau menilai orang lain sesuai dg ukuran kita. Karena kita adalah sama2 manusia yang di ciptakan oleh Tuhan yg sama. Dan firman Tuhan katakan :" bahwa kita di ciptakan seturut gambarNYA". Tidak sepatutnya kita menilai orang buruk, lemah atau tidak baik. Karena apa yg kita pakai untuk menilai / mengukur mereka. Ukuran yg sama juga akan Tuhan pakai untuk mengukur kita.
Catatan: Matius 7:2. Karena dengan tuduhan yang kamu menuduh, kamu akan dituduh pula, dan dengan ukuran yang kamu mengukur, kamu akan diukurkan juga.
Apa yang diucapkan/keluar dari mulut berasal ada sumbernya. Dan sumber itu memegang peranan yang sangat penting.
Sama seperti pohon Ara tidak menghasilkan buah zaitun demikian juga pohon anggur tidak menghasilkan buah Ara. Apa yang dihasilkan tergantung dari pohonnya (sumbernya). Demikian juga sumber air yang tawar tidak mengeluarkan air yang pahit atau sebaliknya. Jadi permasalahannya adalah pada sumbernya. Demikian juga dengan lidah harus dikendalikan kalau tidak dikendalikan ia sangat berbahaya. Seperti kuda yang liar harus dikendalikan dengan kekang. Kapal yang besar dan diterpa angin dapat dikendalikan dengan kemudi yang kecil. Apa yang menjadi sumbernya? Ayat dari Injil menjelaskannya.
Catatan: Lukas 6:43-45 (TB)  "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik.
Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya." Ayat ini menjelaskan yang menjadi sumbernya adalah hatinya. Bila hatinya belum diperbaharui/dibenarkan maka maka apa yang diucapkannya bukan mengacu kepada Kebenaran.

Yak 3:10

dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
Betul sekali fakta bahwa mulut kita bisa mengeluarkan 2 hal yang bertentangan. Bangun tidur mulut kita mungkin memuji Tuhan, namun saat di perjalanan mulut kita bisa mengutuk orang yang menyeberang jalan dengan sembrono.

Amsal 18:21 (BIMK) mengatakan “Lidah mempunyai kuasa untuk menyelamatkan hidup atau merusaknya; orang harus menanggung akibat ucapannya.”. Apa yang kita ucapkan akan terjadi kepada kita. Bila kita mengutuk, maka kutuk tsb bisa menimpa kita. Sebaliknya bila mulut kita memberkati, maka Tuhan berkenan dan memberkati kita.
Catatan: Matius 5:22 BIMK
“Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu, barangsiapa marah kepada orang lain, akan diadili; dan barangsiapa memaki orang lain, akan diadili di hadapan Mahkamah Agama. Dan barangsiapa mengatakan kepada orang lain, ‘Tolol,’ patut dibuang ke dalam api neraka.”

Yesus jelas mengajarkan agar tidak mengutuki org lain dgn mulut kita. Kita boleh marah tp tidak boleh berbuat dosa. Semua org adalah ciptaan yg segambar dgn Allah maka kita tdk boleh mengutuk mereka.
Apa yang keluar dari mulut sangat berpengaruh dan ada kuasanya ,makanya Tuhan memperingatkan bahwa apa yang kita ucapkan jangan sampai mengutuk orang lain,hendaknya mulut kita senantiasa mengucapkan berkat. Karena hidup kita adalah untuk mewartakan kabar baik,sehingga apa yang kita ucapkan senantiasa untuk menjadi saksi Tuhan dan memuliakan Tuhan.
Catatan: Matius 12:37 (TB). Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."

Yak 3:11

Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?

Yak 3:12

Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.

Yak 3:13

Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan.
Dalam Kitab Yakobus 3:13 ini, Rasul Yakobus mau menunjukkan perbedaan antara orang yang berlagak bijak dan orang yang benar-benar bijak, antara hikmat yang datang dari bawah, dari dunia atau neraka, dan hikmat yang datang dari atas; sama seperti halnya dosa-dosa yang dikecam sebelumnya timbul dari anggapan diri lebih bijak dan lebih berbudi dari orang lain.
Catatan: Dalam kitab Injil Lukas 7:35 yang berbunyi: "Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya." Tuhan Yesus Kristus mau menunjukkan bahwa Allah akan dipermuliakan dalam keselamatan sisa-sisa orang pilihan-Nya yang menjalankan hikmat yang lahir dari kelemahlembutan.
Yakobus rupanya memberikan penekanan khusus dalam buah perbuatan dan perkataan (cara hidup yang baik). Sumber kebijaksanaan dan budi baik, memang dari dalam diri manusia rohani (tidak terlihat), ditunjukkan dengan hikmat, dengan kualitas karakter terdalam, yaitu kelemahlembutan. Lemah lembut identik dengan kerendahan hati.
Catatan: Matius 11:29, Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Lukas 6:43, "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik.
Lukas 8:15, Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."
Kalau di antara orang-orang percaya ada orang yang menganggap dirinya yang bijaksana dan berbudi, hendaklah ia menunjukkannya dengan hidup baik dan dengan melakukan hal-hal yang baik, yang disertai kerendahan hati dan kebijaksanaan. Hidup benar sesuai dengan hikmat yang dari Allah.Karena kalau seseorang benar-benar mempunyai hikmat yang dari Allah maka dari akan tercermin dari buahnya/ perbuatannnya yang baik. Kemudian jika seseorang itu masih memiliki iri hati, sakit hati, bermegah, mementingkan diri sendiri janganlah orang itu membanggakan hikmatnya. Karena itu bukan hikmat yang dari Allah melainkan dari nafsu dunia/manusia(Yak 3:14-15).
Catatan: Matius 11:19 TB. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.” 
    https://bible.com/bible/306/mat.11.19.TB
    Matius 11:19 AMD. Lalu Anak Manusia datang, dan Ia makan serta minum, tetapi orang bilang, ‘Lihatlah! Ia makan melulu dan peminum. Ia berteman dengan para pemungut pajak dan orang-orang berdosa lainnya.’ Tetapi hikmat Tuhan terbukti benar melalui apa yang diperbuat.” 
    https://bible.com/bible/2977/mat.11.19.AMD
    Matius 11:19 BIMK. Sekarang Anak Manusia, datang -- Ia makan dan minum; lalu orang-orang berkata, ‘Lihat orang itu! Rakus, pemabuk, kawan penagih pajak dan kawan orang berdosa.’ Meskipun begitu, kebijaksanaan Allah terbukti dari hasil-hasilnya.” 
    https://bible.com/bible/27/mat.11.19.BIMK
    Matius 7:17 TB. Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
Orang yang benar-benar bijak adalah orang yang sangat berbudi. Ia tidak ingin membangun nama baik sebagai orang bijak tanpa mengumpulkan harta pengetahuan yang baik. Ia tidak akan menilai tinggi dirinya hanya karena mengetahui berbagai hal, kalau ia tidak memiliki hikmat untuk menerapkan dan memanfaatkan apa yang diketahuinya itu dengan benar. Bijak dan berbudi ini harus dipadukan bersama-sama untuk mendapatkan gambaran tentang hikmat sejati. Siapa yang bijak dan berbudi? Nah, berbahagialah orang yang memiliki keduanya, yaitu bila tampak perbuatan dan perilaku.
Catatan: Matius 7:24 (TB)  "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

Makna
Perbuatan, pendengaran harus selaras itulah orang bijaksanan.
Inti yang menjadi benang merah yang saling terbuhung dalam kitab Yakobus
 adalah iman – perbuatan.  Iman adalah sesuatu yang jadi ukuran 
seseorang mengenal, percaya dan dibenarkan dihadapan Tuhan, sedangkan 
perbuatan adalah ukuran yang dapat dilihat oleh manusia.  Jika iman 
dihubungkan dengan perbuatan, maka dasar perbuatan itu adalah hikmat 
yang dari “atas”.  Manfestasi perbuatan berdasarkan hikmat dari “atas” 
ini dinyatakan pada ayat 17 - 18 “Tetapi hikmat yang dari atas  adalah 
pertama-tama murni, selanjutnya pendamai,  peramah, penurut, penuh belas
 kasihan  dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan 
buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka 
yang mengadakan damai.”  

Menurut Waren W. Wiersbe, dalam Dewasa Di dalam Kristus, ciri orang Kristen yang dewasa adalah: 
a. Sabar dalam pencobaan (ps. 1), 
b. Melakukan / berbuat kebenaran (ps.2), 
c. Menguasai lidahnya (ps. 3). 
Rupanya jemaat yang mendapat kiriman surat dari Yakobus memiliki masalah berkaitan dengan pertengkaran (ps.4). Iri hati dan hal lainnya yang terkait dengan semua orang ingin menjadi guru (ps. 3) dan tidak bisa mengekang lirahnya (pa.1:26). 
Menjadi guru dalam pandangan Yakobus sangat menarik karena ada 3 sisi yang harus dipertimbangkan sebagai dasar. Yaitu: 
1. Kuasa untuk mengendalikan: kekang dan kemudi (3:1-4). 
2. Kuasa untuk menghancurkan: api dan binatang berbisa (3:5-8) 
3. Kuasa untuk menyenangkan: mata air dan pohon (3:9-12) 
Semua hal di atas berawal dari keinginan jemaat yang ingin menjadi pengajar atau guru. Guru yang tidak bisa menguasai lidah akan sangat berbahaya bagi jemaat. Karena menurut Yakobus seorang guru akan dihakimi berdasarkan ajaran dan ucapannya. Jika ucapan dan ajarannya benar maka benar pula respon jemaat. Sedangkan jika salah tentu akan berdampak pada orang lain dan dirinya sendiri. 
Tentu yang bersalah bukan hanya guru saja. Bahkan semua orang juga bersalah (3:2a), namun peran guru sangat menjadi perhatian karena pengaruh ajarannya bagun pendengar. 
Refleksinya bagi jaman sekarang adalah banyak hoax yang disampaikan oleh orang yang disebut 'tokoh', 'pemimpin', 'aktivis' baik di dunia nyata maupun dunia maya. Penerima berita (ajaran) yang tidak benar dari para 'guru' yang tidak bisa menguasai lidah (=jempol/ jarinya) yang berbeda level intelektual, jika begitu saja percaya dan menerima ajarannya, maka akan berdampak fatal. Maka guru sejati dengan meneladani Tuhan Yesus dan para nabi harus memiliki hikmat - kebenaran yang bersumber dari 'atas' dan pengetahuan yang benar. 
Kalau begitu tidak bolehkan kita jadi pengajar atau guru, pada jaman sekarang? Tentu boleh dan harus menjadi guru, asalkan dapat menguasai lidah dan memiliki hikmat yang benar.
Catatan: Paparan Yakobus di atas senada dengan khotbah Yesus di Bukit pada Matius
 6:9,24-25 khususnya perihal membawa dan berdamai. Irisan perbuatan 
berdasarkan hikmat adalah menjadi garam dan terang dunia (Matius 
5:13-16) yang harus ditunjukkan kepada semua orang.
Yang diperintahkan di Yakobus 3:13 adalah:
- dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan (TB),
- tunjukkan melalui cara hidup dan perbuatan yang baik yang dilakukan dengan rendah hati (TSI), 
- dengan sikapnya yang baik, ia menunjukkan perbuatan-perbuatannya dalam kelembutan dan hikmat (AYT),
- hendaklah ia menunjukkannya dengan hidup baik dan dengan melakukan hal-hal yang baik, yang disertai kerendahan hati dan kebijaksanaan (BIMK).

Perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan hendaknya dilakukan dengan sikap yang baik, lemah lembut, rendah hati, dengan hikmat, dan dengan bijaksana. Jadi tidak sekedar melakukan 'yang kelihatannya baik' saja. Harus dilandasi dengan motivasi dan cara yang benar. 

Sehingga seharusnya:
- bentuk aktivitasnya benar,
- motivasinya benar,
- caranya benar.

Ternyata untuk berbuat baik yang benar-benar baik dan benar itu tidak mudah ya?
Catatan: Matius 6:1 (TSI)
“Hati-hatilah! Janganlah kamu memamerkan perbuatan baikmu di depan umum supaya orang-orang memperhatikan dan memujimu. Kalau kamu melakukan hal seperti itu, kamu tidak akan menerima upah atas perbuatan baikmu itu dari Bapamu yang di surga.

Matius 23:5 (FAYH)
"Segala perbuatan yang mereka lakukan hanya sekadar supaya dilihat orang. Mereka berpura-pura suci dengan mengenakan pada lengan mereka kotak doa berisi ayat-ayat Kitab Suci, dan dengan memperpanjang rumbai pada tepi jubah mereka.

Maknanya sama, ketika melakukan perbuatan baik:
- jangan memamerkan perbuatan baikmu,
- jangan supaya diperhatikan dan dipuji orang,
- jangan hanya sekedar supaya dilihat orang,
- jangan berpura-pura.
Kebijaksanaan dan hikmat yang dari Allah akan menunjukkan buahnya dengan
 tidak dalam kesombongan. Namun dalam kerendahan hati dan kelembutan. 
Pada masa itu ilmu filsafat sangat berkembang. Orang yang banyak 
mendapatkan ilmu saat itu, baik pengetahuan dan filsafat, banyak yg 
menyombongkan diri. Jauh dari kerendahan hati dan kelemahlembutan.
Yakobus mengingatkan hikmat yang dari Allah bukanlah seperti itu.
Mungkin
 sangat relevan dengan kondisi saat ini dimana ilmu himaniora sangat 
berkembang. Kita yg telah mengenal Kristus hendaklah menunjukkan sikap 
yg rendah diri dan lemahlembut, sebagai buah dari mengenal Kristus dan 
mengimani Kristus
Catatan: Matius 11:29 (TB)
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Matius
 11:29 (BIMK)  Ikutlah perintah-Ku dan belajarlah daripada-Ku. Sebab Aku
 ini lemah lembut dan rendah hati, maka kamu akan merasa segar.

Yesus telah mengajarkan dan mencontohkan  rendah hati dan kelembutan.
ay. 13 sangat berkaitan erat dengan guru atau mereka yang mengajar pada ayat 1, khususnya pada kata berbudi. Dan hal ini berkaitan erat juga dengan hikmat yang sejati yang dikenal oleh karena buah hasilnya. Melalui cara hidup yang baik seorang yang bijak hendaknya menunjukkan perbuatan hikmat yang lahir dari kelemahlembutan. Keangkuhan karena pengetahuan senantiasa merupakan dosa yang menghantui para guru profesional.

Ay. 14. Keangkuhan karena pengetahuan di dalam diri telah menyebabkan timbulnya iri hari yang kemudian menghasilkan mementingkan diri sendiri dan berdusta melawan kebenaran
Catatan: Matius  7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
Sebagai pribadi yang sudah lahir baru dan terus-menerus mengalami pembaharuan oleh Roh Kudus, kita diperlengkapi dengan hikmat yang dari atas (Yakobus 3:17). Tuhan mau agar hidup kita yang sudah diperlengkapi itu menjadi Injil yang terbuka yang bisa dibaca oleh semua orang. Sehingga melalui kehidupan kita banyak orang boleh mendapatkan berkat dan nama Tuhan dipuji dan dipermuliakan melalui kehidupan kita.
Catatan: Matius 5:16 (TB)  
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Orang yang bijak atau sophos adalah orang yang dapat menjinakkan lidahnya sendiri (ay.8), tidak sembarang berkata-kata dan juga bertindak. Orang Kristen yang bijak tahu bahwa sikap hidup rohani ditandai dengan kelemahlembutan. Perkataannya menyejukkan orang lain. Perbuatan inilah yang menandai adanya  Allah tinggal dalam dirinya karena kebenaran lahir dari dalam dirinya. Selain itu, kebijaksanaan sejati tidak pernah bertindak dalam kekerasan. Mereka yang kasar adalah orang-orang bodoh. Kemudian, orang bijak dan berbudi juga tidak memiliki dusta pada dirinya, tidak menaruh perasaan iri hati, maupun mementingkan diri sendiri (ay.14). Orang bijak tahu bagaimana mengelola perasaan emosionalnya dan mementingkan kepentingan bersama.
Catatan: Matius 5:5
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi
(Ayat Bacaan Yakobus 3:13-18)
Hikmat yang benar dapat diukur melalui karakter  seseorang. 

Pernahkah kita mengenal seseorang yang mengaku bijaksana tetapi bertindak bodoh? 

Sama seperti kita dapat mengenali pohon dari buahnya, demikian juga kita dapat menilai hikmat seseorang (bahkan diri sendiri) dari cara bertindak. 

Kebodohan akan menimbulkan kekacauan, tetapi hikmat  membawa damai dan kebaikan. 

Ucapan yang hati-hati dan menarik serta perkataan yang bijaksana dan penuh kasih adalah benih perdamaian. Allah mengasihi orang-orang yang membawa damai.
Catatan: Matius 5:9 
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Dalam bagian perikop yang kedua di pasal yang ke-3 ini berbicara tentang hikmat yang dari atas atau hikmat Allah Versus hikmat manusia. Hikmat Allah adalah kebenaran yang bersifat murni, pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan, menghasilkan buah-buah yang baik, tidak pilih kasih dan tidak munafik. Berbeda dengan hikmat manusia yang selalu hidup dalam kepalsuan, berpusat pada diri, didasari dengan perasaan iri hati, keangkuhan, dan akhirnya menimbulkan kekacauan dan segala macam perbuatan yang jahat. Oleh sebab itu, Yakobus memperingatkan supaya sebagai orang percaya yang telah dibenarkan oleh Allah hendaknya kita hidup menurut hikmat Allah yaitu dengan cara hidup yang baik,  nyata dalam perbuatan dan lahir dari sikap hati yang penuh cinta kasih.
Catatan: - Markus 7:20-23 Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya,
sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."

- Lukas 10:27-28 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."  Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."

Yak 3:14

Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!
Manusia seringkali menyimpan rasa iri hati dan juga mementingkan diri sendiri. Ini merupakan tanda dari orang yg merasa kurang dikasihi, merasa kurang cukup dan punya insecurity (rasa tidak aman) yg tinggi. Sayangnya untuk mengatasi perasaan dan sikapnya itu, ia melakukan hal yang juga tidak kalah negatifnya, yaitu dengan memegahkan diri dan melawan kebenaran. Perasaan yang buruk dengan respons yg buruk akan berakibat fatal. Sebaliknya kalau kita punya perasaan yg buruk tapi respons kita benar, maka kita akan keluar jadi pemenang. Ini sebabnya Yakobus memerintahkan supaya seseorang jangan memegahkan diri dan berdusta melawan kebenaran. 

Iri hati dan egois kelihatannya tidak merugikan orang lain, tapi pada ujungnya pasti menyakiti orang lain. Perhatikan Kain, iri hati itu makin matang lalu menjadi benci dan benci itu menjadi-jadi sehingga berujung pada pembunuhan. Saya yakin, Kain tidak berencana membunuh Habel keesokan harinya setelah persembahannya ditolak. Saya merenungkan bahwa itu bermula dari iri hati yg menumpuk menjadi benci. Lalu benci itu tidak ditangani, tidak diatasi dan tidak dibereskan. Itu sebabnya niat membunuh itu mulai terpikirkan oleh Kain. Bahaya sekali, bukan? Kain pun mementingkan diri sendiri. Dia tidak bahagia ketika Allah mengindahkan persembahan adiknya. Padahal Allah mengajar kita untuk bersukacita dengan orang yg bersukacita. 

Saya memperhatikan bahwa Kain ini memegahkan dirinya sendiri. Di satu sisi persembahannya tidak diindahkan, tapi di sisi lain dia merasa lebih pemberani dan lebih kuat sehingga dengan kesombongannya itu dia pun melancarkan niatnya untuk menyakiti dan membunuh adiknya. Dia pun berdusta melawan kebenaran. Ketika Tuhan tanya, "di mana adikmu?" Kain menjawab, "Tidak tahu." Bahkan dia balik bertanya, "Apakah aku penjaga adikku?" Perhatikan, inilah yg terjadi pada orang yg berperasaan buruk dengan respons yg buruk, seluruhnya jadi buruk. 

Saudaraku, jika tidak ada penanganan terhadap perasaan kita yg buruk, maka ke depannya semua akan makin buruk. Kita semua punya kecenderungan iri hati dan egois, tapi jangan larut dalam respons yg salah. Undang Roh Kudus menjamah hati kita, minta kuasa darah Yesus menyucikan kita sehingga kita memilih respons yg benar, yaitu hidup benar di dalam buah Roh. Itulah yg harus kita lakukan!
Catatan: - Jangan memegahkan diri 
Matius 23:12 (TB)  
Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
- Jangan berdusta melawan kebenaran 
Matius 5:37 (TB)  
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Iri hati dan mementingkan diri sendiri adalah buah perbuatan daging. Saat manusia dikuasai oleh iri hati maka yang terjadi adalah pusat kehendak manusia itu berpusat pada diri sendiri (semua harus berpusat pada diri sendiri). Iri hati membuat manusia merasa harus mendapatkan apa yang org lain miliki atau bahkan bisa melebihi orang lain, masa bodoh dengan orang lain. Akibatnya persaingan tidak terhindarkan karena mau menang sendiri, bahkan dengan berbagai cara termasuk “merusak.” Jika hal itu dilakukan maka seseorang bisa melawan kebenaran. 
Iri hati itu bertentangan dengan kasih. Jika seseorang itu iri pastinya ia tdk py kasih. Jika ada kasih, pasti tidak ada iri hati.  Hnah Jemaat pada waktu itu di arahkan untuk memperbaiki arah pikiran dan hati agar tidak lagi menghidupi sikap yang salah, yang jauh dari kebenaran. Yakobus memberikan perintah agar jemaat berhenti meninggikan diri dan membesarkan diri sendiri. 
Mengingat kisah raja saul yang iri kepada Daud. Pada akhirnya iri hati itu membawa nya pada kehancuran.
Catatan: Matius 20: 1-16 
tentang perumpamaan pekerja upahan di kebun anggur.
Yakobus menunjukkan perbedaan antara seseorang yg lemah lembut dan seorang yg iri hati dan berkeinginan keras mencapai sesuatu untuk dirinya sendiri. Dalam 2 Kor 12:20 dan Galatia 5:20 dimana prilaku irihari dan mementingkan diri sendiri merupakan sifat yg buruk.
Perbuatan Iri hati itu akan menimbulkan perselisihan dan akan berusaha utk membenarkan diri dengan bermegah dan berdusta.
Hal ini menurut Yakobus adalah dosa yg dikecam karena adanya kesombongan dengan menganggap diri lebih bijak dan lebih berbudi dari orang lain.
Iri hati dan hikmat tidak bisa berjalan sama2. JADI HAL INI Yakobus melarang untuk Jangan lah kita berbuat hal yang Memegahkan Diri.
Memegahkan diri adalah memuji diri sendiri khususnya dalam perbandingan dgn orang lain jadi memiliki ' kebanggaan' atau menyombongkan diri. Misalnya beranggap lebih hebat atau lebih berhikmat.
Jadi miliki lah sikap Rendah hati dan Tidak sombong.
Catatan: Matius 5:3 Berbahagia lah segala orang yang rendah hati nya, karena mereka itu yg empunya kerajaan surga.
Sifat iri hati dan mementingkan sendiri akan mengakibatkan kekacauan dan segala macam perbuatan jahat (ayat 16)

Jangan pula memegahkan diri atas perasaan iri hati dalam diri kita, dan jangan pula berdusta melawan kebenaran.

iri hati dan mementingkan diri sendiri adalah dua sifat kedagingan yang harus di jauhkan dari kehidupan kita sebagai orang percaya.
Menyimpan perasaan iri hati dan mementingkan diri sendiri akan menyebabkan situasi yang tidak damai sejahtera dan menghasilkan berbagai-bagai perbuatan jahat. Semua ini masuk dalam keinginan daging yang membinasakan kita. 

Keangkuhan karena pengetahuan di dalam diri para pembaca surat Yakobus telah menyebabkan timbulnya iri hati yang kemudian menghasilkan mementingkan diri sendiri dan berdusta melawan kebenaran. Yang dimaksudkan. oleh penulis bukan bahwa para guru mulai meninggalkan doktrin yang benar, tetapi bahwa melalui kehidupan yang tidak konsisten dengan yang mereka ajarkan para guru sesungguhnya sedang berdusta tentang kebenaran Injil.
Catatan: Lukas 21:34
"Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat
Mementingkan diri sendiri adalah sifat buruk yang mendorong kita untuk 
memajukan kepentingan diri sendiri. Mementingkan diri sendiri dalam 
gereja itu
1." dari dunia" yaitu mencemarkan yang kudus dan yang dari Roh
2. "dari nafsu manusia", yaitu tanpa Roh Kudus; dan
3. "dari setan-setan", yaitu dibangkitkan oleh setan-setan.
Yakobus
 mengajarkan bahwa wa dari hati dan mementingkan diri sendiri bukanlah 
karakter dari seorang yang berhikmat. Jadi seorang yang pintar dan 
cerdas, namun ia sombong dan suka berbohong, menunjukkan bahwa ia sama 
sekali tidak memiliki hikmat. Iri hati dan keinginan untuk memegahkan 
diri bersumber dari nafsu manusia yang distimulasi oleh  pekerjaan setan
 yang kemudian membuahkan kekacauan dan segala perbuatan jahat.

Salah
 satu ciri dari seseorang yang iri hati adalah tidak senang dengan 
keberhasilan orang lain. Kita tidak bisa bersukacita saat orang lain 
mendapatkan apa yang diinginkannya dan kita marah saat anak teman kita 
mendapat beasiswa atau juara dan anak kita tidak, kita marah saat orang 
lain mendapatkan pujian tertentu, itulah ciri dari orang yang iri hati. 
Orang Bu iri hati bahkan bisa membuat seseorang senang saat melihat 
seseorang jatuh dalam dosa, jatuh dalam kesukaran bahkan mengalami 
hal-hal yang buruk.
Catatan: Lukas 12:15
 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun
 seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
Jadikan keuntungan dan kekayaan duniawi hasrat dari kehidupan adalah kesalahan fatal yang memimpin kepada kerugian kekal
1. Kata Yunani untuk ketamakan ( pleonexia) secara harfiah berarti keharusan untuk memiliki lebih banyak.
2.
 Tamak bukan menunjuk kepada hal mencukupi kebutuhan pribadi dan 
keluarga. Akan tetapi koma sementara kita bekerja untuk mencukupi 
kebutuhan kita, kita pun harus menjadi kaya terhadap Allah dengan cara 
mencari dahulu kerajaannya dan kebenarannya.
3. Masing-masing kita 
harus memperhatikan peringatan Yesus dan menyelidiki diri apakah ada 
sifat mementingkan diri dan tamak di dalam hati kita.
Pada ayat 14 ada 2 kata janganlah :
- janganlah memegahkan diri
- janganlah berdusta melawan kebenaran
pada ayat ini kita kembali diingatkan untuk tidak mementingkan diri sendiri dan menganggap diri kita adalah yang paling benar, kita masih memiliki kelemahan dan kita juga harus memikirkan kepentingan orang lain juga. 
Seperti di Lukas 14:8
Lukas 6:27-36 mengasihi musuh
Matius 5:38-48

Janganlah berdusta melawan kebenaran , untuk membenarkan diri terkadang orang akan mengatakan memutar balikkan keadaan / fakta yang sebenarnya.
Matius 28:11-15
Tuhan Yesus juga mengingatkan kita untuk berkata dengan benar di Matius 5:37
Catatan: Lukas 14:8 (TB) 
 "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu,
Lukas 6:27-46 dan 
Matius 5:38-48 tentang mengasihi musuh
Matius 28:11-15 penjaga kubur diminta untuk menyampaikan berita bahwa tubuh Yesus dicuri oleh murid muridNYA
Matius 5:37
Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk berkata "ya", jika "ya" dan hendaklah berkata "tidak" jika "tidak".
Berarti kita harus mengatakan yg sebenarnya sesuai dengan kenyataan yang ada.
Sebagai orang2 yang sudah menerima anugerah keselamatan dari Tuhan Yesus. Hendaklah hikmat Allah hidup didalam kita. Janganlah kita serupa dengan dunia dan hidup didalam hikmatnya dunia. Barangsiapa yang hidup didalam hikmat dunia ia sedang memegahkan diri; berdusta dan melawan kebenaran Allah.
Catatan: Khotbah dibukit - Matius 5:6 (TB)  Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
*Janganlah* memegahkan diri...
Hikmat dr dunia baik iri 
hati, mementingkan diri sendiri adalah perkara yg tidak berkenan kepada 
Allah. Menekankan bahwa hal itu bukan dr Allah dan itu dr dunia, dr 
hawanafsu dan dari setan-setan.
"Seperti halnya dosa-dosa 
yang dikecam sebelumnya timbul dari anggapan diri lebih bijak dan lebih 
berbudi dari orang lain, demikian pula Rasul Yakobus dalam ayat-ayat di 
atas ini menunjukkan perbedaan antara orang yang berlagak bijak dan 
orang yang benar-benar bijak, antara hikmat yang datang dari bawah (dari
 dunia atau neraka) dan hikmat yang datang dari atas.(tafsiran MHC)
Jelas
 ada perbedaan antara hikmat dr Allah dan hikmat dr dunia ini yg penuh 
dgn kaidah-kaidah dunia dan dorongan hawanafsu dan itu bukanlah suatu 
kebanggaan.
Catatan: Markus 7:22 (TB)  perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
Hal-hal ini merupakan jahat dipemandangan Tuhan Yesus dan menajiskan orang.
Dalam teks ini menyatakan untuk tidak memegahkan diri. Sebab apa yang dapat dimegahkan dengan sifat seorang yang egois (mementingkan diri sendiri) yang hanya menjadi batu sandungan bagi orang lain? TIDAK ADA!
Catatan: Yohanes 15:17 (TB). Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
Yakobus menegur sikap iri hati dan mementingkan diri sendiri  dikalangan orang yahudi ketika pada masa itu. Dimana mereka menjalani kehidupannya dengan berpusat pada diri sendiri atau mendahulukan  kenyamanan dan keuntungan diri sendiri dengan mengorbankan  kepentingan orang lain. Akibatnya, hidup mereka  tidak lagi menjadi berkat bagi orang lain. Sikap ini juga akhirnya mewujudkan  kekacauan dan segala macam kejahatan. Kehidupan mereka sangat bertentangan dengan firman Tuhan.
Catatan: Luk. 6: 36. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapa mu adalah murah hati. Mat. 5: 7 Berbahagialah orang  yang murah hatinya karena mereka akan  beroleh  kemurahan.
Mementingkan diri sendiri artinya orang yg egois yg tidak lagi memiliki kepekaan terhadap sesama yg menperlukan, Fil 2:4. Dan janganlah tiap2 orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri,ttp kepentingan orang lain juga. Harus mencontoh sikap Yesus,didlm hidup Yesus, hal terpentingnya melakukan kehendak Bapa-Nya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya Yoh. 4:34.
Catatan: Matius 7 : 12. Segala sesuatu yg kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,perbuatlah demikian juga kepada mereka. Ayat ini menasehatkan kita utk hidup harus punya keseimbangan antara kebutuhan sendiri juga keperluan orang lain juga saling menghargai satu dgn yg lain .,dgn kata lain klau kita mau dihargai bljrlah menghargai orang lain dll,harus bljr dlm segala dgn tuntunan RK.
Keangkuhan karena pengetahuan di dalam diri para pembaca surat Yakobus telah menyebabkan timbulnya iri hati yang kemudian menghasilkan mementingkan diri sendiri dan berdusta melawan kebenaran. Yang dimaksudkan. oleh penulis bukan bahwa para guru mulai meninggalkan doktrin yang benar, tetapi bahwa melalui kehidupan yang tidak konsisten dengan yang mereka ajarkan para guru sesungguhnya sedang berdusta tentang kebenaran Injil.
Catatan: Matius 7:15-18 (TB). "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri. Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.

Yak 3:15

Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan.

Yak 3:16

Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
Sumber dosa datangnya dari hati dan dampaknya pada diri sendiri dan orang lain.
Catatan: 1 Korintus 14: 33. Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan,  tetapi damai sejahtera.
Yakobus mengingatkan kita para pembaca agar tidak menjadi iri hati dan mementingkan diri  sendiri dalam suatu kelompok terutama kita yang adalah anak Tuhan. Karena iri hati dan mementingkan diri sendiri akan menimbulkan kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Sebab permulaan dari dosa dimulai hanya dikarenakan  keinginan daging yang mementingkan diri sendiri. Seperti kata Yakobus 1:14-15   "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. 
Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." Oleh karena itu kita harus selalu berjaga-jaga dan senantiasa berdoa supaya kita masuk dalam perbuatan jahat.
Catatan: Matius 26:41 (TB). Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Yak 3:17

Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.
Ada hikmat yang bukan dari atas seperti ayat2 sebelum ini tetapi yang datang dari atas itu murni dan selanjutnya punya Berbagai karakter yang baik semua hal itu bisa terjadi karena Tuhan yg memberikan hikmat itu sendiri.
Catatan: Berbagai karakter baik tsb diatas bisa terjadi bahkan tidak bisa dihalangi karena Tuhan sendiri yang memberikannya kepada kita
Lukas 21:15. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata2 hikmat sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan2 mu

Yak 3:18

Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.

Pasal 4


Yak 4:1

Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?

Yak 4:2

Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.

Yak 4:3

Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.

Yak 4:4

Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
Mendua hati dalam Bahasa Inggris dikatakan "double minded" yang artinya 
bisa dikatakan bimbang, tidak pasti, ragu-ragu. Menghadapi seseorang 
yang mendua hati akan membawa kita kepada ketidakpastian.
Dalam 
kehidupan sehari-hari mendua hati terhadap pasangan akan dikaitkan 
dengan pihak ketiga, jika mendua hati terhadap pekerjaan menyebabkan 
kita tidak loyal. 
Dalam kehidupan pasti dihadapkan pada pilihan tapi
 jika kita mendua hati ini sangat mengkhawatirkan. Mengapa? Karena orang
 seperti ini tidak bisa mengambil keputusan dan tidak lepas dari 
kebohongan karena ada motivasi lain di dalam hatinya. Dalam Yakobus 1:8 
orang yang mendua hati tidak tenang hidupnya. Ketenangan sangat 
dibutuhkan dalam kita berdoa supaya kita bisa mengimani bahwa apa yang 
kita doakan akan Tuhan berikan jawaban sesuai kehendakNya.
Demikianlah
 ayat imperatif saya pilih hari ini supaya kita mendekat pada Tuhan lalu
 mentahirkan tangan kita serta menyucikan hati kita. Dengan kata lain 
hidup dalam kekudusan. (https://sabda.org)
Catatan: Dalam hal berdoa dihubungkan dengan Injil Markus 11:24
Karena itu Aku
 berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa
 kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.
Seringkali
 kita berdoa memohon kepada Tuhan tetapi selesai berdoa kita ragu-ragu 
atas isi doa kita. Ini menunjukkan sikap kita yang mendua hati.

Dalam hal pekerjaan dihubungkan dengan Lukas 9:62
Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."
Dalam
 hidup kita khususnya mencari pekerjaan ketika Tuhan berikan pekerjaan 
kita masih menimbang-nimbang pekerjaan tersebut dengan berbagai alasan 
yang kita buat.
Bahkan tidak hanya dalam pekerjaan, dalam mengikuti 
Tuhan untuk melayani kita juga sering menghitung untung rugi jika kita 
melayani Tuhan sehingga kita sering mendua hati. Lukas 9:62 ini sangat 
memberikan kita kekuatan supaya tidak mendua hati. Mengapa? Karena Tuhan
 Yesus sendiri berkata orang yang bimbang tidak layak untuk Kerajaan 
Allah
Kata2 ini merupakan ajakan utk bersikap rendah hati, lihat juga ayat 6.
Orang Kristen harus merendahkan diri dihadapan Allah, yg berarti mereka menyadari bhw diri nya mutlak membutuhkan Allah. Dan juga berarti orang Kristen harus seutuhnya tunduk KPD Allah dan bersedia menerima Allah menguasai hidup nya secara mutlak.
Hanya orang yg mau datang KPD Allah dgn Rendah hati, yg dapat berharap akan menerima kebahagiaan luar biasa yaitu : dan Ia akan meninggikan kamu.
Jadi Yakobus mengatakan bhw hendaknya kalian menganggap diri Kalian rendah di mata Tuhan dan mengakui bahwa Tuhan itu sangat Agung .
Kata meninggikan dlm ayat ini berarti pula menempatkan seseorg pada kedudukan yg istimewa , penting dan terhormat. Dan juga Bisa berarti Tuhan akan menghormati Kita...jika kita punya sikap rendah hati
Catatan: Matius 23:12.. Barangsiapa meninggikan diri, ia akan di rendahkan dan barang siapa merendahkan diri , ia akan ditinggikan.
Penggalian makna ayat: 4. Hai, kamu yang tidak setia. Kenyataan bahwa Yakobus menyapa pembacanya menurut cara yang dipakai para nabi Perjanjian Lama yang mengatakan bahwa bangsa Israel adalah istri yang tidak setia (bdg. Yes. 54:5; Yer. 3:20; Yeh. 16:23; Hos. 1:9, dan lain-lain), merupakan bukti yang kuat bahwa para pembaca semula surat ini adalah orang Yahudi. Memelihara persahabatan dengan dunia berarti "memiliki hubungan baik dengan orang-orang dan kekuatan-kekuatan serta hal-hal yang setidak-tidaknya tidak menghiraukan Allah bahkan mungkin memusuhi Dia" (Ropes, op. cit., hlm. 260). karena itu merupakan musuh Allah.
Catatan: Matius 7:17
Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.

Matius 7:19
Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
Ayat tersebut bahwa fitnahan terhadap sesama itu perbuatan mencela dan menghakimi hukum, sebab sedang menghakimi sesamanya dengan berburuk sangka dan dengan ketidakadilan, Yakobus juga mengatakan bahwa orang-orang yang seperti itu bukanlah penurut hukum. Ia juga menegaskan bahwa Allah lah satu-satunya Pembuat Hukum dan Hakim, siapakah kita sehingga kita dengan ketidakadilan dan tipu muslihat menghakimi seseorang dengan tidak adil? ===
Catatan: - Matius 7:1
"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
- Lukas 6:37
"Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.
- Yohanes 5:30
Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.
- Yohanes 8:15
Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorang pun,

Yak 4:5

Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"
Roh yang Allah berikan pada kita diinginiNya dengan cemburu. Allah ingin kita memiliki hubungan yang erat dengan Dia. Dan itu dinyatakan melalui tindakan. 
Bahwa tubuh kita adalah Bait Allah, tempat berdiamnya Roh Kudus. Maka jangan mendukakan Allah dengan melakukan sesuatu yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Tubuh ini dipakai untuk kemuliaan nama Tuhan. Tubuh ini bukan milik kita lagi, namun Tuhan yang berdaulat atas seluruh hidup kita.
Catatan: Matius 5:29. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.
5:30 Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. Akhir dari salah menggunakan tubuh (tubuh dipakai untuk berbuat dosa) adalah di neraka: hukuman kekal. Maka dari itu, penting sekali bahkan suatu keharusan bagi kita untuk berperang melawan dosa. Allah tidak pernah kompromi dengan dosa. Betapa Allah sangat disiplin dan sangat mengingini kita dengan cemburu. Agar tubuh ini dipakai untuk kemuliaan namaNya.

Yak 4:6

Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."

Yak 4:7

Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!
Agar iblis lari dari saya,kunci utama nanya tunduk pada Tuhan.kuncinya ketertundukan kepada Tuhanlah yang membuat iblis lari dari saya, artinya saya harus taat dan melakukan apa yang Tuhan inginkan untuk saya lakukan kepada Tuhan.
Catatan: Matius 4:10-11 (TB)  Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
Yakobus mengajar kita untuk tunduk kepada Tuhan dengan kerendahan hati. Kita menemukan bahwa sikap tunduk dapat membawa keuntungan dalam kehidupan Anda. Salah satu manfaat dari hal ini adalah kita dapat mengusir iblis. Tunduk kepada Allah di sini adalah sikap yang taat dengan penub, bukan setengah-setengah dan bergantung penuh kepada Allah. Iblis paling tidak bisa melawan anak-anak Tuhan yang dekat dan patuh kepada Allah. Iblis selalu mundur begitu mengetahui bahwa hidup anak-Nya tunduk kepada Allah.
Catatan: Matius 6:24 (TB)  Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
Tentu, untuk tunduk kepada Allah kita harus menjauhkan hal-hal yang menyakiti hati Tuhan. Seperti di Matius 6:24 bahwa seseorang tidak dapat mengabdi kepada tuan; mengabdi kepada Allah dan kepada mamon_harus salah satu.
Kita diajar untuk tunduk sepenuhnya kepada Allah. Kita harus tunduk, bukan saja dalam ketakutan, tetapi juga dalam kasih. Sebab Allah tidak akan mencelakakan kita tetapi Allah akan mendatangkan kebaikan bagi kita. Karena tunduk dan berserah diri kepada Allah ini merupakan hal yang akan berusaha dihalang-halangi Iblis. Maka kita dengan penuh perhatian dan keteguhan hati yang besar harus berusaha melawan bujukan-bujukannya. Iblis, musuh Allah , harus dilawan, dan apabila ia dilawan, ia akan lari dari kita. Dan untuk melawannya kita  harus mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, dan berdiri teguh melawan dia. Maka ia akan enyah dari kita.
Catatan: Matius 4:10 (TB)  Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Yakobus dalam bagian ini memberikan langkah-langkah penting untuk menghindari dosa keduniawian. Yakni tunduk kepada Allah. Calvin dengan tegas mengemukakan, ‘tunduk disini lebih dari sekedar ketaatan: untuk tunduk diperlukan kerendahan hati.” Selanjutnya yang perlu dilakukan juga adalah iblis musuh Allah, harus dilawan, dan apabila dilawan, ia akan lari dari pada kita.
Catatan: Matius 4:10. Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Dalam Kitab Yakobus 4:7 ini, Rasul Yakobus mau mengajarkan orang Kristen untuk meninggalkan persahabatan dengan dunia ini, dengan cara berserah diri dan tunduk sepenuhnya hanya kepada Allah sajalah maka Iblis dapat dilawan sehingga ia pasti lari meninggalkan orang Kristen.
Catatan: Dalam kitab Injil Matius 19:17 yang berbunyi: Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah." Kata Imperative dari Injil Matius 19:17 "turutilah segala perintah Allah"  menurut saya senada dan selaras dengan kata Imperative dari Kitab Yakobus 4:7 yaitu "tunduklah kepada Allah".
Yakobus mau agar org" Kristen saat itu hanya tunduk kepada Allah dan tidak terikat dengan dunia. Mereka yang telah menjadi Kristen tidak boleh lagi hidup berdasarkan hawa nafsu dunia yg berasal dari Iblis.
Catatan: Matius 4:10. Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Yakobus menyampaikan pada orang Kristen Yahudi pada saat itu agar 
tunduk, taat dan fokus kepada Allah, sehingga mereka bisa melawan iblis 
yang ada didalam diri mereka, sehingga menjadikan mereka anak anak 
Allah.
Catatan: Lukas 10 ayat 19: Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu 
untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan 
musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. 
Lukas 10:19

Perbandingan Yakobus 4 ayat 7 VS Lukas 10 ayat 19: 

dikatakan
 di Lukas 10 ayat 19 bahwa Jika kita percaya kepada Yesus dan telah 
mengalami kelahiran baru, maka kita telah diberikan kuasa atau otoritas 
nama Yesus untuk mengatasi segala sakit penyakit dan roh-roh 
jahat. Firman Tuhan mengatakan Roh yang tinggal di dalam Anda jauh lebih
 besar dari semua roh yang ada di dunia ini. Jadi, jangan takut terhadap
 sakit penyakit, kemiskinan, masalah, pergumulan, atau iblis, Anda 
memiliki kuasa yang jauh lebih besar dari hal-hal tersebut. 

Sedangkan
 di Yakobus 4 ayat 7 dinyatakan lebih detail, bukan hanya percaya dan 
lahir baru saja, melainkan kita Harus tunduk kepada Allah. Pengertian 
tunduk disini adalah patuh, taat, tidak menyimpang dari yg diarahkan, 
memiliki loyalitas, integritas dan memiliki komitmen.
Melanjutkan pasal 3 dimana Yakobus memberi peringatan agar orang percaya
 hati2 dalam Perkataan dan Perbuatan, maka di pasal 4 ini Yakobus secara
 khusus menyoroti orang (konteks saat itu) dalam perbuatannya.

Yakobus
 mengingatkan bahwa perbuatan dosa merupakan hasil dari melupakan dan 
menduakan Tuhan (Yak 4:8). Persahabatan dengan dunia ini merupakan 
permusuhan dengan Allah yang hidup. Oleh sebab itu penting memperhatikan
 bagaimana seharusnya hidup, karena hanya Allah yang menjadi 
patokan/standard kehidupan (Pembuat Hukum dan Hakim - ay.12)

Seperti
 dalam Yakobus 3 disebutkan ada 2 hal penting agar kita dapat 
mengendalikan hidup yaitu Bijak (Wisdom) dan Budi baik (Understanding) -
 Yak.3:13

Seringkali kita melakukan perbuatan dosa bukan karena 
tidak tahu bahwa perbuatan tersebut tidak diperkenan Tuhan. Dan Tuhan 
mengingatkan di Yak 4:17, jika seseorang tahu bagaimana ia haris berbuat
 baik tetapi tidak melakukannya, ia berdosa. Perlu bijak dan berbudi di 
dalam bertindak sehari2.
Catatan: Yohanes 8:34
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, 
sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dalam 
bahasa Inggris disebut slave, atau budak dosa. 

Bagi Tuhan Yesus,
 seseorang yang telah ditebus, harus melakukan perbuatan yang benar dan 
tidak berbuat dosa. Karena orang percaya itu hamba Allah dan bukan hamba
 dosa.
Tunduklah - merupakan kalimat perintah untuk tunduk - taat/patuh. Yakobus memerintahkan kita untuk taat/patuh kepada Allah yg memiliki kuasa baik di Sorga maupun di bumi.
Sedangkan iblis merupakan lawan dari Allah - ialah Lucifer malaikat yang sombong, sehingga Allah melemparkannya ke bumi ini. Jadi jika kita patuh/taat pada Allah - hormat pada Allah dan melakukan segala apa yang diperintahkanNya dengan segera, maka kita dapat melawan si iblis yang kerjanya hanya menggoda, menuduh/mendakwa, mencuri dan membinasakan. Hal ini telah dibuktikanNya pada diri Yesus. Dimana Yesus - (Filipi 2:7-8) telah mengosongkan dirinya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba & taat sampai mati diatas kayu salib, sehingga Allah meninggikan DIA. Dan ketika DIA dicobai iblis di Padang gurun (Matius 4 :1-11; Mark 1:12-13; Luk.4:1-13), DIA dapat melawannya dengan firmanNya.
Catatan: Dan ketika DIA dicobai iblis di Padang gurun (Matius 4 :1-11; Mark 1:12-13; Luk.4:1-13), DIA dapat melawannya dengan firmanNya.
Orang-orang Kristen harus mencampakkan persahabatan dengan dunia, dan waspada terhadap iri hati dan kesombongan yang mereka lihat merajalela dalam manusia-manusia duniawi. Melalui anugerah, mereka harus belajar untuk bermegah dalam ketundukan mereka kepada Allah. “Tunduklah kepada Dia seperti warga kepada raja mereka, di dalam kewajiban, dan seperti seorang teman satu sama lain, di dalam kasih dan perhatian. Tundukkanlah budi pekertimu kepada kebenaran-kebenaran Allah. Tundukkanlah kehendakmu kepada kehendak Allah, kehendak perintah-Nya, dan kehendak pemeliharaan-Nya.” Kita adalah warga-Nya, dan karena itu kita harus tunduk, bukan saja dalam ketakutan, tetapi juga dalam kasih. Bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita. “Tundukkanlah dirimu kepada Allah, dengan menimbang betapa dalam banyak hal kita wajib melakukan ini, dan apa keuntungan yang akan kita peroleh darinya. Sebab Allah tidak akan mencelakakanmu dengan berkuasanya Dia atas dirimu, tetapi akan mendatangkan kebaikan bagimu.” Nah, karena tunduk dan berserah diri kepada Allah ini merupakan hal yang akan berusaha dihalang-halangi Iblis dengan teramat gigih, maka kita dengan penuh perhatian dan keteguhan hati yang besar harus berusaha melawan bujukan-bujukannya. Jika Iblis menggambarkan kerelaan berserah diri kepada kehendak dan pemeliharaan Allah sebagai hal yang akan membawa celaka dan membuat kita dihina dan sengsara, maka kita harus melawan hasutan-hasutan untuk merasa takut seperti ini. Jika Iblis menggambarkan tunduk kepada Allah sebagai halangan bagi kenyamanan lahiriah kita, atau kemajuan-kemajuan duniawi kita, kita harus melawan hasutan-hasutan untuk berlaku sombong dan malas ini. Jika Iblis ingin menggoda kita untuk menyalahkan Pemeliharaan ilahi atas segala kesengsaraan, salib, dan penderitaan kita, dengan maksud supaya kita mengikuti petunjuk-petunjuknya, dan bukan petunjuk-petunjuk Allah, supaya terhindar dari semua kesengsaraan itu, maka kita harus melawan hasutan-hasutan untuk marah seperti ini, dengan tidak marah sehingga membawa kepada kejahatan. “Jangan biarkan iblis, dalam upaya-upaya ini atau upaya-upaya sejenisnya, berhasil membujukmu. Tetapi lawanlah dia, maka ia akan lari dari padamu.” Jika kita dengan nista menyerah pada godaan-godaan, maka Iblis akan terus mengikuti kita. Tetapi jika kita mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, dan berdiri teguh melawan dia, maka ia akan enyah dari kita. Tekad kuat akan membuat pintu tertutup rapat-rapat bagi godaan. (kutipan Mattew Henry Commentary) ??
Catatan: Matius 23:12 (TB)  Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Sebagai orang Kristen akan selalu mengalami godaan dan pencobaan setiap waktu, dengan AnugerahNya kita jadi sadar dosa dan peka. Tanpa kita sepenuhnya tunduk kepada  FirmanNya, kita tidak akan mampu melawan iblis. Sebab Iblis selalu berusaha untuk menjauhkan orang percaya dari kesetiaannya kepada Kristus. Kita dituntut untuk tetap tegak dalam iman. Ketika Yesus dibawa ke gurun, Yesus dicobai setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, kondisiNya Tuhan Yesus saat itu adalah lapar, dan tentu siIblis berpikir bahwa ia bisa. Tetapi sebelum Yesus dicobai, Yesus sudah siap untuk menjawab cobaan itu (Mat 4: 4)Yesus menjawab, "Ada tertulis......" Dia sendiri adalah firman yang abadi dan mampu menyampaikan pikiran Allah. Tuhan Yesus menundukkan diriNya kepada Allah Bapa ketika dalam pencobaan. Ia menghormati Firman Allah, dan untuk memberikan teladan bagi kita untuk tunduk kepada Allah supaya kita mampu melawan Iblis. Ia menyatakan perkataan ini kepada Iblis dengan anggapan bahwa Iblis cukup tahu tentang apa yang telah tertulis itu. Tidak mustahil mereka yang menjadi anak-anak Iblis tahu betul apa yang tertulis di dalam Kitab Suci, karena setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar (Yak 2:19). Kita harus menggunakan cara ini setiap kali kita dicobai, yaitu tunduk kepada firman Allah sehingga mampu melawan iblis. 
(https://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=40&chapter=4&verse=10)
Catatan: Mat 4:10
Maka berkatalah Yesus kepadanya: ”Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
Perintah untuk tunduk merupakan syarat dasar yang harus mendahului ketaatan pada perintah-perintah selanjutnya. Pendengar yang sombong tidak akan tunduk dan pasti tidak akan mematuhi perintah lainnya. Sebaliknya, orang yang rendah hati akan tunduk dan patuh.
Penyerahan adalah masalah kemauan. Yakobus memerintahkan pembaca untuk membuat pilihan sadar dan sukarela untuk menyerahkan kehendak mereka yang tidak sempurna kepada kehendak Tuhan yang sempurna. Ini adalah pengalaman kita sehari-hari, karena setiap hari kecenderungan alami ( daging ) kita adalah memberontak terhadap orang-orang dan keadaan yang Tuhan gunakan dalam hidup kita untuk memfasilitasi penyerahan kita. Kita perlu sampai pada titik bahwa ketika "ujian ketundukan" Tuhan datang, kita berkata, "Saya tidak mengerti mengapa Anda mengizinkan ini, tetapi saya memilih untuk tunduk dan menyerahkan kehendak saya kepada Bapa-Mu yang terkasih."
Ketundukan kepada Tuhan adalah kain (sikap) yang harus dijalin ke dalam setiap area kehidupan kita, setiap hari dalam hidup kita.
DL Moody dengan cara yang tidak masuk akal menyinggung tentang penyerahan diri kepada Tuhan ketika dia berkata...

Biarkan Tuhan memiliki hidup Anda; dia bisa melakukan lebih dari yang Anda bisa.

Dr Charles Ryrie berbicara tentang motif untuk tunduk kepada Tuhan ketika dia berkata...

Harga pembelian yang luar biasa dari kehidupan Anak Allah seharusnya menjadi motivasi yang lebih dari cukup untuk membuat setiap anak Allah dengan penuh semangat ingin menyerahkan kembali kepada Tuhan kebebasan yang telah dibeli dengan kematiannya.

Ketundukan kepada Tuhan dengan jelas menyiratkan ketundukan pada setiap firman Kebenaran Tuhan dalam Kitab Suci.

https://www.preceptaustin.org/james_47_commentary
Catatan: Luke 10:17
Then the seventy-two returned with joy, saying, “Lord, even the demons submit to us in your name!”
Matthew 4:3-11
Yakobus mengajar kita untuk tunduk kepada Tuhan dengan kerendahan hati. Kita menemukan bahwa sikap tunduk dapat membawa keuntungan dalam kehidupan Anda. Salah satu manfaat dari hal ini adalah kita dapat mengusir iblis. Tunduk kepada Allah di sini adalah sikap yang taat dengan penub, bukan setengah-setengah dan bergantung penuh kepada Allah. Iblis paling tidak bisa melawan anak-anak Tuhan yang dekat dan patuh kepada Allah. Iblis selalu mundur begitu mengetahui bahwa hidup anak-Nya tunduk kepada Allah. = =
Catatan: Matius 6:24 (TB) 
Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Tentu, untuk tunduk kepada Allah kita harus menjauhkan hal-hal yang menyakiti hati Tuhan. Seperti di Matius 6:24 bahwa seseorang tidak dapat mengabdi kepada tuan; mengabdi kepada Allah dan kepada mamon_harus salah satu. ==
Ada peperangan yang terus berlangsung antara Allah dan Iblis, antara kebenaran dan kejahatan. Perang ini berlangsung tak kasat mata dan berada di dunia rohani. Perang ini pun menyeret setiap orang percaya untuk masuk ke dalamnya. Apakah kita menyadari keberadaan perang ini dan dimanakah posisi kita berada?  
Dimulai dari hal sederhana menjadi sahabat dunia (ayat 4) sampai kepada perang di dalam batin sendiri yang menjadi hawa nafsu keinginan yang bila tidak dikontrol dan dikendalikan akan menjadi kekuatan yang ganas dan menghancurkan. Dampaknya bukan hanya kepada diri sendiri tetapi juga kepada orang-orang disekitar kita: pasangan, keluarga, sahabat, rekan kerja, rekan pelayanan, akhirnya meluas kepada masyarakat.
Si jahat akan terus menyerang dengan senjata maut agar kita menjadi hebat, berkuasa, diakui dan dipuji sehingga si aku menjadi besar dan sombong!
Karena itulah, Yakobus memberitahu untuk bisa memerangi hal itu maka kita perlu datang dan tunduk kepada Allah. Yakobus menekankan kebergantungan dan mengandalkan Tuhan Yesus dalam seluruh aspek kehidupan yang kita jalani. Jangan menjauh dan lepas dari Allah sebagaimana Tuhan Yesus nyatakan juga dalam Yohanes 15 dimana Ia menyatakan agar kita melekat menyatu dan bersama Tuhan Yesus.
Dengan bergantung dan mengandalkan Allah, ayat 6 menyatakan maka kasih karunia Allah akan diberikan kepada setiap kita dan memperlengkapi kita dalam peperangan ini. Si Jahat menghendaki agar kita menjadi pribadi yang lepas dan jauh dari Allah dan mengandalkan diri sendiri. Termasuk urusan rohani juga dimana kita dibujuk dan diyakinkan bahwa bila terlepas dan jauh dari Allah, kita akan hidup bebas dan menyenangkan.
Catatan: - Markus 12:17 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Mereka sangat heran mendengar Dia
- Yohanes 3:36 Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.
- Yohanes 15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.  ==
Dalam ayat-ayat sebelumnya, Yakobus menjelaskan bagaimana para pembaca Kristennya telah menjalani kehidupan dengan mengandalkan diri sendiri secara duniawi, (di masa skrngpun seringkali ini yg sering orang kristen lakukan.) Mereka telah berkomitmen untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan segala cara, bahkan sampai berkelahi dengan orang percaya lainnya. Mereka percaya Tuhan, tetapi mereka menolak untuk mempercayai Dia yg menyediakan kebaikan bagi mereka. 
 
Menurut Yakobus, Tuhan melihat ini sebagai perzinahan, menipu Tuhan dengan dunia. Tuhan menentang orang yang sombong, tetapi Tuhan tidak menolak kita ketika kita mau datang dan tunduk kepadaNya. Dalam ayat sebelumnya (ayat 6), Yakobus menulis bahwa Tuhan memberikan lebih banyak kasih karunia. Tuhan memberikan kasih karunia kepada orang yang rendah hati. 
 
Nah, bagaimana seharusnya kita merespons ketika kita sadar bahwa kita telah berada di jalur dunia lagi? Ayat 7 ini mengungkapkan awal dari jawaban Yakobus: tunduk kepada Tuhan lagi. Berhentilah mendapatkan apa yang kita inginkan, dan rela menerima semua kebaikan yang Tuhan berikan bahkan Kita harus menyerahkan peperangan/pertempuran kita yang sering dipicu oleh keinginan kita sendiri, dengan melakukan sebaliknya yaitu mau melayani orang lain.
Catatan: Matius 6:24
Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon
Terdapat kata hubung "karena itu" di awal kalimat. Hal ini berkaitan dengan ayat sebelumnya yg membahas tentang Allah yg mengasihani orang yg rendah hati. Yes, kita perlu jadi orang yg rendah hati. Orang rendah hati ini berlawanan dengan orang yg tinggi hati. Orang yg tinggi hati mengikuti teladan Iblis, Lucifer yg sudah diusir dan dilempar dari sorga. Lucifer ialah mahluk yang ingin menyamai Yang Mahatinggi. Dia congkak, angkuh dan sombong. Tuhan menentang segala rupa arogansi. Hukuman atas kesombongan sangat berat. Karena itu jangan congkak apalagi sampai ingin menyamai Yang Mahatinggi.

Kerendahan hati ini diwujudkan dengan tunduk kepada Allah. Orang yg tunduk kepada Allah sangat amat sadar bahwa dirinya adalah orang berdosa yg sudah rusak, kotor dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Tunduk ini bicara soal kepatuhan dan ketaatan penuh kepada Allah. Dia tidak berani membantah, memberontak ataupun melawan Allah. Oh, indahnya hidup kita jika senantiasa tunduk kepada Allah. Bergembiralah mereka yg taat kepada Allah dengan sikap kerendahan hati sebab mereka disayangi dan dikasihi oleh Allah. 

Saudaraku, Alkitab memberikan urutan yang jelas bagi kita dalam ayat ini tentang bagaimana mengalahkan kebiasaan dosa dan terlepas dari belenggu dosa. Seringkali kita ingin langsung melawan Iblis. Itu keliru, itu terburu-buru, itu salah. Semakin kita berjuang melawan dosa, maka semakin dalam kita jatuh. Kenapa? Karena kita mengandalkan diri sendiri. Saya pun pernah mengalami ini. Saya punya keterikatan dosa. Saya ingin lepas dari dosa itu. Maka saya lawan dan saya berjuang mengatasinya tapi yg terjadi ialah kegagalan demi kegagalan. Saya masih terikat dalam dosa tersebut. Mengapa itu bisa terjadi? Saya sadar ternyata karena saya tidak tunduk kepada Allah lebih dulu, saya tidak rendah hati dan saya tidak mengandalkan Allah. Setelah saya ubah fokus menjadi tunduk kepada Allah, percaya pada kuasa Allah dan mengasihi Dia lebih dulu menjadi yg utama dan pertama, maka Allah berperang bagi saya untuk melawan Iblis itu. Apa yg terjadi? Iblis melarikan diri, Iblis ketakutan, Iblis tidak mengikat saya lagi untuk hidup dalam dosa. Haleluya... Sebagaimana orang Israel ketika hendak berperang melawan musuh, Allah berfirman, "Tuhan akan berperang untuk kamu dan kamu akan diam saja." Saya menyadari bahwa melawan Iblis merupakan tindakan Allah yg menunjukkan diri-Nya adalah pemenang. Ketika saya tunduk kepada Allah, maka saya dilibatkan untuk melawan Iblis dan menang atasnya.
Catatan: - Percayalah kepada Allah dan wujudkan dengan sikap tunduk kepada-Nya
Markus 5:36 (TB)  
Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!"
- Lawanlah Iblis dan ia akan lari dari kita
Matius 4:10 (TB)
Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
kata "karena itu" mengarahkan pembaca untuk rendah hati, yaitu menunjukkan sikap tunduk kepada Allah. Dalam ayat ini Yakobus menyatakan bagaimana caranya untuk tunduk. Secara negatif Yakobus mengajak pembaca untuk tunduk kepada Allah dengan jalan menentang musuhNya. Yakobus menyatakan apa yang tercantum dalam pertentangan antara Allah dan iblis.
Catatan: Matius 4:10 
Lawanlah Iblis dan ia akan lari dari kita
Tunduk kepada Allah (Yakobus 4 : 7a ) adalah  taat sepenuhnya  saat menerima teguran Firman Tuhan dan kuncinya adalah kerendahan hati. Orang yang sombong akan selalu merasa dirinya yang paling benar dan  sukar untuk ditegur, jika ditegur biasanya justru akan menjadi marah. 

Bersikap tunduk tidaklah mudah, dibutuhkan komitmen yang besar untuk menyingkirkan ego, harga diri dan hak-hak yang menurut kita sudah selayaknya kita dapatkan. Tunduk juga berarti mengakui kedaulatan Tuhan dan mempercayai Tuhan sepenuhnya, dan hal itu berarti merendahkan hati dan melepaskan kendali atas situasi yang kita hadapi dan menyerahkannya kepada Tuhan. 

Lawanlah Iblis (Yakobus 4 : 7b) berarti tidak mau kompromi dengan dosa, berani berkata TIDAK untuk semua godaan dosa. Karena ketundukan kitakepada Allah harus dibarengi dengan  perlawanan terhadap Iblis. Kita tidak bisa tunduk kepada Allah dan kepada Iblis pada saat bersamaan. Orang yang mencintai kebenaran dan kekudusan, harus membenci dosa.  Melawan berarti menolak  dengan kesadaran penuh, aktif dan terus menerus, jadi ini adalah perbuatan kontinuitas yang tidak boleh berhenti untuk dilakukan. 

Perlawanan terhadap Iblis tidak dapat kita lakukan dengan kekuatan kita sendiri. Kita butuh Roh Kudus dan Firman Allah, karena hanya melalui Firman Allah kita mempunyai kuasa untuk melawan setiap ajakan untuk berbuat dosa dari Iblis. Tanpa Roh Kudus dan Firman Allah yang digunakan secara tepat, orang Kristen tidak mungkin dapat mengalahkan dosa dan pencobaan.
Catatan: Matius 4 : 1-11  Pencobaan di padang gurun
Pencobaan Yesus oleh Iblis adalah usaha membelokkan Yesus dari jalan ketaatan yang sempurna kepada kehendak Allah. Pelajaran  yang dapat kita tarik :
Iblis merupakan musuh terbesar kita. Sebagai orang Kristen, kita harus sadar bahwa kita terlibat dalam peperangan rohani melawan kuasa-kuasa kejahatan yang  tidak nampak namun sangat nyata
Dalam ayat ini, menurut saya - Yakobus seakan memberikan suatu panduan tentang bagaimana agar kita bisa mengkontrol hawa nafsu dan persahabatan dengan dunia. 
 
Yakobus memberikan 5 cara: 
 
1. Tunduklah kepada Allah. 
Menyerah lah kepada kekuasaan dan kehendak-Nya, serahkan hidup kita kepadanya dan kepada kendali-Nya, serta bersedialah mengikut Dia. 
 
2. Lawanlah iblis. 
Jangan Izinkan iblis memikat dan menggoda kita. 
 
3. Tahirkanlah tanganmu dan sucikan lah hatimu. 
Hiduplah Kudus, Bersih kan diri dari dosa, ganti keinginan kita akan dosa dengan keinginan untuk mengalami kesucian Allah. 
 
4. Berdukacitalah dan merataplah karena dosa-dosa kita. 
Jangan takut menyatakan rasa dukacita yang dalam atas apa yang kita perbuat. 
 
5. Rendahkanlah diri di Hadapan Tuhan. 
Merendahkan diri di Hadapan Tuhan berarti mengakui bahwa kita berharga hanya karena Allah.
Catatan: Matius 6:24 
Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.

Yak 4:8

Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
Banyak orang beranggapan bahwa musuh Tuhan adalah orang yang tidak mengenal Tuhan. Benarkah demikian? Bacaan hari ini menegur kita karena di kalangan orang-orang yang mengaku diri Kristen, justru terdapat orang yang Yakobus nyatakan sebagai musuh Tuhan. 
Mengapa justru orang beriman penerima surat ini yang ditegur Yakobus sedemikian keras? Karena dalam perilaku ibadah dan doa pun, mereka tidak mengusahakan kehendak Allah, yaitu damai dan kebenaran. Mereka malah memperjuangkan nafsu sendiri.  Dalam kerohanian yang penuh semangat, tetapi salah itu berkembang rasa iri, pertengkaran, atau perkelahian yang di hadapan Allah sama dengan membunuh. Sikap ibadah yang egoistis itu selain tidak berkenan kepada Allah, juga tidak bermanfaat apa pun karena Allah tidak akan merespons. Bila orang Kristen menjadi duniawi atau mengutamakan kenikmatan dunia dan menyukai pola hidup orang yang tidak kenal Tuhan, itu artinya telah berzina dengan dunia ini. Orang Kristen duniawi adalah musuh Allah! 
Di dalam kemurahan-Nya, Allah tidak akan membiarkan umat-Nya mengalami kehidupan sesat demikian. Ia telah memperbarui roh kita dan mengingini roh kita sepenuhnya sebab Ia Allah yang cemburuan adanya. Ia menuntut agar kita merendahkan hati dan menerima pentahiran dari Allah, sungguh-sungguh bertobat serta melawan Iblis dan dunia.
Catatan: Matius 6:24 TB. Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
Allah berjanji untuk mendekati semua orang yang berbalik dari dosa, 
menguduskan hati, dan berseru kepada-Nya dalam pertobatan yang sungguh. 
Mendekatnya Allah akan mendatangkan kehadiran, kasih karunia, berkat, 
dan kasih-Nya. (Full Life)

Menurut pendapat saya ayat 8 diberikan
 juga dengan tujuan memperjelas di ayat 7. Ketika iblis telah lari dari 
kita maka kita harus selalu mendekat pada Allah. SEBAB di luar Allah 
kita tidak dapat berbuat apa apa. Yoh 15:5.
Di Yohanes 15:3 juga dijelaskan Tuhan pun memberikan fasilitas agar kita dapat "bersih" , yaitu melalui *FIRMANNYA* .
Catatan: Yohanes 15:1-8, Yesus adalah pokok anggur dan kita harus melekat pada 
pokok anggur, karena di luar Tuhan kita tidak akan dapat berbuat apa 
apa. Namun jika kita melekat maka kita akan berbuah banyak.
Tuhan Allah itu penuh kasih karunia & kemurahan. Ia tidak membiarkan
 manusia binasa. Meskipun Ia tahu mns memiliki tabiat berbuat dosa &
 memberontak. IA mengasihi mns & ingin menyelamatkannya melalui 
Kristus yg mati untuk manusia, ketika kita msh berdosa. Dalam Yoh 3:16, 
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah 
mengaruniakan AnakNya yg tunggal, supaya setiap orang yg percaya kpdNya 
tidak binasa, melainkan beroleh hidup yg kekal.

Allahlah yg telah
 mendekatkan diri kepada Manusia terlebih dahulu ketika mns masih hidup 
dlm dosa. Ia telah menunjukkan kasih dg merencanakan Jalan  keselamatan 
bagi mns.
Pada waktunya janji Allah digenapi melalui anakNya yg 
tunggal Yesus Kristus. Hanya melalui Yesus Kristus, juru selamat mns. 
Mns bisa diselamatkan. Dia mati di kayu salib untuk melunasi dosa2 kita.
 Dan bangkit pd hr ketiga, naik ke sorga, menyediakan tempat bg kita 
umat yg percaya.

Yakobus 4 ayat 8 " Mendekatlah kpd Allah, dan Ia akan mendekat kpdmu".
Supaya kita memiliki hubungan dekat dgn Tuhan, ada hal- hal yang harus dilakukan:

* Mempersiapkan Hati & Pikiran. 
Artinya mencurahkan  segenap hati, jiwa raga, pikiran kita untuk  membangun hubungan dgn Tuhan.
Contoh: sebelum ibadah, kita matikan ponsel kita, supaya tidak mengganggu konsentrasi.
 * Firman Tuhan.
Jika
 kita ingin hubungan  dgn Tuhan bertumbuh, kita perlu membaca & 
mempelajari FirmanNya setiap hari. Dng begitu  kita semakin memahami apa
 yg menyenangkan & membuat sedih Tuhan.
* Berdoa dengan sungguh
Dengan
 terbuka & tulus, ingin membangun komunikasi dg Tuhan, bukan cepat2 
atau asal2. Membaca Alkitab adlh cara kita mendengar suara Tuhan, berdoa
 adlh cara kita berbicara kpdNya.Tuhan senang  mendengar kalau kita 
selalu datang kpdNya dgn pujian syukur kita.
Kita awali doa dng memuji Tuhan, Mengaku Dosa mohon diampuni, dikasihani,  baru meminta.
*
 Memilih waktu & cari tempat yg nyaman/ khusuk  untuk berkomunikasi 
dng Tuhan, bisa merasakan kehadiran & kedamaian bersamaNya
* Disiplin
Sikap
 disiplin perlu sekali untuk mencapai tujuan.  Hubungan interaksi yg 
tidak teratur akan sulit menumbuhkan hubungan. Kita tidak bisa misalnya 
membaca Firman seminggu sekali, pada waktu ibdh di Gereja, atau berdoa 
seminggu dua kali.  Tanpa disiplin, akan sulit bagi kita menjalin 
hubungan dekat dgn Tuhan.

Bangunlah disiplin rohani, untuk selalu
 mengutamakan Tuhan setiap waktu dengan berbuat baik kepada  sesama. 
Contoh: dimasa pandemi covid ini, kita bisa membantu dng memberi bantuan
 makanan, minuman, vitamin kpd mereka yg sementara Isoman dirumah mrk. 
Kita juga bisa mendoakannya melalui Wa/ VC memberikan semangat, 
kekuatan, tetap percaya kepada Yesus yang sanggup memulihkan.
Orang yang dikenal Tuhan adalah orang yang  dekat denganNya. Dan Bergaul karib dgn Tuhan. Contoh: Daud
Catatan: Yoh 15: 5 

Akulah pokok anngur dan kamulah ranting-rantingnya. 
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah 
banyak, sebab diluar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Ada dorongan yg besar utk mendekat kpd Allah sebagai kebutuhan hidup yg membawa hidup dlm karya keselamatanNya.
Tuntutan utk memiliki iman dan kesetiaan yg tidak bercabang,yg mengasihi Tuhan dgn sungguh2 dengan segenap hidup.
Catatan: Matius 22:37 Jawab Yesus kepadaNya Kasihilah Tuhan Allahmu dgn segenap 
hatimu dan dgn segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Membutuhkan totalitas hidup kita.
Mencuci tangan adalah tanda kemurnian. Yakobus berbicara tentang mentahirkan tangan (yang di luar) dan mentahirkan hati (yang di dalam).
Catatan: Mat 23:25 ITB Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.
Sebagai pribadi yang telah mengalami keselamatan didalam Yesus Kristus, Tuhan menghendaki agar hidup kita menjadi pribadi baru yaitu pribadi yang berbeda dengan hidup kebanyakan orang yang ada di dunia. Orang dunia berusaha untuk mendapatkan segala keinginan mereka untuk memuaskan hawa nafsu dagingnya. Dan untuk mendapatkan segala keinginannya itu, mereka membutuhkan uang(mamon). Tidak jarang banyak dari mereka menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan uang. Mereka tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan telah membuat mereka menjadi hamba uang dan melupakan Tuhan yang telah menciptakan mereka. Karena itu Yakobus mengingatkan jemaat agar mereka tidak hidup seperti mereka(orang dunia) sehingga mereka harus mendekatkan diri kepada Allah, mentahirkan tangan mereka dan menyucikan diri dari segala prilaku mereka.
Catatan: Matius 6:24 (TB)
Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
Allah berjanji untuk mendekati semua orang yang berbalik dari dosa, menguduskan hati, dan berseru kepada-Nya dalam pertobatan yang sungguh. Mendekatnya Allah akan mendatangkan kehadiran, kasih karunia, berkat, dan kasih-Nya.
mendekatlah kepada Allah. Persekutuan yang erat dengan Allah memastikan sikap bersahabat dari-Nya (dan Ia akan mendekat kepadamu) dan mengasingkan orang tersebut dari dunia. Bahwa keduniawian adalah dosa dilukiskan oleh berbagai imperatif berikutnya: tahirkanlah tanganmu, acuan kepada tindakan lahiriah; sucikanlah hatimu, acuan kepada motivasi batiniah. Orang yang mendua hati adalah orang yang kesetiaannya bercabang. Dan menurut nas ini, keduniawian ialah kesetiaan yang bercabang.
Catatan: Matius 28:9
Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.
• Butuh kerendahan hati untuk mengakui bahwa kita bukan apa – apa bahkan siapa siapa tanpa Allah. Maria orang berdosa dan untuk bisa tahir, harus mendekat kepada Allah. Dan untuk memperoleh anugerah Allah, Maria cukup dating dan mendekat kepada Allah, komitment setia dan jangan menduakan-Nya. Manusia aja gak suka diduakan, apalagi yang menciptakan manusia.
Catatan: Matius 5:3 (BIMK)
Berbahagialah orang yang merasa tidak berdaya dan hanya bergantung pada Tuhan saja; mereka adalah anggota umat Allah!
Yang bisa dilakukan hanya bergantung pada Tuhan, seperti anak kecil yang bergantung penuh pada orangtuanya tanpa banyak.

Yak 4:9

Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita.
Yakobus mengingatkan bahwa dalam hidup sehari2, banyak godaan untuk jadi tidak setia, kompromi dengan hal2 yang tidak sesuai kehendaki Allah. Seringkali kita harus memilih antara "diterima" oleh teman2 kita yang nggak suka hal2 rohani, atau tetap jadi sahabat Allah. 
Solusi datangnya dari Allah, yang memberikan anugerah-Nya sehingga kita kuat, menundukkan rupa2 keinginan kita di bawah Kebenaran Firman Allah.
Pertanyaan pentingnya: apakah kita cukup rendah hati untuk bertobat dan tunduk pada (kehendaki) Allah? SADARILAH = pertobatan yang memutarbalikkan kondisi hati, kembali pada Allah. Orang yang bertobat, menyadari suatu hal yang sungguh-sungguh ia sesali... cenderung menangis serta meratap. Itu jadi salah satu tanda yang terlihat dari luar.
Catatan: Matius 5:4, Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Yakobus meminta kepada orang percaya untuk:
1. Sadar dari gaya hidup yang dipilih (bersahabat dengan dunia)
2. Bertobat/hidup berbalik kepada Allah serta mengaku sungguh-sungguh setiap kesalahan yang telah dilakukan.
Catatan: Seruan untuk bertobat (dan ajakan hidup dalam kebenaran) sudah dilakukan oleh Yohanes Pembaptis (Mat.3:2, Mar.1:4b, Luk 3:3b) dan Tuhan Yesus (Mar.1:15b). 

Seruan ini terus disampaikan kepada orang percaya pada masa Yakobus. 
Dalam Yakobus 4:4 mengatakan bahwa saat kita hidup bersahabat dgn dunia, saat yg sama kita menjadikan diri kita musuh Allah. 

Tapi, Allah tidak menginginkan hubungan yang seperti itu (sebagai musuh). Hubungan yang Allah inginkan adalah hubungan yang akrab antara seorang Bapa dan anak. 
Saat kita memilih bertobat/ berbalik dengan sungguh-sungguh kepada Allah, maka pengampunan dari-Nya ada dan nyata seperti yang disampaikan Tuhan Yesus dlm perumpamaan anak yang hilang (Lukas 15:11-24).

Setelah kita ada dlm hidup yang penuh pertobatan (sikap dan hati yang benar, yang menyenangkan hati Tuhan dan menolak yg jahat) maka kita disebut sebagai orang yg suci hatinya dan juga disebut Tuhan Yesus sbg orang yang berbahagia karena dpt melihat Allah (Matius 5:8).
Melihat ayat ini, tidakkah kita merasa aneh? Apakah kekristenan memang agama yang mencari-cari penderitaan? Bahkan salah satu kitab di Kitab Sucinya memerintahkan umat Kristen untuk prihatin, berduka meratap. Lalu mengganti tawa dengan ratapan dan sukacita menjadi dukacita? Jika kita melihat ayat sebelumnya, jelaslah bahwa Yakobus menuliskan sikap yang benar ketika kita diberi kesempatan untuk mendekat kepada Allah, Ada perintah untuk menahirkan tangan dan menyucikan hati.

Siapakah yang harus menahirkan tangan? Dalam Taurat, tentulah orang yang najis yang perlu ditahirkan. Apa yang perlu disucikan? Tentulah sesuatu yang kotor dan najis juga. Jadi pada ayat ini, Yakobus sedang mengingatkan jemaat Kristus untuk tidak terlena. Di ayat ini, Yakobus mengajak jemaat untuk bertobat secara serius. Pertobatan adalah peristiwa dimana kita menyadari betapa najisnya kita. Betapa kotornya kita. Betapa tidak layaknya kita. Tidak ada orang yang tertawa dan bersukacita ketika dia menyadari dirinya najis. Yang ada adalah malu, prihatin. Rasa duka.

Dari awal surat banyak hal yang sudah Yakobus peringatkan. Tentang kecongkakan perihal harta. Tentang berawas-awas dalam penderitaan dan pencobaan.  Tentang komitmen untuk taat kepada Firman dan menjadi pelaku Firman. Tentang mata dan pikiran yang hanya memandang keadaan duniawi, tentang iman kosong. Yaitu bagaimana jemaat menyepelekan iman. Hal ini yang juga ditegur Paulus dalam Roma 6. Bahwa jemaat menyalahgunakan iman dan hidup seenaknya. Juga tentang bahaya kesombongan akan jabatan-jabatan pelayanan. Bahaya perkataan dan teladan hidup yang salah. Tentang iri hati dan lupa berdoa. Saat ini Yakobus mengajak untuk bertobat. Ada banyak teguran. Saat ini bukanlah saat untuk tertawa dan bersukacita. Banyaknya pelanggaran dan dosa menyerukan pertobatan. Menyerukan penyesalan dan panggilan berbalik kembali kepada Allah.

Dan jangan khawatir, dalam dukacita pertobatan, TUHAN menyediakan penghiburan yang tiada tara.
Catatan: Matius 5:4 (TB)
Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.

Yak 4:10

Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.
Yakobus menegur kita  agar kita menjadi pribadi yang rendah hati karena barangsiapa yang merendahkan hati maka Allah siap membimbing kita sehingga kita menjadi tinggi seperti kata Mazmur 25:9. "Ia membimbinh orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan ia mengajarkan jalanNya kepada orang-orang yang rendah hati". Oleh sebab itu hendaklah kita menjadi  rendah hati dan siap dibimbing dan diajar oleh Allah.
Catatan: Matius 18:4. "Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam kerajaan sorga".
Matius 23:12. "Dan  barangsiapa meninggikan diri,ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan".
Jika kira merendahkan diri dihadapan  Allah, maka Dia akan meninggikan kita atau memberikan tempat yang terbaik sesuai dengan KehendakNya. Sekiranya kita mempunyai rasa takut akan Dia,maka Yesus kristus akan menyertai dan melindungi kita. Merendahkan diri di hadirat Tuhan adalah ciri - ciri dari orang yang takut  dan orang suka memuji dan  memuliakan akan Tuhan.
Catatan: Matius 18:4. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
"Rendahkanlah" memiliki tujuan yaitu supaya orang-orang percaya memang benar-benar merendahkan diri dihadapan TUHAN. Rendahkanlah dirimu artinya juga bahwa orang-orang percaya harus menyadari akan statusnya dihadapan TUHAN sebagai orang percaya. Sebab seorang yang telah percaya sesungguhnya tidak memiliki hak lagi untuk dapat meninggikan dirinya (apapun alasannya). Bahkan orang yang merendahkan diri dihadapan TUHAN, maka Tuhan sendiri yang akan meninggikan orang-orang demikian.
Catatan: Matius 23:12 (TB). Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Ini adalah perintah Tuhan bukan pilihan supaya kita merendahkan diri dihadapan Tuhan. Bukan berati rendah diri, tetapi maksudnya kita sangat membutuhkan Tuhan, tanpa Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Dan semua yang kita miliki, kepintaran, kesehatan, talenta semua karena anugerah Tuhan bukan karena usaha kita semata-mata. Dengan demikian Tuhan akan semakin menambahkan pada kita.
Catatan: Matius 18:4 (TB). Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
Rendahkan dirimu di hadapan Tuhan = insaf bahwa Saudara tidak layak di hadapan Tuhan.

Merendahkan
 diri di hadapan Tuhan adalah kesadaran seseorang bahwa ia tidak layak 
di hadapan Tuhan. Ketidak-layakan ini adalah karena kondisi keberdosaan 
manusia. Situasi ini pernah dialami oleh Petrus setelah ia semalaman 
tidak mendapatkan apa-apa dan pagi harinya Tuhan Yesus menyuruhnya untuk
 menebarkan jala dan dia mendapat banyak sekali ikan (Lukas 5:8).
Catatan: Matius 18:4 (TB)
Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

Lukas 14:11 (TB)
Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

Bagian ayat-ayat ini adalah pengajaran Tuhan Yesus tentang merendahkan diri, bagaimana sikap seorang murid atau pelayan Tuhan.
Nasihat inti di pasal 4 ini, Yakobus mendeskripsikan beberapa jenis perbuatan yang dikategorikan sebagai dosa yang tidak disadari oleh jemaat  umumnya.   Yaitu segala tindakan sengketa – pertengkaran, hawa nafsu, keserakahan, iri hati, membunuh, tidak setia, bersahabat dengan dunia (4:1-4), memfitnah, menghakimi (4:11-12), dan memegahkan diri / congkak (4:6, 16).  

Situasi di atas sepertinya menjadi persoalan serius jemaat kala itu yang jika dirunut bisa disebabkan karena ada keinginan orang –orang yang ingin mendapat kehormatan dengan menjadi guru yang tidak bisa mengendalikan lidah (ps. 3).
Catatan: Alkitab Full Life memberikan catatan bahwa Sumber utama dari sengketa dan pertengkaran di dalam gereja berpusat pada keinginan untuk dihormati, diakui, memperoleh kuasa, kesenangan, uang, dan keunggulan. Pemuasan keinginan yang mementingkan diri menjadi lebih penting daripada kebenaran dan kehendak Allah (bd. Mr 4:19; Luk 8:14; Gal 5:16-20). Apabila hal ini terjadi, muncullah pertikaian yang saling mementingkan diri di dalam persekutuan. Mereka yang bertanggung jawab atas terjadinya hal-hal ini menunjukkan bahwa mereka tanpa Roh dan di luar kerajaan Allah (Gal 5:19-21; Yud 1:16-19).

Hal ini pernah dilakukan oleh para murid sebagai pendahulunya, yang  pernah berselisih mengenai siapa yang terbesar dalam kerajaan Sorga (Lukas 9:46-48). Mereka menganggap bahwa yang dekat dengan Yesus adalah yang terbesar dan terpenting.  Bukan yang melayani / menjadi hamba.

Obat mujarab untuk menelanjangi sifat negatif di atas adalah dengan merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengakui bahwa diri kita tidak ada “apa-apanya” di hadapan Tuhan. Sehingga tidak ada alasan untuk memegahkan diri.
Ayat 10 ini tdk terlepas dr ayat-ayat sebelumnya,ayat 6-9 tentang *Allah yg menentang orang congkat,tetapi mengasihi orang yang rendah hati*. Diharapkan pertobatan dan terus mendekat dan tunduk pada Allah.

Orang yg merendahkan diri adalah orang sadar betapa tinggi dan mulianya Tuhan.Sebenarnya kita tdk layak dihadapan Tuhan. Kesadaran ini membawa Kasih Karunia yg sangat luar biasa, Tuhan menyukai hati yg insaf dan bertobat,hati yg seperti ini membuat kita merendahkan diri di hadapan Allah.
Catatan: Matius 18:4
Sedangkan barangsiapa *merendahkan diri* dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang *terbesar dalam Kerajaan Sorga.*
Allah sangat menyukai orang yang merendahkan diri dihadapan Allah. Merendahan diri dihadapan Allah berarti memusatkan kehidupan kita tertuju kepada Allah.Dengan merendahan diri di hadapan Allah berarti kita mengakui Tuhan dalam segala sesuatu yang kita lakukan. Apa pun yang kita kerjakan, kita capai dalam hidup ini kita menyadari itu adalah Anugrah Kemurahan Tuhan semata sehingga tak ada yang patut untuk di sombongkan.
Catatan: Matius 23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan, dan barang siapa merendahkan diri, ia akan di tinggikan
Kerendahan hati dituntut di sini, seolah-olah kita menghadap Dia yang 
terutama melihat hati manusia. “Hendaklah kamu sepenuhnya merendah dalam
 meratapi segala sesuatu yang jahat. Hendaklah kamu betul-betul rendah 
hati dalam melakukan apa yang baik, rendahkan dirimu maka Ia akan 
meninggikan kamu.
Catatan: Matius 23:12 (TB)  Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Yesus
 mengajarkan bahwa seorang pelayan menyediakan dirinya melakukan segala 
pekerjaan demi menyenangkan tuannya, demikianlah seorang pelayan Tuhan 
yang berdedikasi kerendahan hati dalam melayani Tuhan
Sebagai orang percaya hidup kita ini karena kasih karunia dan belas 
kasihan Tuhan sehingga perlu menyadari bahwa kita tidak bisa meninggikan
 diri kita dihadapan Tuhan.
Kita manusia berdosa yang telah ditebus oleh Karya Salib Kristus hanya perlu meninggikan Tuhan.
Serta jangan menganggap diri lebih benar dari orang lain, biarlah Tuhan yang menilai dan menghakimi.
Belum
 lagi di bagian Firman Tuhan yang lain yaitu: Mazmur 103:14 berkata 
“Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.” 
Rendahnya kedudukan manusia diingatkan melalui ayat diatas bawah asal 
manusia adalah dari debu dan akan kembali menjadi debu tanah. Tidak ada 
harta dan tahta yang di bawa saat kembali kepada Bapa di surga.
Catatan: Lukas 18:14 TB
“Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya 
sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab 
barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa 
merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Tetaplah RENDAH HATI! Ketika kita menjadi tinggi hati saat menerima 
favor Tuhan, maka sukar bagi kita untuk MAJU KE LEVEL BERIKUTNYA
Ketinggian
 hati mengalihkan fokus hidup kepada diri kita sendiri. Membutakan daya 
lihat kita atas pekerjaan tangan Tuhan dalam hidup kita. Lama-kelamaan, 
kita akan mulai berpikir bahwa semua keberhasilan kita diperoleh karena 
kekuatan dan kehebatan kita sendiri. Ingatlah, pada saat Tuhan membawa 
kita kepada suatu pencapaian, semua itu sebenarnya karena anugerah dan 
perkenanan-Nya semata-mata. Jagalah hati tetap rendah di hadapan Tuhan. 
Jangan sampai ketinggian hati kita menghalangi kerinduan Tuhan untuk 
mencurahkan gelombang favor-Nya yang terlebih besar lagi bagi kita. 
Dalam setiap langkah, hendaknya kita senantiasa ingat untuk 
mempermuliakan nama Tuhan, sehingga hati-Nya pun terus-menerus disukakan
Catatan: Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan."  (Amsal 18:12).
Kerendahan
 hati adalah syarat yang mutlak yang Tuhan tetapkan untuk setiap orang 
yang rindu doa-doanya beroleh jawaban, sebab pintu hati Tuhan terbuka 
bagi orang-orang yang memiliki kerendahan hati.
Rendahkanlah dirimu...
Merupakan penggalan ayat Firman yg mengajak 
sipembaca untuk kembali introfeksi diri. Terkadang banyak anak2 Tuhan 
lupa bagaimana sikap hidup yg dikehendaki Allah sehingga sering kali 
mereka tidak hidup seperti yg dikehendaki Allah, tapi mencemarkan 
kehidupan kekristenan mereka dgn cara hidup yg tidak memuliakan Allah, 
kecokkakan, iri hati, hati yg tidak tahir, dan sebagainya.
Sehingga Yakobus mengajak pembacanya untuk merendahkan diri dihadiratnya (Yakobus 4:10 (TL)  Hendaklah kamu merendahkan diri di hadirat Tuhan, maka Ia akan meninggikan kamu kelak)
Dan ada janji dalam sikap yg merendahkan diri dihadirat Allah.
Catatan: Matius 23:12 (TL)  Barangsiapa yang meninggikan dirinya, ia itu akan 
direndahkan; dan barangsiapa yang merendahkan dirinya, ia itu akan 
ditinggikan.
Tuhan Yesus memgingatkan kepada murid-muridnya tentang 
sikap hidup merendahkan diri tidak seperti mereka yg menduduki kursi 
musa, ahli2
-ahli taurat, dan orang-orang Farisi (tafsiran MHC)
Orang seringkali keliru mengartikan merendahkan diri dan merendahkan hati.
Kata merendahkan diri dipakai untuk menjelaskan dalam kaitannya dengan keadaan seseorang, sedangkan kata merendahkan hati dipakai dalam.kaitannya dengan karakter atau perilaku seseorang .
Keadaan seseorang adalah bersifat nyata atau konkrit bisa dilihat sedangkan karakter sesuatu yang abstrak, tidak ada yang bisa membaca pikiran / karakter seseorang.
*Merendahkan diri menjadi suatu kenyataan seperti apa yang sudah lebih dulu dicontohkan oleh Tuhan Yesus ( contoh dalam Pilipi2:8).
*Di mata Allah orang akan ditinggikan dan dimuliakan seperti halnya dengan Kristus,untuk orang yang mau merendahkan diri di hadapan Tuhan
*Merendahkan diri di hadapan Tuhan, berarti menjadikan diri kita merasa kurang ( kamus KBBI) di hadirat Tuhan yang Maha Agung dan luar biasa.
*Merendahkan diri di hadirat Tuhan membuat diri kita tidak bermakna dan tidak berharga di hadapan Tuhan Pencipta Jagat Raya dengan segala isinya termasuk manusia.
#Merendahkan diri di hadapan Tuhan juga salah satu bentuk pengakuan dosa kepada Tuhan dengan sungguh- sungguh.


** *Sumber Ayat:*
#Sabdaweb 
#Alkitab Sabda
#KBBI
Catatan: Matius 23:12 (TB) Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Yakobus dengan tegas menegaskan bahwa barangsiapa yang bersahabat dengan dunia ini maka ia menjadikan dirinya sendiri musuh Allah, tetapi barangsiapa yang bersahabat dengan Allah maka ia menjadikan dirinya musuh dari dunia ini. Dan Yakobus mengisyaratkan bahwa ketika kita mau bersahabat dengan Allah maka kita harus meninggalkan persahabatan dengan dunia ini sehingga kita berserah diri sepenuhnya kepada Allah. Ayat ini menjelaskan salah satu syaratnya yaitu merendahkan diri di hadapan Tuhan maka Ia akan meninggikan kita. Artinya jika kita benar-benar bertobat dan merendahkan diri di hadapan Allah, mengaku akan semua dosa dan kesalahan kita, maka Ia yang adalah Allah yang pengasih itu akan mengampuni, melayakkan dan meninggikan kita. Bahkan dalam Ulangan 28:13 "Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepa dan bukan ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun".
Catatan: Matius 23:12 "Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Ay 10 bukan hanya mencakup perintah untuk mengakui dosa dengan merendahkan diri di hadapan Tuhan (ay 10a), tetapi juga mencakup janji Tuhan yang menyatakan bahwa Ia akan menerima orang yang mengaku dosa dengan sungguh-sungguh (ay 10b).

Kalau kita mau melakukan hal-hal ini, maka kita akan menjadi rendah hati, sehingga akan menerima kasih karunia Allah untuk mengalahkan hawa nafsu / keinginan. (Rendah hati sebagai kata kunci : Rendahkanlah dirimu) 

Kasih Karunia yg di berikan ALlah dapat dilihat di 1Pet. 5:5-6 (FAYH), "... Hendaknya Saudara saling melayani dengan perasaan rendah hati, sebab Allah mengaruniakan berkat-berkat khusus kepada orang yang rendah hati, tetapi Ia menentang orang yang angkuh. Apabila kita mau merendahkan diri di bawah tangah Allah Yang Mahakuasa, maka pada waktunya Ia akan meninggikan."
Catatan: Matius 18:4 (TB)  
Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
Yakobus mengulangi apa yg dikatakan pada ayat 7 dgn sedikit berbeda, tunduklah kepada Allah, ayat 10 rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan. Ini merupakan suatu sikap yg harus kita miliki terhadap Tuhan. Banyak orang Yahudi yg merasa sudah melaksanakan taurat/perintah Tuhan sehingga merasa tinggi/lebih baik dari orang lain.
Jika kita benar-benar bertobat dan merendahkan diri di bawah tanda-tanda kemurkaan Allah, maka dalam waktu sebentar saja kita akan mengetahui keuntungan-keuntungan dari perkenanan-Nya. Ia akan mengangkat kita keluar dari masalah, atau akan meninggikan kita dalam roh dan penghiburan di dalam masalah. Ia akan meninggikan kita hingga kita memperoleh kehormatan dan keamanan di dunia, atau akan meninggikan kita di jalan menuju sorga, sehingga mengangkat hati dan perasaan kita mengatasi dunia. Allah menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati (Yes. 57:15), Ia akan mendengarkan keinginan orang-orang yang tertindas (Mzm. 10:17), dan pada akhirnya akan meninggikan mereka hingga memperoleh kemuliaan. Kerendahan hati mendahului kehormatan. Kehormatan tertinggi di sorga akan menjadi upah bagi kerendahan hati yang terdalam di bumi.
Catatan: Matius 23:12 (TB)  
Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Lukas 14:11, 18:14

Yak 4:11

Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya.
fit·nah n perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang (seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang): -- adalah perbuatan yang tidak terpuji;
mem·fit·nah (kbbi)v menjelekkan nama orang (menodai nama baik, merugikan kehormatan, dan sebagainya)
Mencela(kbbi): mencacat,mengecam, mengkritik, menghina.
Menghakimi(kbbi): mengadili atau berlaku sebagai hakim terhadap...
Yakobus dengan keras melarang saudara- saudara seiman di perantauan agar jangan/tidak boleh saling memberikan pernyataan bohong tanpa dasar kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang yang difitnah. Karena barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya(mengadili atau berlaku sebagai hakim), Ia (orang yang menghakimi) telah menghina hukum dan mengadilinya; dan jika orang itu mengadili hukum, maka orang itu bukanlah orang yang taat/melakukan hukum itu melainkan hakimnya. 
Padahal hanya ada satu pembuat hukum Dan Hakim yaitu Allah yang berkuasa memyelamatkan dan membinasakan. Jadi orang-orang itu tidak berhak untuk menghakimi.
Yakobus 4:12TB Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu.
Catatan: Lukas 6:37 TB. Tuhan Yesus berkata:  ”Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. 
https://bible.com/bible/306/luk.6.37.TB
Jadi Yakobus menyerukan kembali perintah Tuhan Yesus.
Kata SAUDARA diterjemahkan dari kata Yunani ADELPHOI yang berasal dari kata dasar DELPHUS (= the womb). Yang berarti Yakobus mengingatkan bahwa kita ini saudara sedarah dan sedaging dalam Kristus (kita telah menjadi satu keluarga dalam Tubuh dan Darah Kristus).

Kata MEMFITNAH berasal dari kata Yunani KATALALEITE yang berarti SLANDER (the action or crime of making a false spoken statement damaging to a person’s reputation – suatu tindak (kejahatan) membuat pernyataan lisan yang merusak reputasi orang lain = pencemaran nama baik)

Sedangkan kata MENGHAKIMI berasal dari kata Yunani KRINON yang berarti to DISTINGUISH (recognise or treat someone as different), CONDEMN (mengecam orang lain di depan public – biasanya berkaitan dengan hukuman mati), PUNISH (menjatuhkan sanksi kepada orang lain sebagai pembalasan atas suatu pelanggaran hukum/moral), AVENGE (menimbulkan kerugian sebagai imbalan atas kesalahan yang dilakukan orang lain)  Catatan:
- Koine Interlinear Bible Apk
- Google Translate
Catatan: Kemarahan akibat perkataan atau sikap orang lain ternyata bisa membuat kita bereaksi seperti iblis. 

Matius 5:22 (TB)  
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap ORANG yang MARAH TERHADAP SAUDARANYA harus DIHUKUM; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.

Matius 7:1
“Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi”
Bila kita menfitnah berarti menghakimi hukum. Dan jangan kita pergi kian
 kemari menyebarkan fitnah diantara saudara-daudara kita . Hukum Kristus
 menyatakan jangan menghakimi supaya kita tidak dihakimi. Kita harus 
mengasihi satu sama lain, oleh karena itu lidah yang menfitnah berarti 
menghina hukum dan perintah Kristus, ketika kita menjelek-jelekan sesama
 kita berarti melanggar perintah-perintah Allah itu sama saja dengan 
mencela dan menghakiminya.
Catatan: (Matius 7 : 1) Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
(Lukas
 6: 37)  Janganlah  kamu menghakimi, maka kamu tidak dihakimi. Dan 
janganlah kamu menghukum, maka kamu tidak akan; ampunilah dan kamu akan 
diampuni.
menyebarkan perkataan yang tidak benar tentang seseorang merupakan suatu tindakan yang tidak dibenarkan. Fitnah berasal dari iri hati atau kebencian terhadap seseorang dan berusaha menghancurkan orang itu dengan cara-cara yang tidak baik. Menghakimi orang lain berdasarkan bukti palsu berarti melakukan fitnah.
Catatan: Kotbah dibukit - Matius 5:11  Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
Dalam ayat ini Yakobus memberikan pesan agar kita tidak saling memfitnah, karena dengan memfitnah sama saja kita menghakimi orang lain. Penghakiman hanya milik Tuhan. Dalam Imamat 19:16, Tuhan sudah berfirman: “Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah TUHAN”. Tuhan melarang orang mengucapkan fitnah karena itu adalah dosa yang dapat menghancurkan kehidupan orang lain.
Catatan: Matius 7:1
Jangan kamu menghakimi ,supaya kamu tidak dihakimi.
Yakobus menulis tentang fitnah, dan mengajak untuk tidak saling memfitnah. Karena memfitnah sama dengan menghakimi. Menuduhkan hal yang tidak benar kepada orang lain. Sama dengan menghakimi. Tidak melihat fakta yang ada atau kebenaran dari suatu masalah atau kejadian langsung memfitnah.

Fitnah dilakukan atas dasar, iri hati, cemburu, tidak senang, benci, tersinggung.

Dengan memfitnah berarti org tersebut sedang mengucapkan hal yang tidak benar (berbohong), menghakimi bisa juga membunuh karakter org yg difitnah, menutuo kesempatan org yg difitnah, membuat lingkungan atau org lain ikut memandang negatif terhadap org yg difitnah.

Fitnah menimbulkan kekacauan perpecahan, dendam, sakit hati, merusak hubungan baik.
Catatan: Matius 5:9 : “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah”.

Yak 4:12

Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?

Yak 4:13

Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung",

Yak 4:14

sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.

Yak 4:15

Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."

Yak 4:16

Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.

Yak 4:17

Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.

Pasal 5


Yak 5:1

Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu!
Orang kaya dalam bahasa Yunani adalah plousios, kata ini dipakai 28 kali dalam Perjanjian Baru, dan kata ini digunakan bervariasi dari jenis orang kaya yang disebutkan. Misalnya ada plousios yang baik seperti Yusuf dari Arimatea, ada juga plousios yang tidak baik seperti Zakheus (yang pada akhirnya bertobat karena bertemu Yesus). Tuhan Yesus juga sering mengecam para plousios, dalam perumpamaan-Nya, misalnya: lebih mudah untuk masuk ke dalam lubang jarum daripadan orang kaya sukar masuk ke dalam Kerajaan Allah (Mat 19:23-24), atau perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus (Luk 16:19-31). Tuhan Yesus disebut plousios (2 Kor 8:9) dan Allah juga disebut plousios dengan rahmat-Nya (Efe 2:4).
Yakobus mengecam orang-orang kaya dalam Yak 5:1, artinya plousios itu memiliki sifat-sifat yang dikecam oleh Alkitab, karena menyebabkan (dari Kamus Pedoman):
    a. Hidup dalam kemewahan - Luk 16:19; Yak 5:5
    b. Kekerasan - Mi 6:12
    c. Kesombongan - Yeh 28:5; Hos 12:9
    d. Kekuatiran - Pengkh 5:12
    e. Melupakan Allah - Ul 8:13,14
    f. Mendurhaka kepada Allah - Neh 9:25,26
    g. Meninggalkan Allah - Ul 32:15
    h. Menyangka dirinya pandai - Ams 28:11
    i. Menyangkal Allah - Ams 30:8,9
    j. Menjawab dengan kasar - Ams 18:23
    k. Menolak Kristus - Mat 19:22; Mr 10:22
    l. Menindas - Yak 2:6
    m. Tipuan - Yak 5:4
    Hal-hal inilah yang dikecam oleh Yakobus. Sebaliknya, kekayaan itu harusnya dapat dipergunakan bagi Kerajaan Allah, yaitu (dari Kamus Pedoman):
    a. Suka memberi dan membagi - 1Tim 6:18
    b. Menggunakan kekayaan dalam memajukan keselamatan orang lain - Luk 16:9
    c. Menganggap kekayaan sebagai satu hak untuk memberi - 1Taw 29:14
    d. Menyebut kekayaan itu milik Allah - 1Taw 29:12
    e. Menyerahkannya guna pelayanan Allah - 1Taw 29:3; Mr 12:42-44
    f. Memberikan kepada orang miskin – Mat 19:21 ; 1 Yoh 3:17
    Banyak tokoh Alkitab yang kaya yang dipakai oleh Allah, seperti: Abraham, Ayub, Barzilai, Yusuf dari Arimatea, Zakheus, dsb. Jadi sebagai orang kaya jika memiliki hal-hal yang tidak sesuai Firman Tuhan, haruslah menangis, meratap dan bertobat, karena akan datang sengsara di kemudian hari yang akan menimpa jika tidak ada perubahan dan pemulihan.
Catatan: Lukas 6:24, Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu.
Arti kata dengarkanlah: pasanglah telinga baik baik/perhatikanlah dengan sungguh sungguh.
Yang menjadi permasalahan bukan karena ia sebagai seorang kaya namun bila kita melihat ayat ayat berikutnya yang jadi permasalahan bagaimana orientasi seseorang terhadap harta yang ia miliki. Kekayaan bukan suatu yang bisa diandalkan karena kekayaan bisa rusak dan hilang dan tidak memberi jaminan (ayat 2, 3).
Yakobus 5:2-3 (FAYH)  Karena kekayaan Saudara itu sudah mulai membusuk dan pakaian Saudara yang indah-indah mulai menjadi kain-kain tua yang telah dimakan gegat.
Nilai emas dan perak Saudara merosot dengan pesatnya. Namun demikian, emas dan perak itu akan menjadi bukti yang memberatkan Saudara, dan akan memakan daging Saudara seperti api. Itulah yang telah Saudara simpan untuk diri sendiri dan yang akan Saudara terima pada Hari Penghakiman. Kekayaan yang diterima bukanya dipakai untuk menolong/membantu orang lain tapi disimpan untuk diri sendiri. Dalam kehidupan pekerjaan pun orang yang orintasinya salah kepada harta akan berbuat curang kepada pekerjanya yang harusnya menerima upah.
Yakobus 5:4 (AYT)  Dengarlah, upah para pekerja yang mengolah ladangmu, yang kamu tahan dengan kecurangan, berteriak melawanmu. Dan, teriakan para pemanennya telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam.
Dalam ayat 5 dan 6 dijelaskan orang yang terikat kepada harta hidup dalam kemewahan untuk memuaskan hatinya sendiri. Bahkan menggunakan hartanya untuk menghukum/membunuh orang benar. Jadi, melalui peringatan keras yang disampaikan Yakobus mengingatkan agar tidak mengikatkan diri kepada harta/kekayaan. Bahayanya cinta akan uang/kekayaan juga dituliskan oleh rasul Paulus kepada Timotius.
1 Timotius 6:10 (TB)  Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Catatan: Lukas 12:15, 21 (TB)  Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." Perumpamaan yang disampaikan Tuhan Yesus mengenai seorang kaya, tanahnya berlimpah limpah hasilnya. Orang kaya itu merasa nyaman dengan kekayaannya itu namun Firman Allah mengatakan orang itu bodoh karena kalau jiwanya diambil pada malam itu juga maka ia tidak akan menikmati apa yang sudah ia kumpulkan.
Bicara menangis dan meratap adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. 
Kata menangis dan meratap memang menjadi bagian dalam hidup manusia 
apabila terjadi peristiwa dukacita. Dalam ayat ini, kata menangis dan 
meratap bukan untuk peristiwa dukacita melainkan ditujukan kepada 
orang-orang kaya. Mengapa? Karena orang-orang kaya bekerja lebih kepada 
mengumpulkan harta untuk tujuan akhir untuk diri sendiri dan suka 
menahan upah buruh.
Catatan: Lukas 6 : 25 https://sabda.org
Celakalah
 kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah 
kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan 
menangis.

Disini terlihat jelas hubungan dengan Injil sangat 
jelas bagaimana teguran Yakobus kepada orang kaya sama halnya dengan 
yang dituliskan oleh Injil Lukas 6:25 bahwa orang yang suka mementingkan
 diri sendiri atau atau tertawa di atas penderitaan orang lain akan 
mengalami bagian yang sebaliknya dari kehidupan yang sudah diterima 
sebelumnya. 

Celakalah orang yang sekarang kenyang, karena kamu 
akan lapar. Ini menandakan bahwa ketika kita telah memiliki segalanya 
kita jangan lupa kepada orang lain yang kesusahan karena ada masanya 
kita juga akan mengalami hal yang sebaliknya. 

Demikian juga 
dengan celakalah kamu yang sekarang tertawa, kamu akan mengalami 
dukacita dan menangis. Ini menunjukkan bahwa saat kita bahagia kita juga
 ikut merasakan kesedihan yang dialami oleh orang lain. Dengan kata lain
 kita berempati kepada sesama.
orang kaya memang mudah jatuh kedalam kesombongan dan 
kesewenang-wenangan,bahkan dengan kekayaan mereka mudah melakukan 
kejahatan...seperti yang tertulis di ayat 4-6. Semua itu dibenci oleh 
Allah.
Catatan: Lukas 18:24-25 (TB)  Lalu Yesus memandang dia dan berkata: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Tuhan
 Yesus memanggil semua orang untuk memasuki jalan keselamatanNya,namun 
hati orang kaya terikat pada hartanya...hingga orang sukar masuk 
Kerajaan Surga.
Biasanya mereka yang sudah menjadi kaya muncul adanya kesombongan, kecongkakan dan menghina atau menindas orang dibawahnya (=miskin) 
Menangislah dan merataplah - artinya menyesal, bukan karena keberadaannya menjadi orang kaya tetapi karena keberadaan 'hati'nya yang tidak fokus kepada sang pemberi kekayaan tersebut. Jika fokus pada kekayaan maka sengsara akan menimpanya artinya tidak masuk kerajaan Allah. Kekayaan  - merupakan sistem dunia, yang berlawan dengan sistem Sorga. Dan sistem dunia sifatnya tidak kekal, dapat digoncangkan (Ibrani 12:27) dan yang tidak tergoncangkan hanya 1 yaitu hanyalah Kerajaan Allah.
Catatan: Korelasi kitab Injil :
- Matius 19: 16 -orang muda yang kaya
- Markus 10 : 17-27 -orangbkaya sukar masuk kerajaan Allah =
- Lukas 18 : 18-27 
Seperti juga dikatakan dalam Matius 6:24 tak seorangpun dapat mengabdi kepada 2 tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yg seorang dan mengasihi yg lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. 
"Karena dimana hartamu berada disitu juga hatimu berada
-Matius 6 :21
- Lukas 12 : 34
Dan ajaranNya seperti yang terdapat dalam : Upah mengikut Yesus dalam kitab Injil sinoptik
- Matius 19:27-30
- Markus 10:28-31 
- Lukas 18: 28-34 
Jawab Yesus "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya. Orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali lipat ganda, dan pada zaman yg akan datang ia akan menerima hidup yg kekal. 
Korelasi dengan khotbah Yesus di bukit Matius 5:3 'Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga' (merasa haus dan lapar akan kebenaran FirmanNya)
Menjadi kaya itu tidak salah. Namun bagaimana caranya untuk menjadi kaya? Inilah yang Yakobus soroti dalam ayat 1-6. Orang kaya yang ditegur karena mereka menahan upah pekerja sehingga mereka kesulitan dan berdoa yang di dengar Tuhan. Mereka berfoya-foya dan memuaskan keinginan hati. Membeli hukum dan memutarbalikkan kebenaran. Membunuh orang yang benar dan yang lemah tidak bisa melawan  bila berperkara dengan orang kaya.
Masalah berikutnya adalah keterikatan kepada harta kekayaan yang dimiliki. Menimbun sebanyak-banyaknya uang yang dapat musnah karena dimakan ngengat, naik turunnya keuangan (inflasi – devaluasi mata uang), bahkan bisa dirampok!
Ketika kita terikat dengan sesuatu, maka kita menghambakan diri kepada apa yang menjadi tuan utama dalam kehidupan menggeser dan menggantikan Tuhan.
Catatan: Matius 6:19-21
6:19 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
6:20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
6:21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Yakobus menyatakan tidak berharganya kekayaan, bukan bahwa orang kaya tidak berharga. Uang yang ada sekarang akan tidak berharga ketika Kristus datang kembali, jadi kita hendaknya menggunakan waktu kita untuk mengumpulkan harta yang akan berguna dalam Kerajaan Allah yang kekal.  
 
Tidak ada masalah dengan uang; para pemimpin Kristen membutuhkan uang untuk hidup dan untuk menopang keluarga mereka; para utusan Injil membutuhkan uang untuk membantu mereka menyebarkan berita Injil; gereja-gereja membutuhkan untuk melakukan pelayanan mereka secara efektif. 
 
Cinta uang itulah yang membawa kepada kejahatan dan menyebabkan sebagian orang menindas orang lain untuk bisa memperoleh lebih banyak uang.
Catatan: Matius 6:19-21 Hal mengumpulkan harta 
6:19 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. 
6:20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. 
6:21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.

Yak 5:2

Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat!

Yak 5:3

Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir.

Yak 5:4

Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu.

Yak 5:5

Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan.

Yak 5:6

Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu.

Yak 5:7

Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.
Di tengah2 berbagai pencobaan yang dialami, Yakobus meminta kita sabar. Sampai kapan? Kedatangan Tuhan, baik saat membawa kita secara pribadi (Yoh 14:3) atau pun saat parousia (Kedatangan kedua). Sebuah penantian yang sangat berharga, layak dijalani dengan kesungguhan hati.
Catatan: Lukas 18:1, 7-8,
Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
7. Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?
8. Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"
Janji akan kedatangan Yesus yang kedua kali sangatlah dinanti-nantikan oleh setiap orang yang percaya pada Nya. Apalagi dikatakan bahwa kedatanganNya sudah dekat. Karena itu Yakobus mengingatkan jemaat untuk tetap bersabar dalam pengharapan akan kedatangan Yesus yang kedua kalinya dengan meneladani penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.
Untuk menjelaskan arti kesabaran, Yakobus memberikan ilustrasi seperti seorang petani yg bersabar menantikan hasil tanahnya yang berharga. Dalam masa penantian itu, petani bergantung pada hujan yang merupakann anugerah Allah. Demikian jugalah seharusnya ketergantungan saya pada pemeliharaan Allah. Maka dapat dikatakan bahwa kesabaran merupakan sikap hati yang berharap dan percaya total pada pemeliharaan dan perhatian Allah.
Catatan: Lukas 12:36 (TB). Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetuk pintu, segera dibuka pintu baginya.
Lukas 12:40 (TB). Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan."
Bagaimanapun keadaan kita saat ini, kita diingatkan untuk tetap sabar di dalam menjalankan kehidupan yang berat saat saat ini. 
Karena di balik semuanya akan ada janji Tuhan yang indah. Ada sesuatu yang terbaik yang Tuhan sediakan bagi kita. 
2 Korintus 4:18
Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Dalam kehidupan saat ini ada sesuatu yang tidak terlihat yang bernilai kekal. 
Karena saat ini kita belum dapat melihatnya untuk itu kita harus besabar. 
Yak 5:11 seperti kita tahu apa yang disediakan Tuhan bagi Ayub pada akhirnya Catatan:
- Koine Interlinear Bible Apk
- Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan seri Life Application Study Bible
Catatan: Matius 24:29-32 
Markus 13:24-27, 32-37
yang menjelaskan tentang kedatangan Tuhan.
Bahwa Yakobus menyampaikan agar orang orang Kristen pada masa itu agar 
sabar dalam menanti nantikan kedatangan Tuhan. Sabar maksudnya adalah 
tetap berjaga jaga menjaga hati, tubuh dan roh agar tetap berpaut kepada
 Tuhan dan tidak meninggalkan Tuhan pada masa penantian kedatangan Tuhan
 dan sampai Tuhan datang kedua kalinya.
Catatan: Matius 26 ayat 41:
Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." 

Disini
 dikatakan bahwa kita harus berjaga-jaga dan berdoa, yg artinya setiap 
saat, setiap waktu jika kita tidak berjaga jaga dan berdoa kita memiliki
 peluang untuk jatuh ke dalam dosa, sehingga kehidupan kita jauh dari 
Tuhan.

Kita perlu sadar terhadap kemungkinan terjadinya serangan 
dan kita perlu berdoa untuk menjaga kewaspadaan. Jika kita tetap berjaga
 jaga dan berdoa untuk diri sendiri dan orang lain, maka Roh Kudus akan 
memampukan kita untuk menang atas pencobaan.

Jadi perbandingannya
 dengan Yakobus 5 ayat 7 adalah di Yakobus dikatakan bersabarlah sampai 
kepada kedatangan Tuhan. Jika kita bandingkan dengan Matius diatas,  
maksudnya bersabar adalah harus berjaga-jaga dan selalu berdoa didalam 
menantikan kedatangan Tuhan. Maksud bersabar bukan kita "Pasrah" tidak 
melakukan apa apa, tetapi bagian kita dalam sabar ini adalah 
berjaga-jaga atau selalu waspada dan berdoa. 

Berjaga-jaga ibarat kita dalam Medan perang, jika tidak waspada kita bisa menjadi sasaran empuk bagi musuh.

Untuk
 menanti kedatangan Tuhan Yesus, mari kita lakukan apa yang menjadi 
bagian kita, tetap setia, berjaga-jaga dan berdoa kepada Tuhan Yesus.
Ayat ini mengingatkan kita sebagai orang percaya yang sedang bergumul untuk tetap bersabar dalam menantikan kedatangan Tuhan. Hidup di masa pandemi bukanlah hidup yang menyenangkan, hidup saat sulit, ketakutan, kesedihan. ayat ini mendorong kita tetap bertahan,berdiri teguh dan memiliki sikap hidup yang rela berkorban hingga Tuhan datang. Kita diajarkan bersikap seperti petani yang menanti dengan sabar turunnya hujan, penuh pengharapan akan panen yang menggembirakan. Di tengah situasi saat ini kita diajarkan bersabar, tekun, setia dan tetap berpengharapan kepada Tuhan.
Bertahan sampai kedatangan Tuhan. Jangan karena kesulitan hidup kita meninggalkan Tuhan.
Catatan: Lukas 21: 19 kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu
Yakobus berbicara tentang kedatangan Kristus seperti sudah dekat (ayat Yak 5:8). Kristus akan datang sebagai hakim untuk menghukum yang jahat dan memberi pahala kepada yang benar dan membebaskan mereka dari penderitaan (ayat Yak 5:9). Kesabaran adalah sifat menanggung ketidakadilan, penderitaan, kesulitan, dan penganiayaan, sambil menyerahkan hidup kita kepada Allah dalam kepercayaan bahwa Dia akan membereskan segala sesuatu pada saat kedatangan-Nya (Ul 32:35; Rom 12:12; Ibr 10:30; Ibr 12:1-2; 
https://alkitab.sabda.org/bible.php?book=Yak&chapter=5#v3
Catatan: Lukas  12:36 Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya. 
 
Yohanes 16:31 – 33 :  Jawab Yesus kepada mereka: "Percayakah kamu sekarang? 
16:32 Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. 
16:33 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."
Sebelum Yesus ditangkap kemudian disalibkan dan mati, Ia menyampaikan kepada para murid bahwa Ia akan pergi ke Surga untuk menyediakan tempat bagi yang percaya kepada Nya lalu akan kembali lagi, 
Yohanes 14:3 (TB)  Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.

Hal itu juga dikonfirmasi kembali setelah Yesus bangkit dan naik ke Surga oleh dua orang yang berpakaian putih kepada para murid. 
Kisah Para Rasul 1:10-11 (TB)  
Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka,
dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."

Janji akan kedatangan Yesus yang kedua kali sangatlah dinanti-nantikan oleh setiap orang yang percaya pada Nya. Apalagi dikatakan bahwa kedatanganNya sudah dekat. Karena itu Yakobus mengingatkan jemaat untuk tetap bersabar dalam pengharapan akan kedatangan Yesus yang kedua kalinya dengan meneladani penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.
Catatan: Lukas 12:36 (TB)  
Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.

Lukas 12:40 (TB)  
Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan."
Bersabarlah sampai kedatangan Tuhan! Demikian yang di nasehatkan oleh Yakobus kepada Jemaat yang sedang mengalami penderitaan, tekanan ataupun penganiayaan, serta kepahitan2 lainnya waktu itu. Yakobus menyampaikan agar umat terus bersabar menantikan kedatangan Tuhan Yesus kembali, bertahan sampai berkesudahan. Dalam nasihat itu Yakobus memberikan perumpamaan seperti seorang petani yang tekun dan teguh dengan penuh keyakinan akan masa panen serta turunnya hujan untuk membasahi ladang2 mereka.
Catatan: Matius 24:13 (TB)  
Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. 

Yang bersabar menantikan Tuhan pada akhirnya akan beroleh keselamatan.
Bersabarlah dalam ayat ini isinya cenderung berhubungan dengan waktu daripada kepedihan. Kata karena itu ada hubunganya dengan bagian-bagian sebelumnya, sehingga ada hubungannya dengan penghakiman dan masalah kedatangan Tuhan. Saudara-saudara yang miskin dapat diberikan pengharapan. Hujan musim gugur dan musim semi yang pertama turun pada permulaan musim dingin dalam bulan Oktober, yang kedua turun pada bulan April atau Mei. Hal ini mengingatkan kita akan benih yang bertumbuh dan buah yang menjadi matang di dalam Ulangan 11:14
Catatan: Matius 5:3 (ITB) 
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga
Ayat ini tidak dapat dipisahkan dari perikop sebelumnya (Yakobus 5 : 1-6) dan harus dipahami sebagai bagian yang utuh. Sehingga masalah penderitaan yang dimaksudkan disini  berhubungan dengan kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang kaya. 

Arti kata sabar yang dimaksud adalah tidak menjadi marah atau bersungut-sungut dalam menghadapi penderitaan/penganiayaan. Sabar juga berarti tidak iri hati melihat orang lain yang tidak mengalami penderitaan seperti kita. Sabar juga berarti kita berserah sepenuhnya pada kehendak Allah, dan tidak memberontak kepada Allah pada waktu kita mengalami penderitaan.  Ayat ini  mengajak kita untuk mengambil sikap yang benar saat mengalami penderitaan, karena pada umumnya kita sering mempunyai sikap-sikap yang salah dalam masa kesesakan seperti marah, bersungut-sungut atau bahkan memberontak kepada Tuhan. Sikap yang salah ini justru akan melemahkan iman kita. 

Sebagai contoh orang yang bersabar, Yakobus memakai ilustrasi seorang petani  yang menantikan hasil berharga dari tanahnya, dimana hujan musim gugur  turun sesudah bibit ditanam, dan hujan musim semi  turun ketika bibit-bibit itu mulai matang (sumber : tafsiran Alkitab Wycliffe-  alkitab.sabda.org ).  Demikian kita juga harus bersabar dan menyerahkan hidup kepada Allah dalam kepercayaan bahwa Tuhan Yesus akan membereskan segala sesuatunya pada saat kedatanganNya.
Catatan: Matius 5:10-12 (TB)  Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

Ayat ayat ini adalah ayat dalam kotbah dibukit  dimana Yesus juga menggunakan contoh penderitaan para nabi yang dianiaya dalam pelayanan mereka tetapi mereka tetap setia dalam melayani Tuhan.

Yak 5:8

Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!
Motivasi kita untuk bersabar dan bertekun adalah karena kedatangan Tuhan sudah dekat. Yesus datang untuk menghukum yang jahat dan memberikan upah pada yang tetap setia dan benar serta akan membebaskan yang menderita. Penderitaan karena ketidakadilan, kesulitan, penganiayaan dan terus percaya kepada Tuhan bahwa Ia akan membereskan segala sesuatu pada saat kedatanganNya.
Catatan: Matius 5:10-12
5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
5:11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
5:12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.
Orang percaya yang menderita karena kebenaran (berjuang hidup seturut dengan Firman Tuhan), tidak fasik, tidak berkompromi dengan dosa hendaknya bersukacita, karena ada upah yang Tuhan sediakan.
Selama kita hidup di dunia kita harus sabar dan meneguhkan hati dalam iman dan pengharapan pada Tuhan pada saat mengalami persoalan dan pencobaan. Karena pengharapan dan fokus kita adalah hidup kekal dan hidup melakukan firman Tuhan menjadi saksi bagi kemuliaan-Nya.
Catatan: Matius 24:13. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
Yakobus mengingatkan kepada orang percaya untuk tetap sabar dan berhati teguh/tidak bimbang saat berada dalam situasi yang tidak menyenangkan (penderitaan, cobaan, kejahatan, ketidakadilan, dsb). Sabar: Menerima dan merespon setiap hal yang tidak menyenangkan dengan cara yang benar sesuai Firman. Teguh Hati: Tidak bimbang atau ragu dengan apa yang kita imani/percayai dan tetap setia memelihara dan menghidupi iman itu setiap hari (tidak terpengarujh oleh keinginan daging utk menyikapi keadaan dengan cara dunia).
Catatan: Sering kali saat kita berada pada situasi yang tidak menyenangkan atau berhadapan dengan pribadi/pihak yang menampilkan sikap tidak bersahabat, kedagingan kita akan menuntut utk melakukan hal yang sama (jahat dibalas dengan jahat).

Dalam pengajarannya (cTuhan Yesus meminta kita untuk tidak memilih tindakan: mata ganti mata, gigi ganti gigi, fitnah dibalas fitnah, tetapi setiap kejahatan dibalas dengan tindakan kasih. 

Hati yang teguh untuk memegang, memelihara dan menghidupi Firman Tuhan setiap waktu dan dalam setiap keadan (baik atau buruk) akan membawa kita menjadi orang-orang yang berbahagia karena mereka menjadi yang empunya kerajaan Sorga dan mendapat upah yang besar di Sorga (Matius 5:11-12).

Yak 5:9

Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.
Kata "Janganlah" merupakan kata yang mengandung arti dari kalimat perintah untuk tidak melakukan sesuatu. Jikalau dari ayat ini, saya melihat bahwa kalimat "janganlah bersungut-sungut" bertujuan supaya orang percaya (yang menderita secara materi) untuk tidak bersungut-sungut dan tidak saling mempersalahkan dengan melihat situasi penderitaan yang mereka alami.
Catatan: Yohanes 6:43 (TB). Jawab Yesus kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut.
Ayat di atas bermakna bahwa sikap bersungut-sungut akan membuat hidup tidak damai. Dan biarlah kita tidak hanya fokus kepada kesalahan dan kelemahan saudara/teman kita, namun sebaliknya kita saling memperbaiki diri sendiri, saling menghargai dan saling mendukung. Karena sikap saling mempersalahkan justru akan cenderung menghancurkan daripada membangun. Baiknya jika kita selalu bersyukur dan selalu sabar, serta selalu mengandalkan Tuhan, maka kita tidak akan dihukum.
Catatan: Matius 24:33 (TB), Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.
Amsal 16:32 (TB), Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.
Yakobus dengan tegas menekankan supaya org-org Kristen tetap bertekun dengan sabar dan TANPA BERSUNGUT-SUNGUT karena itu bukanlah yg dikehendaki Allah.
Catatan: Yohanes 6:43, Jawab Yesus kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut.
Bersungut- sungut bisa diartikan keluh kesah/ mengeluh, mengomel, merintih. 
Kebiasaan seseorang bersungut- sungut seringkali menjadi mudah marah, mudah menyerah dan cenderung tidak percaya diri, tidak memiliki penguasaan diri .
Bersungut- sungut sebetulnya tak jauh berbeda dari upaya penolakan seseorang terhadap sesuatu hal. 
Tuhan Yesus mengatakan juga dalam Yohanes 6:43 :" jangan bersungut-sungut". Itu dikatakan Tuhan Yesus kepada orang Yahudi. 
*Bersungut- sungut dan saling mempersalahkan adalah sifat yang sangat menonjol dari bangsa Israel ( Keluaran 16:3), sehingga gagal.memasuki Tanah Perjanjian, kecuali Yosua dan Kaleb.
* Jadi janganlah menggerutu dan saling menyalahkan, mencari kesalahan dan kelemahan saudara- saudari kita sendiri.
Ingat! Kedatangan Hakim  yang adil Kristus sudah dekat, dan Dia akan menjatuhkan hukuman yang berat kepada mereka yang suka melakukan hal seperti itu.

Sumber Ayat:
Sabdaweb, Alkitab Sabda
Catatan: Yohanes 6:43 (TB)  Jawab Yesus kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut.
Ayat di atas bermakna bahwa sikap bersungut-sungut akan membuat hidup tidak damai. Dan biarlah kita tidak hanya fokus kepada kesalahan dan kelemahan saudara/teman kita, namun sebaliknya kita saling memperbaiki diri sendiri, saling menghargai dan saling mendukung. Karena sikap saling mempersalahkan justru akan cenderung menghancurkan dari pada membangun. Baiknya jika kita selalu bersyukur dan selalu sabar, serta selalu mengandalkan Tuhan, maka kita tidak akan dihukum.
Catatan: - Matius 24:33 (TB)  
Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.
- Amsal 16:32 (TB)  
Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.
Kitab Suci telah memaparkan kepada kita dua dosa yang menghambat pertumbuhan kerohanian seorang Kristen, yaitu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan. 
ada Perbedaan antara a) Mengeluh  dengan Iman dan b) Mengeluh tanpa Iman 

Penjelasan : 
a)Bersungut-sungut / mengeluh dengan Iman : kita  jujur menyampaikan kepada Tuhan , menyadari TUhan yg memberikannya untuk kebaikan dan memohon belas kasihanNya untuk menanggungnya .

b) Bersungut sungut/ mengeluh tanpa iman : kita mengeraskan hati dan kemudian mengucapkan dari lidah bibir utk memfitnah atau menyalahkan orang lain..dan tanpa disadari sebenarnya telah menyalahkan Tuhan.

Dosa bersungut-sungut ini akan membuat seseorang masuk ke dalam berbagai-bagai permasalahan yang sangat merugikan, bahkan relasi kita dengan Tuhan. 
Contoh yg sangat jelas : adalah perjalan Bangsa Israel di Padang gurun.  =
Catatan: Yohanes 6:43, 61 (TB)
6:43 Jawab Yesus kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut.
6:61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?

Yak 5:10

Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.
Firman Tuhan mengikatkan kita akan proses yang dijalanin oleh para Nabu ketika memberitakan Injil dan hidup benar di hadapan Tuhan. Banyak tantangan dan penderitaan di dalam perjalanan mereka namun mereka tetap taat dan setia pada Tuhan.
Catatan: Matius 5: 11-12 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.
Setelah memperingatkan orang-orang kaya yang hidupnya berorientasi pada harta dan kesenangan, Yakobus mengingatkan orang percaya untuk bersabar sampai kedatangan Kristus yang kedua kali. Pada saat itulah kebenaran dan keadilan-Nya dinyatakan. Namun demikian, lamanya penantian akan hari Tuhan kadang-kadang bisa membuat orang beriman bersikap tidak sabar dan tidak percaya. Maka Yakobus mengingatkan mereka untuk bersabar menantikannya.
Agar orang memahami arti kesabaran, Yakobus memberikan gambaran mengenai petani, para nabi di zaman Perjanjian Lama dan juga Ayub (7, 10-11). Seorang petani bersabar menantikan hasil tanahnya yang berharga. Dalam masa penantian itu, petani bergantung pada hujan yang adalah anugerah Tuhan. Begitu jugalah seharusnya ketergantungan orang percaya pada pemeliharaan Allah. Maka dapat dikatakan bahwa kesabaran merupakan sikap hati yang berharap dan percaya total pada pemeliharaan dan perhatian Allah. Sementara menanggung derita, kita sabar sebab yakin bahwa tujuan iman kita di dalam Tuhan pasti akan terwujud.
Contoh kesabaran yang lain adalah para nabi di zaman Perjanjian Lama (10). Meski menghadapi penolakan bahkan kematian, para nabi tetap menyuarakan kebenaran Tuhan. Seringkali mereka mati tanpa melihat hasil upaya mereka, yakni pertobatan orang-orang yang menjadi sasaran misi mereka. Walaupun demikian, para nabi setia kepada Allah. Selain bersabar dalam penantian, orang beriman dipanggil untuk sabar menanggung penderitaan. Inilah yang terlihat dalam kisah Ayub. Ia memiliki ketahanan untuk menanggung penderitaan tanpa kehilangan iman. Meski tak mengerti sebab dan alasan penderitaannya, ia tetap percaya pada Allah.
Catatan: Yohanes 16:33 TB. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”
Yakobus menasihati orang-orang miskin yang  menderitaan pada zaman itu, 
 untuk bersabar dalam penderitaan yang mereka alami, dan mengajak mereka
 untuk dapat melihat tujuan akhir dari penderitaannya.
Catatan: Matius 5:12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga,
 sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."
Pada pasal 1:1-4 diawali dengan nasihat Yakobus kepada jemaat untuk 
menilai sebagai kebahagiaan jika mengalami pencobaan, dan sikap bertekun
 menghadapinya sebagai bentuk kedewasaan rohani karena akan menghasilkan
 buah. Pada pasal 5:10-11, penulis memposisikan bahwa jemaat harus 
meneladani penderitaan dan kesabaran pada nabi yang bahagia menerima 
penderitaan ini.
Rupanya Yakobus menggunakan istilah berganda / 
berpasangan dalam berbagai pasal untuk menekankan perihal respon yang 
benar sebagai jemaat Tuhan, diluar banyak nasihat rohani, dalam 
penulisan suratnya ini.
Catatan: Penderitaan merupakan fenomena universal yang dapat dialami semua orang 
di dunia ini, khususnya orang Kristen.  Pada nabi dan Tuhan Yesus 
sendiripun mengalaminya.  Mereka inilah yang menjadi teladan jemaat masa
 itu dan segala jaman (Mat. 5:12, 6:21, 24:8, Kisah Rasul 3:18).  Tentu 
penderitaan para nabi dan Tuhan Yesus alami bukan karena akibat 
kesalahan, melainkan karena panggilan dan menanggung kebenaran.

Jemaat
 Kristen yang menerima surat Yakobus dimungkinkan sedang menderita 
karena berbagai sebab, baik karena dosa dan kesalahan sendiri, atau 
pencobaan yang mereka alami.  Perbedaan penyebab penderitaan ini tentu 
mengakibatkan perbedaan respon pula.  Jika menderita karena dosa dan 
kesalahan, maka sikap yang benar adalah bertobat, sedangkan menderita 
karena pencobaan, sikap yang harus dilakukan adalah bersabar dan tetap 
bertekun menghadapinya (Yak 1:1-4, 5:10-11).  Karena Tuhan pasti 
menyayangi dan penuh belas kasihan.
Sejarah hidup mencatat para nabi tidak ada yang berkelimpahan harta 
tetapi hidup dengan kesederhanaan dan menderita karena selalu 
mengabarkan kebenaran, sebab kebenaran/??????? lawannya dusta/???? sehingga mereka ditindas oleh orang yang melawan kebenaran, dan para nabi selalu sabar dalam menghadapi kehidupan yang ada.
Catatan: Matius 5:12 (TB)  Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga,
 sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."
Diakhir pasal 4, Yakobus mengingatkan jemaat untuk melibatkan Tuhan 
dalam membuat perencanaan. Disinggung mengenai orang kaya yang 
seringkali lupa dengan Tuhan. Dan di pasal 5 ini kembali Yakobus 
mengingatkan orang-orang kaya agar hati2 dengan segala yang mereka 
miliki. Karena semua harta menjadi tidak berguna, apalagi kalau dipakai 
untuk menyusahkan hidup orang benar (Yak 5:6).

Semua di atas 
menjadi penghiburan bagi orang percaya. Karena harta tidak membawa 
kehidupan menjadi lebih baik. Oleh karenanya, tidak perlu iri dengan 
kepemilikan harta dunia. Tetap bekerja keras untuk memperoleh makanannya
 (ay.7) sambil menantikan kedatangan Tuhan (ay.8). 

Dari semua 
itulah perintah agar menuruti teladan para Nabi yang telah sabar 
menderita dalam tugasnya menyampaikan Firman Tuhan, menjadi pedoman 
hidup. Bahwa menderita bagi Tuhan jauh lebih bernilai ketimbang harta 
dunia. Hidup dalam kebahagiaan sekalipun dianiaya, karena ada kasih 
sayang Tuhan di sana. (ay.11)
Catatan: Matius 5:12
Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

Ayat
 di atas merupakan perkataan Tuhan Yesus sendiri. Tuhan menyaksikan 
dalam khotbah di bukit kepada murid2 dan orang banyak, untuk tidak takut
 menderita bagi Tuhan. Karena ada kesukacitaan dan kebahagian di dalam 
menderita bagi Tuhan. Teladan yang dilakukan para Nabi ini yang perlu 
diingat dan dikerjakan oleh orang percaya. (Ayub turut disebut oleh 
Yakobus. Karena semua orang tahu bagaimana penderitaannya, tetapi ada 
yang indah dialami Ayub setelah melalui jalan panjang penderitaannya).
Amatilah disini, para nabi yang sangat dihargai dan diperkenan Allah, telah mengalami penderitaan paling berat. Saat kita merenungkan bahwa orang-orang terbaiklah yang paling mengalami kesukaran di dunia ini, maka sudah sepatutnya kita berdamai dengan penderitaan. Amatilah selanjutnya, bahwa mereka yang menjadi teladan-teladan terbaik dalam hal menanggung penderitaan, juga merupakan teladan terbaik dan terbesar menyangkut kesabaran: kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan.
Catatan: Matius 5:12 "Matius 5:12 (TB) Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."
Yakobus mengingatkan dan mengajak untuk “turutilah” atau dalam terjemahan alkitab BIMK “ingatlah” para nabi serta kata-kata mereka, serta ambillah mereka untuk menjadi contoh. Contoh yang seperti apa? Mereka telah sabar dan tabah menderita.  
ayat ini juga menambah penjelasan dan contoh dari ayat 7; seperti petani yang sabar menanti datangnya air hujan.  
 
Demikian juga para nabi menjadi teladan penderitaan dan kesabaran. Amatilah di sini, para nabi yang sangat dihargai dan diperkenan Allah, telah mengalami penderitaan paling berat. Saat kita merenungkan bahwa orang-orang terbaiklah yang paling mengalami kesukaran di dunia ini, maka sudah sepatutnya kita berdamai dengan penderitaan. Amatilah selanjutnya, bahwa mereka yang menjadi teladan-teladan terbaik dalam hal menanggung penderitaan, juga merupakan teladan terbaik dan terbesar menyangkut kesabaran: kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan. Karena itu Yakobus memandang masuk akal bagi orang-orang percaya bahwa: kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun (ay. 11). Kami memandang mereka yang menderita dengan benar dan sabar sebagai orang-orang yang paling bahagia
Catatan: Matius 5:10-12. 
Mat. 5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 
Mat. 5:11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. 
Mat. 5:12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."
Penderitaan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan Kristen, bahkan Rasul Paulus menyebutnya sebagai “karunia”(Filipi 1: 29). Sebagian besar Nabi yang melayani Tuhan menghadapi pergumulan dan penderitaan yang hebat. Ada perjuangan, bertahan, dan bersabar dalam penderitaan selama mereka melakukan panggilan Allah untuk memberitakan injil. Yakobus menulis nabi yang telah “berbicara demi nama Tuhan” untuk menegaskan bahwa penderitaan yang dialami bukan akibat kesalahan sendiri tetapi muncul sebagai konsekuensi dari pelayanan yang dilakukan. 
Ketika berada dalam penderitaan satu hal yang harus dibuang jauh-jauh adalah bersungut-sungut dan saling mempersalahkan (ayat 9). Jika dalam penderitaan orang bersungut maka kekuatan akan semakin kecil untuk bertahan.  Karena penderitaan adalah sebuah proses yang  akang menghasilkan sebuah output yaitu jiwa yang diselamatkan  karena pengharapan akan Yesus. 
Penderitaan tidak terlepas dari kesabaran karena orang-orang yang menderita dituntut untuk bersabar. contohnya Ayub. Keteladan para nabi digunakan dalam konteks ini agar jemaat Yahudi paham bahwa Allah peduli dengan mereka sekalipun dalam penderitaan. Kesabaran juga berkaitan dengan ketekunan. Akibat dari  ketidaksabaran adalah kehilangan pengharapan. Kehilangan pengharapan menyebabkan kehilangan upah atau berkat.
Catatan: Matius 5 : 10-12
- 5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 
- 5:11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. 
- 5:12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.
Yakobus kembali menekankan apa yang dia katakan di awal suratnya yakni bertahan dan sabar dalam pergumulan dan berbagai-bagai pencobaan.

Yakobus mencontohkan teladan para nabi yang tekun dalam penderitaan. Para nabi sudah memberitakan Firman dan melayani Tuhan tp menghadapi penderitaan dan pergumulan.  Penderitaan bisa para nabi alami bukanlah akibat kesalahan mereka sendiri, tetapi muncul dari tugas yang diberikan Tuhan.

Jadi kalau kita mengikut Tuhan lalu mengalami penderitaan, itu adalah hal yang biasa. ( 1 Pet 4:12, 1 Kor 10:13). Semua nabi adalah manusia biasa tetapi mereka bisa sabar, mengapa kita tidak?

Teladan para nabi dalam menghadapi penderitaan :

1. Mengingatkan bahwa Tuhan peduli ketika kita menghadapi penderitaan karena Allah.
Yakobus mengingatkan bahwa dalam pergumulan, Allah akan memberikan pertolongan-Nya pada waktu-Nya.

2. Bertahan pada penderitaan adalah berkat dari Tuhan, seperti di awal suratnya, yakobus mengingatkan bahwa penderitaan bisa menghasilkan ketekunan dan kedewasaan.

3. Para nabi disebut "berbahagia" karena mereka menolak untuk menyerah saat berhadapan dengan tekanan2 hidup. Hanya orang yang bertahan sampai akhirlah yang akan berbahagia.

4. Kesabaran para nabi.
Kesabaran berarti menanggung segala kesulitan bersama Tuhan. Kesabaran ini berhenti mengandalkan diri sendiri tapi melihat cara Tuhan bekerja. Tuhan memberikan ujian agar iman dan pengenalan kita akan Allah semakin matang. ( Roma 12:12 )

5. Pengharapan akan kedatangan 
Tuhan yang kedua kali inilah yang menguatkan para nabi dalam menanggung penderitaan. Karena setiap orang yang mau hidup beribadah kepada-Nya akan menderita aniaya ( 2 Tim 3:12 ).
Catatan: - Matius 5:10-12
5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
5:11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
5:12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."
- Lukas 6:23
Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.

Untuk dapat menerima bahwa apa yang Tuhan ijinkan selalu untuk kebaikkan dibutuhkan iman ,  kesabaran dan harapan akan kedatangan Tuhan

Iman membuat kita berani mempercayakan hidup kita kepada Tuhan dan memampukan melihat melampaui apa yg ada di depan mata kita. Pengalaman hidup saat menghadapi kesukaran, tekanan dan penderitaan adalah sebuah latihan rohani yg membuat iman bertumbuh.

Kesabaran mengajarkan agar kita berhenti mengandalkan kekuatan sendiri, mencari jalan keluar sendiri tetapi dimampukan melihat cara Tuhan bekerja dalam pergumulan.

Harapan akan kedatangan Tuhan kedua kalinya menjadi penghiburan saat mengalami penderitaan, karena upahnya besar di Sorga

Yak 5:11

Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.

Yak 5:12

Tetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman.
sum·pah1 n 1 pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada Tuhan atau kepada sesuatu yang dianggap suci (untuk menguatkan kebenaran dan kesungguhannya dan sebagainya): perkataannya itu dikuatkan dengan --; 2 pernyataan disertai tekad melakukan sesuatu untuk menguatkan kebenarannya atau berani menderita sesuatu kalau pernyataan itu tidak benar; 3 janji atau ikrar yang teguh( kbbi).
Yakobus melarang umat yang percaya untuk bersumpah demi sorga atau demi bumi atau demi apapun untuk menguatkan kebenaran dan kesungguhannya, apalagi bersumpah demi Tuhan karena kita tidak boleh menyebut nama TUHAN dengan sembarangan. Cukup katakan ya bila ya atau tidak bila tidak, atau kalau sesuatu itu benar katakanlah benar apabila salah katakanlah salah. Tidak usah menambah- nambah atau mengurangi informasi atau bahkan bersumpah palsu karena dapat dihukum karenanya. Sebagai umat Tuhan harus mengatakan jujur apa adanya. Apabila seseorang itu jujur maka orang itu akan dipercaya. Hal ini sesuai dengan perkataan Tuhan Yesus sendiri dalam injil.
Catatan: Matius 5:34 - 37 TB. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
https://bible.com/bible/306/mat.5.34-37.TB
Matthew 5:34 - 37 NIV. But I tell you, do not swear an oath at all: either by heaven, for it is God’s throne; or by the earth, for it is his footstool; or by Jerusalem, for it is the city of the Great King. And do not swear by your head, for you cannot make even one hair white or black. All you need to say is simply ‘Yes’ or ‘No’; anything beyond this comes from the evil one.https://bible.com/bible/111/mat.5.34-37.NIVV
Artinya saya sebagai anak Tuhan tidak boleh bersumpah,namun harus jujur dalam perkataan dan mengatakan ya diatas ya,sekalipun misalnya yang menjadi lawan bicara saya tidak percaya apa yang saya katakan,namun saya tetap harus ya diatas ya,tidak diatas tidak,supaya saya tidak dihukum.
Catatan: Matius 5:34-37 (TB)  Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.https://alkitab.app/v/4471137fcc122
Yakobus memperingatkan kebiasaan lama orang yahudi yang suka bersumpah. Kebiasaan lama bersumpah demi sesuatu baik tempat atau benda, binatang, apalagi demi nama Tuhan harus dihilangkan. Karena kebiasaan bersumpah menunjukan ketidakyakinan diri atas apa yang dikatakan. Sebaliknya mengatakan ya, jika ya dan tidak, jika tidak dengan sesungguhnya menunjukan keyakinan dan percaya diri. Mengatakan ya padahal tidak, atau sebaliknya, berarti berdusta dan bersumpah atas perkataan itu adalah dosa, mencemarkan nama Tuhan. Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut nama Tuhan sembarangan (Kel 20:7).
Catatan: Matius 5:34-37
5:34 Tetapi aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, 5:35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; 5:36 janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. 5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Yakobus memperingatkan kebiasaan lama orang yahudi yang suka bersumpah. Kebiasaan lama bersumpah demi sesuatu baik tempat atau benda, binatang, apalagi demi nama Tuhan harus dihilangkan. Karena kebiasaan bersumpah menunjukan ketidakyakinan diri atas apa yang dikatakan. Sebaliknya mengatakan ya, jika ya dan tidak, jika tidak dengan sesungguhnya menunjukan keyakinan dan percaya diri. Mengatakan ya padahal tidak, atau sebaliknya, berarti berdusta dan bersumpah atas perkataan itu adalah dosa, mencemarkan nama Tuhan. Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut nama Tuhan sembarangan (Kel 20:7).
Catatan: Matius 5:34-37
5:34 Tetapi aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, 5:35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; 5:36 janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. 5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Biasanya, seseorang bersumpah untuk menguatkan apa yang dia katakan. 
Supaya sumpahnya lebih meyakinkan orang lain, dia melakukan sumpahnya 
demi sesuatu. Semakin tinggi 'jaminan' sumpahnya, diharapkan semakin 
dapat meyakinkan orang lain.

Yakobus memberikan nasihat yang sangat simple, yaitu katakan 'ya' kalau memang itu ya dan 'tidak' kalau memang itu 'tidak'. 

Kalau seseorang memiliki integritas dan orang lain mengakui itu (mengetahui 
dia adalah orang yang berintegritas), dia tidak perlu bersumpah karena 
setiap apa yang dikatakan adalah sesuatu yang benar.
Catatan: Matius 5:33-37 (TB)
(33) Kamu telah mendengar pula yang difirmankan 
kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah 
sumpahmu di depan Tuhan.
(34) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
(35) maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar;
(36)
 janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak 
berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.
(37) Jika 
ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: 
tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Tuhan 
Yesus mengingatkan supaya jangan bersumpah demi apapun ketika 
berkata-kata. Jika ya, katakan 'ya', jika tidak, katakan 'tidak'. Kalau 
ditambah-tambahi maka selebihnya itu berasal dari si jahat. Yang 
dikatakan berikutnya justru sesuatu yang tidak benar.
Perintah ini sederhana namun kadang tidak kita praktekkan dengan benar. 

Contoh dari yg pernah saya temui, seorang asisten rumah tangga (ART) mengambil makanan milik majikannya tanpa izin. Kemudian majikannya bertanya "apa kamu mengambil makanan saya di meja?"

Bukan ya menjawab ya / tidak, tp dia malah menjawab seperti ini "saya kira itu makanan sisa yang sudah tidak dimakan lagi, jadi saya makan."

Sebetulnya ART tsb jujur mengakui bahwa dia memakannya, namun dengan memberi alasan yang kelihatan tidak jujur. Sudah tahu bahwa itu bukan miliknya. Tp memberi alasan yang tak masuk akal supaya tidak dimarahi. 

Itu salah satu contoh kasus yang mungkin kadang kita lakukan. Berusaha untuk jujur mengakui kesalahan namun ada rasa takut akan hukuman jadi kita banyak memberi alasan untuk menutupi kesalahan. Hal demikian tentu tidak benar. 

Ada juga istilah "bohong putih". Berbohong untuk kebaikan. Inipun tidak benar. Saat- saat tertentu kita memang perlu menjaga rahasia, dengan bijak menjawab tanpa harus berbohong.
Catatan: “Orang yang bisa dipercayai dalam hal-hal kecil, bisa dipercayai juga dalam hal-hal besar. Tetapi orang yang tidak bisa dipercayai dalam hal-hal kecil, tidak bisa dipercayai juga dalam hal-hal besar.” Lukas 16:10 BIMK Yesus mengajar kita untuk berperilaku jujur dan dapat dipercaya.
Bersumpah atas nama Tuhan untuk menguatkan pernyataan seseorang adalah hal yang dilarang didalam kitab Yakobus. Jika "ya" katakan ya, "tidak" bila tidak katakan tidak. Sebagai orang Kristen harus senantiasa memperlihatkan bahwa perkataan dan perbuatan adalah sama, berkata benar dan dapat dipercaya.
Catatan: Matius 5:36-37 (TB)  janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Yakobus mengawalainya jangan bersumpah. Artinya, “Cukuplah bagimu untuk mengiakan atau menyangkali sesuatu bila tersedia kesempatan untuk itu, dan pastikanlah untuk berpegang teguh pada perkataanmu dan menepati janji, agar tidak memberikan kesempatan kepada orang untuk mencurigaimu berdusta.(tafsir MHC)
Ternyata dalam hal perkara ini menunjukan..
1. Untuk mendapatkan rasa percaya dr orang lain maka kita dgn spontan memberikan jaminan dgn kata "saya bersumpah"
2. Dengan bersumpah maka kita adalah masuk kategori orang yg tidak bisa dipercaya...
Maka yakobus mengingatkan...katakan ya jika ya dan tidak jika tidak.
Catatan: Matius 5:37 (TB)  Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Markus 14:71 (TB)  Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini!" 
Petrus dalam Markus 14:71 bersumpah bahwa tidak mengenal Yesus. Hal ini menunjukan bahwa ia berusaha membuktikan dirinya bahwa ia tidak mengenal Yesus. Namun sesungguhnya tidaklah demikian.
Sesungguhnya ia mengenal Yesus.
Inilah yg sering dilakukan oleh orang percaya, untuk terhindar dr situasi tertentu maka kita bersumpah.
Penggunaan frase "yang terutama" (__Above all things__, NKJV) menyiratkan sebuah penekanan, karena memang penyalahgunaan nama Tuhan dipakai dalam sumpah adalah sebuah kesalahan. Kebiasaan bersumpah atas segala sesuatu menjadi hal yang lumrah bagi orang Yahudi pada waktu itu. (easyenglish).
Catatan: Matius 5:34-37
Dalam ayat ini Yakobus memberikan pesan agar kita tegas dalam memberi jawaban dan tidak perlu bersumpah demi apapun juga. saya teringat akan peristiwa jatuhnya Adam dan Hawa ke dalam dosa (Kej 3). Mulai saat mereka memetik dan memakan buah yang dilarang oleh Tuhan (ay.3), mereka dikuasai si jahat. Adam, ketika ditanya oleh Tuhan, “Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” (ay.11), sebenarnya ia cukup memjawab “ya” tetapi ia justru mengatakan, “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan” (ay.12). Jawaban ini menunjukkan bahwa Adam berkilah dan melempar tanggung jawab kepada Hawa. Bahkan, ia menyalahkan Tuhan dengan mengatakan bahwa Tuhanlah yang memberikan Hawa kepadanya. Demikian pula Hawa, ketika ditanya oleh Tuhan, ia tidak menjawab apa adanya, tetapi ganti mempersalahkan si ular. Apa yang terjadi pada Adam dan Hawa ini, menggambarkan bahwa salah satu tanda orang yang dikuasai si jahat adalah tidak berkata terus-terang, tetapi berkilah, berbelit, melempar tanggung jawab dan menyalahkan orang lain atau situasi.
Catatan: Matius 5:37
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Bersumpah biasanya dilakukan oleh orang-orang yang ingin meyakinkan bahwa ia tidak berbohong, biasanya dilakukan oleh orang yg sudah pernah melakukan kesalahan. Sehingga tidak dipercaya oleh org lain. yakobus mengatakan bahwa tdk perlu melakukan sumpah, yang harus dikatakan adalah hal yg benar. Berlaku jujur. Hidup seslaras antara perkataan dan perbuatan.
Catatan: Matius 5:34-37 (TB) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar;
janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Bersumpah dilarang sebab menggunakan nama Allah untuk meyakinkan orang lain bahwa apa yg seseorg katakan itu benar. Kalau sumpah itu tidak dijaga atau tidak benar , maka org itu menyatakan biarlah ia dihukum oleh Allah.
Jangan kita bersumpah demi sorga maupun bumi : hal ini karena hukum taurat melarang orang menyebut nama Allah yang suci sembarangan ( keluaran 20:7) maka sebagai gantinya disebut kan bersumpah demi sorga ataupun bumi ( yang adalah ciptaan Allah atau aebagai tempat tinggal Allah dan tempat tumpuan kaki Allah).
Catatan: Sumpah terhadap hal lain juga berarti pada waktu itu orang2 bersumpah terhadap hal2 lain yg mereka anggap suci, seperti Yerusalem ( Matius 5:35)
 Jika Ya katakan Ya.jika tidak katakan tidak, hal ini Yakobus ingin agar sungguh2 mengatakan segala hal itu dengan jujur dan benar. Tidak melalui Bersumpah.

Supaya kamu jangan kena hukuman, maksud nya supaya tidak mendapat hukuman dari Allah.

Injil : Matius 5 : 33-37. ( Detail mengenai sumpah)
Hakikat sebenarnya dari sumpah adalah, menggadaikan nama baik sesuatu yang besar, demi menegaskan kebenaran hal sepele yang diragukan, dan bukannya (seperti yang umum dilakukan) mengajukan permohonan kepada Allah atau hakim lainnya.” Itulah sebabnya bersumpah demi langit, bumi, dan sumpah-sumpah lain yang dirujuk Rasul Yakobus, kemudian digunakan. Orang Yahudi berpikir bahwa asalkan menghindari sumpah agung Chi-Eloah, mereka akan tetap aman. Namun, mereka ternyata telah bersikap begitu cemar hingga berani bersumpah demi makhluk ciptaan, seolah-olah makhluk itu adalah Allah sendiri, sehingga meninggikan makhluk menggantikan tempat Allah. Sementara itu, di pihak lain, orang yang biasa bersumpah sambil menggunakan nama Allah dengan sembarangan, sama saja dengan menempatkan Dia setingkat dengan benda biasa lainnya.
Penggunaan sumpah yang lain adalah dalam setiap proses pengadilan, setiap orang yang terlibat di dalamnya, terdakwa maupun para saksi, sebelum mereka mengucapkan pembelaan dan kesaksian, terlebih dahulu harus diambil sumpah sesuai agama yang dianutnya. Tujuan pengambilan sumpah itu ialah agar mereka bersikap jujur mengatakan kebenaran. Sumpah adalah sesuatu yang penting karena menyangkut Allah dan manusia.
Catatan: Matius 5:34-37 (TB)  
5:34 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
5:35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar;
5:36 janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.
5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Yak 5:13

Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi!
Yakobus menasehati, memberi petunjuk praktis, ketika diperhadapkan 
dengan penderitaan, pergumulan, kesusahan, kemiskinan, untuk senantiasa 
mencari kekuatan  hanya dari Allah di dalam Yesus Kristus Tuhan  & 
Juru selamat dalam DOA yang sungguh-sungguh lahir dari Iman. 
Jikalau kita bergembira/berbahagia didalam Tuhan, kita harus menyanyikan kidung pujian syukur  kepadaNya.
Ayat 13 masih berhubungan dgn ayat2 selanjutnya ttg doa.
'Doa orang yang benar', bukan 'doa yang benar'. Jadi bukan doanya, melainkan orangnya yg benar. 
Orang
  benar itu bukan orang yg tidak berdosa. Orang benar adalah orang 
berdosa yang "Mengaku' bahwa dia berdosa dihadapan Allah, sehingga ia 
'Dibenarkan" oleh darah Yesus. Kita semua dibenarkan karena kita mengaku
 dosa dihadapan Allah, sehingga oleh darah Yesus, kita diampuni dan 
dibenarkan.
Sebenarnya, sebelum kita berdoa, kita mesti harus mengaku dosa. 
Jadi orang benar bukanlah orang yg tidak berdosa, tetapi orang yg sadar  bhw ia berdosa dan ia butuh Tuhan.

* Orang benar adalah orang yg sadar bahwa ia berdosa.
* yang bergantungkepada Allah karena menyadari segala kelemahan/kekurangannya.
*sungguh- sungguh percaya dan mempercayakan diri sepenuhnya  kpd apa yg dipercayai.
Catatan: Mat 18:19
Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu 
di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan 
dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
Mat 18:20
Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.
Doa kepada Tuhan, bukan kata-kata kotor, adalah saluran yang tepat untuk perasaan sedih yang disebabkan oleh penderitaan saat kita dengan sabar menanggungnya. "Penekanan Yakobus pada doa di bagian ini sangat penting karena hanya sedikit hal yang mendasari ketekunan lebih efektif daripada doa. Dalam analisis terakhir, kehidupan yang tekun juga merupakan kehidupan yang penuh doa."
Constable Expository Notes on James 5:13
 https://play.google.com/store/apps/details?id=org.vocationfirst.mysabda
Catatan: Luk 18:1 (TB)
Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
Sepanjang surat Yakobus ini, kita sering melihat Yakobus menyinggung tentang kesenjangan yang terjadi. Ada yang kaya, ada yang miskin. Ada yang dipandang hina, ada yang dipandang mulia. Lagipula, surat ini ditulis kepada orang-orang Yahudi di perantauan yang memegang sebuah iman yang baru. Kalau istilahnya sekarang, mereka adalah double minority. Mereka diburu dari segala arah. Oleh bangsanya sendiri, karena percaya Ketuhanan Kristus, dan dari bangsa tempat perantauannya karena hanya percaya satu Allah. Sehingga, sangat besar terjadi, mereka mengalami penindasan. Baik kaya ataupun miskin. 

Dalam konteks itu, setelah melarang untuk sembarangan bersumpah, maka Yakobus menyarankan suatu saran praktis dalam kehidupan iman mereka di perantauan. Yaitu, penderitaan haruslah membawa kita semakin dekat kepada TUHAN. Jika kita kembali melihat Yakobus 1:2-3, kita melihat bagaimana Yakobus mengingatkan untuk menganggap kebahagiaan jika  kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan. Bagaimana praktisnya? Jika kamu menderita, ya berdoa. Jangan tanggung sendiri. Kalau kamu bahagia, jangan sombong. Tapi naikkan pujian. Jadi susah senang, kembalilah kepada TUHAN. Jangan lupakan TUHAN. Kecenderungan kita saat ini adalah, datang pada TUHAN waktu susah, kumpul sama manusia waktu senang. Yakobus mengingatkan, fokus kita adalah TUHAN. Susah senang, berdoalah. Bersyukurlah dalam tiap keadaan (kalau ini bukan dari Yakobus, tapi saya kira masih relate). Ingatlah, susah senang, itu karena TUHAN izinkan untuk mendatangkan kebaikan. Kehendak-Nya yang terbaik bagi kita.
Catatan: Matius 6:9-10
6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Yak 5:14

Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan.

Yak 5:15

Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni.

Yak 5:16

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
Yakobus mengingatkan supaya kita saling mengaku dosa dan saling mendoakan agar kita sembuh, menurut saya kata *sembuh* bukan hanya dikarenakan sakit jasmani. Namun juga berarti sembuh dari dosa, sembuh dari perbuatan-perbuatan yang tidak berkenan dihadapan Tuhan agar kita menjadi kudus seperi kata Imamat 19:2, "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus." Dan Imamat 20:7, "Maka kamu harus menguduskan dirimu, dan kuduslah kamu, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.". Jadi bila kita menjadi kudus, berkenan kepada Tuhan maka kita akan menjadi orang benar yang dimana bila kita berdoa maka akan sangat besar kuasanya.
Catatan: Markus 1:15, kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
Matius 5:8  Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Lukas 3:3, Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu,
Yakobus mengingatkan bahwa sebelum memanjatkan doa tidak boleh ada perasaan dendam pada orang yang telah menyakiti hati dan wajib mengakui kesalahan pada orang yang kitab sakiti hatinya. Firman Tuhan juga menegaskan  bahwa orang  benar adalah orang yang hidupnya tidak bercela dan hidup dalam kebenaran. Ini bermaksud ada kuasa  luar biasa yang Tuhan berikan kepada orang-orang benar yang sungguh-sungguh berdoa.
Catatan: Markus 1:15, kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
Matius 5:8  Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Lukas 3:3, Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu,
Yakobus mengingatkan bahwa sebelum memanjatkan doa tidak boleh ada perasaan dendam pada orang yang telah menyakiti hati dan wajib mengakui kesalahan pada orang yang kitab sakiti hatinya. Firman Tuhan juga menegaskan  bahwa orang  benar adalah orang yang hidupnya tidak bercela dan hidup dalam kebenaran. Ini bermaksud ada kuasa  luar biasa yang Tuhan berikan kepada orang-orang benar yang sungguh-sungguh berdoa.
Catatan: Mat. 11: 24, Karena itu Aku  berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan  diberikan kepadamu.
Ayat ini tidak ada hubungannya dengan pengakuan dosa kepada seorang imam atau pengakuan dosa di hadapan umum. Tapi orang percaya diarahkan supaya mau saling mengaku dosa supaya dapat saling mendoakan. Dan orang yang benar dalam artian benar di hadapan Allah memiliki kuasa doa yang besar, itulah sebabnya diperlukan hati yang selalu mau mengakui dosa di hadapan Allah.
Catatan: Markus 11:24, “Karena itu Aku  berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan  diberikan kepadamu.”
Rasul Yakobus hendak mengingatkan melalui ayat ini, bahwa mengaku dosa di sini disertai doa dinasehatkan kepada orang sakit, seperti dalam Yakobus 5:15, tetapi juga kepada semua orang Kristen, namun ayat ini tidak mengatakan tentang sakramen pengakuan dosa. Lalu alasan yang penting mengapa kesembuhan sering kali tidak ada dalam hidup kekristenan adalah karena dosa. Untuk itu, dosa harus diakui dan doa yang sungguh-sungguh bagi satu sama lain harus dipanjatkan kepada Allah. Dosalah yang menghalangi doa orang percaya serta merintangi kuasa penyembuhan Allah dinyatakan dalam jemaat.
Catatan: "Mengaku dosa" sebagaimana dalam kitab Injil Matius 3:6 diperlukan berkenan menerima Roh Kudus dalam kehidupan kita. Dan dalam kitab Injil Lukas 11:13, menyatakan bahwa "doa orang yang benar" akan membuka jalan bagi kehidupan yang penuh dengan Roh, sehingga sangat besar kuasanya.
Ayat ini memberikan suatu alasan yang penting di kesembuhan seringkali tidak ada dalam masyarakat Kristen titip dosa harus diakui kepada orang lain dan doa yang sungguh-sungguh lagi satu sama lain harus dipanjatkan kepada Allah titik dosa dalam gereja menghalangi doa orang percaya serta merintangi kuasa penyembuhan Allah dinyatakan dalam Jemaat.
Disini Rasul Yakobus mengingatkan, agar kita saling mengaku dosa dan saling mendoakan supaya kita semakin sehat.
Firman Tuhan adalah ya dan Amin. Wa tidak ada yang mustahil dadapan Tuhan. Apabila doa orang yang benar dengan yakin didoakan dan ucapkan maka sangat besarl kuasanya. Lalu nantikanlah, lawatan dan jamahan tangan Tuhan yang ajaib. Kuasa dan mukjizat-nya yang ajaib akan menyembuhkan orang yang didoakan pada waktunya.
Sebagai orang percaya kita pun dapat mengalami kuasa doa itu asal hidup kita benar-benar seturut dengan kehendak Tuhan titik kita juga sering mendengar kesaksian dari saudara seiman yang mengalami pertolongan dan mukjizat dari Tuhan karena doa. Namun sebelum kita berdoa Yakobus mengatakan bahwa kita harus saling kemengaku dosa kita terlebih dahulu supaya doa kita didengar Tuhan.
Catatan: Lukas 11:5-13
Doa merupakan mata rantai penting untuk menerima berkat dan kuasa Allah, dan penggenapan dari janji-janjinya.
Yesus berjanji bahwa para pengikut-Nya akan menerima Roh Kudus apabila mereka tekun dalam meminta mencari dan mengetuk pintu Bapa surgawi titik jadi setelah kenaikan Yesus para pengikutnya bersatu dalam doa terus menerus di ruang atas.
Ketika para rasul berkumpul setelah mereka ditawan dan dibebaskan kembali oleh para pejabat Yahudi mereka sungguh-sungguh berdoa agar Roh Kudus memberikan keberanian dan pengaruh ketika mengucapkan Firman-Nya
Suatu kenyataan di masyarakat orang kristen, banyak yang sakit dan 
bahkan ada yang sampai meninggal.  Dari ayat tersebut memberikan suatu 
alasan mengapa tidak ada kesembuhan. Dalam segala keadaan kita harus 
menyatakan ketergantungan dan syukur kita kepada Tuhan. Jadi agar doa 
kita dijawab :  Kita harus ada pengakuan dosa kepada Tuhan, kita yang 
jatuh sakit akibat dosa  saling mengaku dosa agar disembuhkan.
Doa dikabulkan dengan iman, iman harus dinyatakan dengan perbuatan .
Catatan: (Mat 6 : 14-15)  Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang , Bapamu
 yang disorga akan mengampuni kamu juga. 15)  Tetapi jikalau kamu tidak 
mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu"
(Matius 3 : 6) Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibabtis oleh Yohanes di sungai Yordan.
(Lukas
 7 : 2 -3) Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh 
beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta supaya Ia datang 
dan menyembuhkan hambanya.
Bagian ini memberikan suatu alasan yang penting mengapa kesembuhan 
sering kali tidak ada dalam hidup kristen. Salah satu faktor adalah dosa
 harus diakui baik kepada sesama terlebih di hadapan Tuhan. Itulah salah
 satu penekanan Yakobus agar doa kita dikabulkan oleh Tuhan. Kemudian 
doa dinaikan dengan sungguh-sungguh dan dengan iman atau lahir dari iman
 besar kuasanya. Dosa  menghalangi doa orang percaya serta merintangi 
kuasa penyembuhan Allah dinyatakan kepada kita.
Catatan: Markus 11:25 (TB)  Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu 
sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya 
juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."

Yesus
 mengingatkan bahwa berdoa secara efektif perlu dilandaskan pada iman 
kepada Allah, bukan kepada obyek doa kita. Dan sebelum berdoa ingatlah 
dulu, apakah kita masih punya ganjalan dengan orang lain di sekitar 
kita. Jika ada bereskan dulu barulah datang kepada Allah.
Contohnya Elia adalah manusia biasa sama seperti 
kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun,
 dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. 
Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya. 

Doa orang benar sangat besar kuasanya.
Catatan: Matius 6:5
"Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang 
munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah
 ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat 
orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

Berdoa lah di tempat yang semestinya. 
Dan jangan terlalu fanatik, berlebihan, 
Tuhan mengetahui, mendengar, melihat sebelum kamu meminta. 
Berdoa dengan sungguh sungguh sangat luar biasa hasilnya dan berkatnya
Yakobus mengajarkan bahwa doa org benar bila diimani sangat besar 
kuasaNya dan mendatangkan kesembuhan bagi org sakit.Kita jg diingatkan 
utk mengaku dosa dan saling mendoakan utk minta pengampunan atas dosa2 
kita .
Dlm doa kita hrs sepakat meminta dan meyakini Tuhanlah pemilik Kuasa dan sanggup menyatakan mujizatNya.
Catatan: Matius 18:20 sebab dimana dua atau tiga org berkumpul dlm namaKu ,disitu Aku ada di tengah-tengah mereka.
Sbg
 anggota tubuh kristus kita dituntut utk peduli saling mendukung dlm 
doa,kesatuan hati org percaya kehadiran Tuhan ada disanalah kuasaNya 
dinyatakan.
Matius 7:8 karena orang yg setiap orang ya meminta 
menerima dan setiap org yg mencari,mendapat dan setiap orang yg mengetuk
 ,baginya pintu dibukakan.
Bapa kita adalah Bapa yg baik asal kita minta dgn segala kerendahan hati dan ketulusan Tuhan pasti menolong.
Walaupun hal yg sulit namun bagi Tuhan tidak ada yg mustahil.Lukas 1:37
Kitab Yakobus mengingatkan kita untuk tidak bosan2 berdoa. Persekutuan org2 kristen yg benar tdk lepas dgn doa dan pujian penyembahan yg sesuai dgn kebenaran Firman Tuhan. Tidak ada alasan utk kita tidak berdoa dan memuji Tuhan,Namun sangat disayangkan dri zaman dahulu sampai sekarang nilai,fungsi dan tata cara berdoa masih banyak penyimpangan.
Catatan: eperti dlm injil Matius 6:5,kita berdoa jgn bertele2. Tuhan hnya melihat ketulusan hati yg benar.
Lukas 16:10,firman ini mengingat kita dlm perkara kecil (hal berdoa),bgaimana kita dipercayakan melayani org lain kalau kita tdk setia bertekun dlm doa.
Ayat ini memberi pengertian bahwa kesembuhan tidak ada dalam masayarakat kristen, karena adanya dosa. Dosa harus diakui, dengan begitu doa dapat dengan sungguh-sungguh dipanjatkan kepada Allah. Dosa menjadi penghalang relasi dengan Allah. Sedang orang-orang kristen yang sudah mengalami anugerah Tuhan, akan mengalami pertumbuhan setiap waktu, menjadi peka dan sadar dosa. Persekutuan dengan Allah telah memberikan dampak yng besar kepada kualiatas orang-orang yang percaya padaNya, yaitu ada sifat mengasihi, sebagaimana Allah terlebih dahulu mengasihi manusia, Hal ini lah yang mendorong orang kristen untuk mampu saling mengaku dosa dan mendoakan, mampu saling menegur didalam kasih, saling mengingatkan, Pengakuan melahirkan pertobatan, dengan pertobatan hati menjadi murni dan tulus, sehingga kita mampu berdoa dengan benar.
Catatan: Yoh 9:31 Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya.
Mat 3:6 Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan.
18:15"Apabila saudaramu berbuat dosa tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.
- "saling mengakui dosa" artinya peranan lebih dari 1 orang, begitupun dengan "saling berdoa", lebih dari satu orang, artinya kesatuan hati dalam berdoa
- Ayat ini memberikan suatu alasan yang penting mengapa kesembuhan sering kali tidak ada dalam masyarakat Kristen. Dosa harus diakui kepada orang lain dan doa yang sungguh-sungguh bagi satu sama lain harus dipanjatkan kepada Allah. (Sabda)
- Macam2 penyebab sakit fisik :
Selain karena faktor fisik yang lemah, menurut Alkitab masih ada beberapa penyebab sehingga timbul suatu penyakit. Salah satunya memang adalah penyakit yang timbul karena dosa. Di samping itu ada pula penyakit karena iblis. Ada juga orang yang menderita sesuatu penyakit akibat hukuman Tuhan, atau mendapat teguran dari Tuhan. Tidak jarang pula penyakit itu timbul untuk mendidik penderitanya. Dalam kitab Korintus diceritakan tentang Rasul Paulus yang di dalam dagingnya ada duri. Paulus  sudah berdoa supaya duri itu lepas dari dirinya, namun Tuhan membiarkannya, supaya dia jangan menjadi sombong. Ada pula penyakit untuk kemuliaan Tuhan

- "supaya kamu sembuh", konteks penyakit dalam ini merupakan penyakit karena dosa

- "doa orang yang benar", siapa yg dimaksud orang yang benar dalam ayat ini? Dalam ayat 14 dikatakan tentang penatua jemaat dan pengolesan minyak dalam nama Tuhan, kemudian dalam ayat 15 dikatakan tentang doa yang lahir dari iman.. jadi, orang benar yang dimaksud adalah orang yang beriman dalam Tuhan.

- Alkitab mengajarkan, yang disebut orang benar adalah mereka yang “dibenarkan karena percaya kepada Tuhan Yesus Kristus” (Roma 3:26, 5:1). Mereka bukannya tidak pernah berbuat salah, tetapi mereka dibenarkan karena percaya kepada Tuhan Yesus. (Air hidup)
- "bila dengan yakin didoakan", berbicara tentang keyakinan, berhubungan dengan iman.
- "sangat besar kuasanya", pada ayat berikutnya disebutkan tentang nabi Elia dan doanya yang menghentikan dan menurunkan hujan, nabi Elia adalah manusia biasa, yang membuat berhenti dan turunnya hujan adalah kuasa Tuhan melalui doa Elia yang bersungguh2.. Artinya siapapun dapat dipakai Tuhan jika percaya dan sungguh2 berdoa.
Catatan: - Matius 8:10
Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel.
- Matius 8:13
Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.
* Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum
* seorang perwira memohon kesembuhan bagi hambanya kepada Yesus, hambanya sembuh tanpa Yesus datang ke tempatnya. Iman perwira yang besar mendatangkan mujizat bagi hambanya.
- Markus 2:4-5
Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
* Pengampunan dosa dan mujizat terjadi saat ada kesatuan 4 orang membawa 1 orang untuk bertemu Yesus.
Kata mengaku pada ayat ini memiliki bahasa Yunani "exomologeo" yg artinya mengakui dengan terbuka dan senang hati. Apa yg harus diakui? Dosa! Mengaku dosa itu harus jujur, apa adanya, tidak ada yg ditambah atau dikurangi. Kita harus terbuka. Keterbukaan ialah awal dari pemulihan. Terbuka itu sangat perlu, tapi timbul pertanyaan, apakah kita juga harus mengakui dosa kita dengan senang hati? Bukankah kita harus mengaku dosa sambil menyesalinya? Ya, itu betul, betul sekali. Namun dalam arti kata "exomologeo", ada makna yg dalam. Kita mengakui dosa kita dengan terbuka dan senang hati karena kita tahu bahwa nanti kita akan sembuh. Jadi, yg dimaksud senang hati bukanlah bangga dengan dosa yg sudah dilakukan. Bukan itu maksudnya. Dia senang hati mengakui dosanya karena tahu bahwa nanti dia akan sembuh, akan pulih dan akan terima pengampunan dari Tuhan. Oh, haleluya... 

Mengaku dosa ini pun harus berdasar prinsip saling. Ketika saya ingin membimbing orang lain yg sedang terikat dosa, seringkali orang tersebut malu, canggung dan takut mengakui dosanya. Meski saya saat itu berperan untuk membimbing orang itu, tapi saya harus jadi inisiator untuk mengaku dosa lebih dulu. Saya mengaku bahwa saya pun pernah jatuh dalam dosa yg untuk sementara waktu mengikat saya. Bukan maksud saya untuk membuka aib, tapi tujuan saya ialah untuk saling mengaku dosa, saling terbuka, saling membangun. Ya, saling membangun karena saya pun menceritakan bagaimana saya bisa lepas dari belenggu dosa itu berkat anugerah Tuhan. Ini prinsip yg sangat penting. Kalau kita punya peran untuk membimbing orang lain,  jangan malu untuk menceritakan kejatuhan kita yg dulu lalu memberitahukan anugerah Tuhan yg melepaskan kita dari dosa. Setelah saya menceritakan pengakuan saya, orang itu pun terdorong untuk mengaku dosa. 

Setelah saling mengaku dosa, ada tahapan yg sangat penting dan tidak boleh dilewatkan, yaitu saling mendoakan. Setelah kelemahan disingkapkan, maka kekuatan harus dinyatakan. Kekuatan itu ada dalam doa. Allah suka sekali orang yg bersepakat di dalam doa. 2 orang saja sepakar di dalam nama Yesus, maka Ia hadir di situ. Berdoalah dengan yakin, dengan tegas dan dengan hati. Nyatakan semua perkataan iman sebab ada kuasa yg besar di balik itu semua. 

Apa hasil dari saling mengaku dosa dan saling mendoakan? Ada kesembuhan. Waw, haleluya!!! 2 prinsip saling ini melahirkan kesembuhan. Sembuh dalam ayat ini bahasa Yunaninya adalah "iaomai" yg berarti bebas dari kesalahan dan dosa serta menuntun orang pada keselamatan. Waw luar biasa. Kesembuhan paling menakjubkan bukanlah orang tuli mendengar, orang bisu bicara, orang buta melihat, orang lumpuh berjalan melainkan orang berdosa diselamatkan. Ini dia mukjizat terbesar, kesembuhan terindah. 

Saat kita berdoa, jadilah orang benar di hadapan Tuhan. Orang benar ialah mereka yang menjadikan Kristus hidup dan tinggal di dalamnya. Orang ini akan menghasilkan buah Roh. Orang ini taat pada perintah Allah. Orang ini memegang janji-janji Tuhan. Jadilah orang benar. Kenapa? Karena ketika dia yakin dengan doanya, maka sangat besar kuasanya. Banyak orang akan sembuh melalui doa yg dinaikkan sebab Tuhan berkenan dengan setiap seruan orang benar.
Catatan: - Saling mengaku dosa 
Lukas 5:8 (TB)  Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."
- Saling mendoakan 
Matius 19:13a (TB)  Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka
- Beroleh kesembuhan
Matius 15:28 (TB)  Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh. 
- Doa itu sangat besar kuasanya
Matius 21:22 (TB)  Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya."
Bagian terakhir dari surat Yakobus ini, ia terus mendorong para pembacanya untuk saling mengakui dosa dan saling mendoakan, sehingga dapat disembuhkan. Kata “saling” berarti bersifat aktif bukan pasif dan tidak dilakukan sepihak melainkan bersama-sama. Oleh sebab itu ketika seseorang telah berbuat dosa kepada sesamanya ia dipanggil untuk datang kepada orang yang kepadanya ia bersalah lalu mengakui dosanya. Dengan hati yang jujur dan tulus keduanya datang memohon pengampunan kepada Tuhan karena Dialah yang setia dan adil untuk mengampuni dosa serta menyucikan dari segala ketidakbenaran. Sehingga melaluinya mereka mendapatkan kesembuhan secara rohani yakni dosanya diampuni. Yakobus juga menegaskan bahwa doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Orang yang benar yang dimaksudkan di sini yaitu orang yang dibenarkan oleh Allah, karena sejatinya semua manusia telah berbuat dosa (Roma 3:23). Dan orang yang telah dibenarkan oleh Allah dipanggil untuk menjadi kudus karena Allah itu kudus (1 Petrus 1:16) Dengan demikian sebuah doa dikabulkan bukan terletak seberapa banyak doa itu di ucapkan/didoakan melainkan seperti apa hidup kita di hadapan Tuhan. Sepeti yang tercatat dalam Yesaya 59:1-2: Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.
Catatan: Matius 6:14-15
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.

Yak 5:17

Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.

Yak 5:18

Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.

Yak 5:19

Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada seorang yang membuat dia berbalik,

Yak 5:20

ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.
Surat ini ditutup dengan nasihat agar kita berusaha sekeras mungkin pada tempat kita untuk mengupayakan pertobatan serta keselamatan orang lain (ay. 19-20). Ada beberapa yang mengartikan ayat-ayat ini sebagai permintaan maaf Rasul Yakobus, karena ia terpaksa menegur orang Kristen Yahudi dengan begitu terus terang dan tajam atas dosa dan kesalahan mereka yang tidak sedikit itu. Yakobus tentu saja memberikan alasan yang sangat tepat mengapa ia begitu peduli menyadarkan mereka dari kesalahan mereka, sebab dengan berbuat demikian, ia dapat menyelamatkan jiwa-jiwa dan menutupi banyak dosa. Bagaimanapun, janganlah kita membatasi upaya Rasul Yakobus dalam membawa kembali orang-orang yang menyimpang dari kebenaran di tempat ini saja, atau pada pelayanan sejenisnya. Sebab telah dikatakan bahwa “Barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, biarlah ia bersedia melakukan kebaikan bagi orang lain, sehingga dengan demikian ia menjadi alat untuk menyelamatkan jiwa orang dari maut.” Rasul Yakobus beranggapan bahwa orang-orang yang di sini disebut saudara olehnya, telah menempuh jalan yang sesat. Bukanlah ciri khas orang bijak atau suci untuk membanggakan diri sebagai orang yang bebas dari kesalahan, atau tidak mau mengakui bahwa dia melakukan kesalahan. Namun, jika ada orang-orang yang melakukan kesalahan sebesar apa pun, janganlah takut menunjukkan kesalahan itu kepada mereka. Bila mereka melakukan kesalahan sekecil apa pun, janganlah meremehkannya agar kamu bisa membuat mereka lebih bijaksana dan baik. Jika orang menyimpang dari kebenaran, maksudnya dari Injil (kaidah dan norma agung kebenaran), baik dalam pendapat maupun perbuatan, berusahalah untuk membawa mereka kembali kepada kaidah agung tadi. Kesalahan dalam penilaian dan hidup ini biasanya berjalan bersama. Biasanya ada suatu kesalahan dalam memahami ajaran Injil yang mendasari setiap perbuatan salah. Tidak seorang pun berperilaku buruk karena hal itu sudah merupakan kebiasaannya, tetapi ini disebabkan oleh asas yang salah. Nah, untuk membawa mereka kembali berarti menjauhkan mereka dari kekeliruan mereka, dan menarik mereka kembali dari jalan sesat yang telah mereka tempuh. Janganlah kita langsung menuduh dan berteriak kepada saudara yang melakukan kesalahan, serta berusaha mencerca dan mendatangkan malapetaka ke atas orang itu. Sebaliknya, buatlah dia bertobat. Seandainya pun semua usaha kita tidak membuahkan hasil, kita sama sekali tidak diberi wewenang untuk menganiaya dan menghancurkannya. Jika kita dipakai sebagai alat dalam pertobatan seseorang, maka dikatakan bahwa kita mempertobatkan mereka, meskipun pada dasarnya ini adalah hasil pekerjaan Allah. Jika tidak mampu berbuat apa pun lagi bagi pertobatan orang berdosa, kita masih bisa melakukan hal ini, yaitu berdoa supaya kasih karunia dan Roh Allah menobatkan dan mengubah mereka. Biarlah mereka yang dapat dipakai untuk menobatkan orang lain, tahu apa yang akan menjadi akibat menggembirakan atas apa yang mereka lakukan. Mereka dapat memperoleh penghiburan sekarang ini, dan pada akhirnya nanti mereka akan memperoleh mahkota. Orang yang disebut menyimpang dari kebenaran (ay. 19), dikatakan menempuh jalannya yang sesat (ay. 20). Kita tidak dapat dikatakan menobatkan seseorang, hanya dengan mengubah pendapat mereka, kecuali kita dapat membuat mereka memperbaiki dan mengubah jalan hidup mereka. Inilah arti pertobatan, yaitu membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, bukannya mengalihkannya dari satu pihak ke pihak lain, atau sekadar dari gagasan dan cara berpikir yang satu kepada yang lain. Orang yang berhasil menobatkan orang berdosa dari jalannya yang sesat, akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut. Jiwa seseorang terlibat di dalamnya, dan apa yang dilakukan demi keselamatan jiwa itu pasti akan dapat menguntungkan.
Karena jiwa merupakan bagian utama manusia, maka di sini hanya disebutkan penyelamatan jiwa saja. Namun, sebenarnya penyelamatan jiwa juga mencakup keselamatan manusia itu secara keseluruhan seutuhnya. Roh akan diselamatkan dari neraka, tubuh dibangkitkan dari kubur, dan keduanya diselamatkan dari maut yang kekal. Sesudah itu, pertobatan hati dan hidup itu akan menutupi banyak dosa. Ayat ini sungguh sangat menghibur. Dari situ kita tahu bahwa meskipun dosa kita banyak, bahkan teramat banyak, namun semuanya dapat ditutupi atau diampuni. Ketika dijauhi dan ditinggalkan, dosa akan ditutupi dan tidak pernah muncul untuk melawan kita pada hari penghakiman. Tidak peduli sekeras apa pun manusia berusaha berkelit dari atau menyembunyikan dosa mereka, tidak ada cara yang mampu menutupinya dengan sempurna, selain dengan meninggalkannya. Beberapa orang berkata ayat ini berarti, pertobatan akan mencegah banyak dosa. Sungguh merupakan kebenaran yang tidak dapat disangkal bahwa banyak dosa dapat dicegah dalam diri orang yang bertobat, bahkan dalam diri orang-orang lain yang terpengaruh olehnya, atau yang bergaul dengannya. Secara keseluruhan, betapa kita harus mempersiapkan diri dengan memberikan perhatian sepenuhnya bagi pertobatan orang berdosa! Ini adalah demi kebahagiaan serta keselamatan mereka yang bertobat. Pertobatannya akan mencegah banyak kejahatan, serta menghambat penyebaran dan pertambahan dosa di dunia. Ini adalah demi kemuliaan dan kehormatan Allah, dan akan mendatangkan penghiburan dan kehormatan bagi kita sendiri pada hari yang agung itu kelak. Mereka yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran akan bercahaya seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya (Matthew Henry - SABDA).
Catatan: Sungguh merupakan ciri kasih sejati untuk menutupi banyak sekali dosa. Kasih membuat orang cenderung memaafkan dan melupakan pelanggaran yang dilakukan orang terhadap diri mereka, untuk menutupi dan menyembunyikan dosa orang lain, bukannya memperburuk dan menyebarkannya. Kasih mengajar kita untuk mengasihi mereka yang lemah dan telah melakukan banyak kejahatan sebelum mereka bertobat. Kasih juga mempersiapkan belas kasihan Allah yang telah berjanji untuk mengampuni orang-orang yang mengampuni orang lain (Mat. 6:14).
"Menyebabkan BANYAK dosa diampuni"

Kata BANYAK diterjemahkan dari kata Yunani PLETHOS yang berarti a FULNESS (penuh/purna/sempurna), THRONG (kerumunan orang banyak), POPULACE (massa/khalayak ramai), a LARGE NUMBER/MULTITUDE (jumlah besar),
COMPANY (sejumlah individu berkumpul bersama untuk tujuan tertentu)

Yang berarti satu dosa 'kecil' perorangan, bila dibiarkan maka suatu hari bisa berkembang menjadi dosa 'besar' komunitas. 

Kita mengenal istilah EFEK BOLA SALJU, di mana sebuah bola salju bila digulirkan dari atas gunung - dengan menempelnya salju² yang lain, maka bola salju itu yang awalnya berbentuk kecil makin lama bergulir akan membentuk bola salju yang makin besar dan makin kuat.

Begitu pula dengan dosa bila dibiarkan, dengan adanya interaksi dengan lingkungan sekitar dan budaya sosial yang tidak mengenal kebenaran Allah, maka akan timbul efek bola salju, di mana dosa yang tadinya hanya "kecil" bila dibiarkan maka makin lama akan makin berkembang, memikat dosa yang lainnya, menjadi makin kuat dan makin tidak terkendali. 

Yakobus 1:15b TSIE 2.5
Sesudah berkembang, keinginan itu akan menghasilkan dosa. Lalu dosa itu juga berkembang lagi sampai akhirnya menghasilkan maut.
Catatan: Di ayat ini Yakobus mengajak jemaat untuk mengingat apa yang pernah dikatakan oleh Yesus 

Matius 18:15  TSIE 2.5
“Kalau saudara seimanmu bersalah kepadamu, pergilah secara pribadi kepadanya dan beritahukanlah kesalahan yang sudah dilakukannya. Kalau dia mengakui kesalahannya dan bertobat, kamu sudah berdamai kembali dengan saudaramu itu.

Sudah menjadi tanggung jawab setiap pengikut Kristus untuk membantu saudara yang menyimpang dari jalan Allah, agar mereka kembali kepada Jalan Kebenaran.

Kalau kita melihat ada saudara/teman/kenalan melakukan kesalahan, maka ini bukan waktunya untuk mendiamkan dan membangun damai palsu, tetapi ini adalah saat yang tepat untuk bertindak dengan kasih, mendoakan, menemui dan berbagi hikmat Allah dengannya. 

Dengan membawa seorang berbalik ke jalan Allah, kita bukan hanya membantu satu pribadi, tapi juga menyelamatkan komunitas dari kemungkinan dosa massal. 

Tapi hal ini juga bukan berarti tiap hari kita jadi kritikus yang berjalan kemana² mencari 'penyimpangan' orang lain untuk 'diluruskan'
Ayat ini jelas merupakan sebuah nasihat agar kita juga berusaha untuk membawa orang lain kepada keselamatan yang sudah kita terima itu. Sebab ketika kita menyadarkan orang lain dari kesalahan mereka maka kita dapat menyelamatkan jiwa-jiwa dan menutupi dosa atau dosa kita diampuni.
Catatan: Lukas 15:7 "Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."
Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran, dan dua buah acuan untuk membawanya kembali, rupanya jelas menunjukkan bahwa orang yang dibahas adalah seorang Kristen. Jika seorang Kristen melihat bahwa saudaranya mulai meninggalkan doktrin kristiani dan tanggung jawab moral yang berasal dari doktrin tersebut, dan ia mampu membawa orang itu kembali ke dalam persekutuan dengan Kristus dan Gerejanya, maka hasilnya ada dua: (1) ia menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan (2) menutupi banyak dosa. Karena Perjanjian Baru mengajarkan tentang keselamatan seseorang di dalam Kristus. maka kematian di sini sebaiknya dianggap kematian jasmani. Gereja mula-mula percaya dan mengajarkan bahwa jika seorang terus berbuat dosa maka orang itu mungkin mati sebelum waktunya (bdg. I Kor. 11:30). Dosa-dosa yang tertutupi bukanlah dosa-dosa dari saudara yang membawa kembali saudaranya tersebut (hal ini menunjukkan pengaruh doktrin Yahudi bahwa perbuatan baik menghapus perbuatan yang jahat), tetapi dosa dari orang yang berbuat salah itu. Semua kesalahan tersebut tertutupi dari hadapan Allah, yaitu cara lain untuk mengatakan bahwa semua dosa itu telah diampuni.
Catatan: Matius 18:15 (TB)  "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali
Yak 5:20 Kitab Yakobus menekankan iman dalam tindakan. Hidup saleh adalah bukti dan hasil dari iman. Orang percaya harus melayani dengan belas kasih, berbicara dengan penuh kasih dan jujur, hidup dalam ketaatan pada perintah Tuhan, dan saling mengasihi. Gereja harus menjadi contoh surga di bumi, menarik orang kepada Kristus melalui kasih kepada Allah dan satu sama lain. Jika kita benar-benar percaya Firman Tuhan, kita akan menjalaninya hari demi hari. Firman Tuhan tidak hanya memberi kita sesuatu untuk dibaca atau dipikirkan tetapi sesuatu untuk dilakukan. Keyakinan, iman, dan kepercayaan harus memiliki tangan dan kaki--milik kita!

Life Application Study Bible
Catatan: Matius 18:11 (BIMK) (Sebab Anak Manusia datang untuk menyelamatkan orang yang sesat!)
Ayat tersebut mengatakan kepada kita, bahwa kita harus giat memberitakan Injil dan mempertobatkan orang dalam kebenaran, Yakobus mengatakan bahwa hal itu sama dengan menyelamatkan seseorang dari maut, jelas bahwa seorang Kristen dipanggil untuk menjadi saluran Keselamatan bagi semua orang. == =
Catatan: - Markus 8:35
Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.
- Lukas 19:10
Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
- Matius 10:5-6 
Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria,
melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.
Di Yakobus 5:13–20 ini, mau menutup surat itu dengan mendorong mereka yang percaya kepada Tuhan untuk menunjukkannya. Hal ini paling mudah ditunjukkan (praktisnya) dengan berdoa dalam menanggapi setiap keadaan. Kita harus berdoa untuk diri kita sendiri, memuji Tuhan, dan mengundang para pemimpin rohani gereja kita untuk berdoa bagi kita ketika kita sakit, atau lemah secara rohani. Penyembuhan akan mengikuti; dosa kita akan diampuni. Kita harus saling mengaku dosa sehingga kita bisa saling mendoakan, sebab doa adalah  kekuatan untuk mengatasi dosa. Doa bekerja; Tuhan mendengar dan menjawab. Jika kita benar-benar percaya ini benar, perilaku kita akan mencerminkannya. 
 
Ayat 20 ini melengkapi sebuah pemikiran yang Yakobus mulai dalam ayat sebelumnya. Dalam ayat 19, yakobus menyatakan bahwa jika salah satu pembaca akan pergi dan membawa kembali seseorang dari jemaat mereka yang telah menyimpang dari kebenaran Tuhan, maka orang Kristen yang menyelamatkan itu harus mengerti apa yang dipertaruhkannya. Orang-orang yang menyimpang itu telah menjauh dari kebenaran dan masuk ke dalam dosa. Apa yang sekarang mereka yakini dlm penyimpangan mrk adalah kesalahan. Mereka sedang mempercayai kebohongan yang menjauhkan mereka dari jalan iman kepada Tuhan. Jika mereka dapat berbalik, mereka--atau jiwa mereka--akan diselamatkan dari kematian dan banyak dosa mereka akan ditutupi.
Catatan: - matius 10:13, matius 12:44,  matius 13:15,  matius 24:18 
- matius 1:21, markus 3:4, markus 8:35 
- matius 8:24, matius 10:26, lukas 8:16,